secret 14

2.5K 295 16
                                    

Haechan berlari melewati pagar sekolah, dia tidak peduli jika masih ada jam pelajaran, yang dia pikirkan sekarang adalah pergi sejauh mungkin dari jangkauan Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan berlari melewati pagar sekolah, dia tidak peduli jika masih ada jam pelajaran, yang dia pikirkan sekarang adalah pergi sejauh mungkin dari jangkauan Mark.

Berlari terus tanpa memiliki tujuan, dengan tangisan yang mengiringi langkahnya yang mulai sempoyongan.

Menaiki sebuah bukit, Haechan meraung, menangis hebat dan menumpahkan segala kesakitan nya disana.

"Aku membencimu Mark, sanga membencimu hiks." Teriaknya.

"Kau jahat Mark, kau jahat.. Hiks.. Hikss." Lanjutnya dengan suaranya yang begitu lirih seakan menyiratkan apa yang dia rasakan begitu memilukan, sebesar apapun Haechan menahan gejolak kemarahan, tetap saja semuanya harus segera dikeluarkan dan Haechan membenci saat dia harus menangisi lelaki brengsek seperti Mark.

Dia membenci nya, sangat membencinya, tapi kenapa rasa cintanya selalu mendominasi, rasanya begitu menyesakkan saat rasa cinta mu lebih besar dari benci yang kau miliki terhadap lelaki macam Mark.

Haechan terus berteriak sambil melemparkan apa saja yang ada didekat jangkauan nya, tubuhnya ambruk rasanya sangat menyakitkan ntah harus bagaimana lagi Haechan menghadapi semuanya.

Melepaskan sepatu yang digunakan nya lalu melemparkan nya ke sembarang arah, Haechan tidak peduli yang dia ingin kan adalah rasa sakitnya segera pergi, karena sungguh Haechan tidak sanggup.

"Aaarggggg, brengsek. Kau lelaki brengsek Mark."

Di sisi lain ada seseorang yang mulai jengah dengan tindakan bodoh Haechan, melampiaskan kemarahan nya dengan cara menyakiti diri sendiri bukanlah hal yang efisien, kenapa Haechan tidak memukul orang yang dia benci saja.

"Marah mu merusak alam Haechan, ck sangat tidak etis."

Haechan menoleh dan masih sesegukan menatap orang disamping nya, dan emosinya semakin membludak. Kenapa Erick slalu saja ada dimana-mana.

"Jangan menatap ku seperti itu, kau menyeramkan."

"Pergi, aku sedang tidak ingin bicara dengan siapapun."

Eric, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya lalu menatap Haechan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ayo, pulang."

Haechan merenggut tidak suka, bukankah Haechan sudah bilang jika dia tidak ingin bicara dengan siapapun terlebih dengan manusia seperti erick yang sangat menyebalkan, bukannya meredakan emosi Haechan, bisa-bisa erick malah menambah emosinya Haechan.
"Kenapa diam ayo."

Eric mendekati Haechan lalu berjongkok membelakangi Haechan. Haechan bingung dengan apa yang Erick lakukan.

"Apa yang kau lakukan." Tanya Haechan dengan suara khas orang habis menangis.

"Naiklah, kau tidak memakai alas kaki sekarang".

Eric membalikkan tubuhnya lalu menatap Haechan dan tersenyum.

Love The Killer [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang