Haechan sedang duduk dengan gelisah dikelasnya matanya terus bergerak bergulir kekanan dan kekiri, menggigit kuku jarinya, kadang Haechan juga menggigit bibir bagian dalamnya.
Terus mengingat apa yang Junmyeon katakan tentang Mark, potongan-potongan memori semalam terus saja berputar dipikirannya. Bahkan Haechan merasa tidak bisa duduk dengan tenang, keselamatan ayahnya ada ditangannya.
Mencoba menghilangkan semuanya Haechan menggeleng kan kepalnaya namun nihil, sepertinya perkataan Junmyeon tentang Mark sangat berpengaruh pada pikirannya.
"Mark adalah seorang pembunuh Haechan."
"Bahkan Mark berniat membunuh ayahmu, dengan cara mendekati mu."
"Asal kau tau, kematian ayahku pun disebabkan oleh Mark."
"Bunuh Mark, atau ayahmu yang aku bunuh."
Brakkk
"Ahk, tidaaaakk." Haechan refleks menggebrak meja, lalu berdiri dan berteriak histeris, membuat suasana kelas menjadi hening seketika, siswa lain memandang Haechan dengan aneh pandangan aneh dan bertanya-tanya.
Tapi Haechan tidak peduli tentang hal itu yang dia pikirkan sekarang adalah keselamatan ayahnya, tapi bagaimana caranya. Kenapa masalah seperti ini harus menimpa Haechan, maksudnya kenapa Junmyeon melibatkan Haechan dalam dendamnya terhadap Mark, dan lagi dendam apa yang dimiliki Junmyeon terhadap Mark.
Dan Haechan juga sedang berpikir kenapa Mark memiliki keinginan untuk membunuh ayahnya, memangnya kesalahan apa yang Jongin lakukan pada Mark, hingga Mark berniat membunuh Jongin. Pertanyaan itu terus berputar dikepalanya.
Tidak!! Haechan tidak bisa terus seperti ini, dia harus membuat rencana sendiri untuk melawan Junmyeon tanpa harus mempertaruhkan keselamatan ayahnya. Bahkan disaat seperti inipun Haechan tidak bisa mempercayai siapapun karena itu akan semakin membuat keselamatan ayahnya terancam.
"Baik Haechan, mari berpikir dengan jernih, jangan gegabah dan pikirkan dengan matang." Batinnya.
Haechan menghela napas pelan-pelan lalu menghembuskan nya, dia tidak bisa juga percaya dengan omongan Junmyeon, karena bisa saja saat Haechan telah berhasil membunuh Mark, maka Junmyeon akan membunuh ayahnya juga, dari apa yang Haechan prediksi Choi Junmyeon terlihat begitu licik dan kejam, jadi mari merencanakan sesuatu.
Mendudukan dirinya kembali, menghiraukan orang-orang yang sempat mengatainya, Haechan memejamkan matanya lalu berpikir tentang apa yang harus dia lakukan untuk bisa selamat dari Junmyeon tanpa menyakiti siapapun, karena belum tentu apa yang dikatakan Junmyeon itu benar.
Membuka matanya lalu berdiri dan beranjak dari duduk nya Haechan pergi meninggalkan kelasnya yang padahal beberapa menit lagi jam pelajaran akan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Killer [Markhyuck Gs]✔
FanfictionRemember, life is a choice Markhyuck GS