#LIVIA POV
WOW. . .!
Hanya itu yang bisa kukatakan begitu aku masuk. Ini benar benar perpustakaan, batinku. Aku duduk disebelahnya karena dia yang memintanya begitu. Tapi begitu mendengar dia berbicara, aku seperti ingin melayangkan tinju padanya.
" aku ingin kita menikah " ucapnya membuatku membelalakan mata tak percaya. me. . . menikah ?
" wow. . . wait, saya hanya tidur sekali dengan anda dan anda meminta saya menikah dengan anda? wait . . . kita bahkan hanya benar benar tidur semalam kita tidak melakukan apapun selain tidur " balasku, membuat Emmet tertkekeh begitu pria lima puluh tahunan itu masuk sembari membawa segelas jus untukku.
" saya tidak tahu , anda tidur semalam sir , pantas saja saya tidak mendengar suara teriakan apapun, masalah mimpi buruk anda sudah teratasi rupanya. . . " goda emmet membuat pria disampingku menatapnya tajam.
#JAYDE POV
" dengar , aku tidak bercanda . . . aku sudah menceritakan semuanya padamu aku memerlukan sesuatu yang kau miliki meski kau tidak tahu, koreksi belum tahu , dan kedua sepertinya apa yang dibilang emmet benar, kau menyelesaikan masalah tidurku. . . Jadi aku akan memberi waktu tiga bulan , dalam tiga bulan aku akan mencari cara mengeluarkan benda itu dari mu dan aku akan mengakhiri pernikahan kita " jelasku membuat Emmet dan Livia menatapku bingung.
" oh..., kau mendapatkan apa yang kau mau , lalu bagaimana denganku ? " tanya Livia. Aku meletakan sebuah amplop coklat berisi beberapa lembar kertas perjanjian kepadanya. " rumah, biaya bulanan , kau bisa mendapatkan nya selama kita menikah, dan setelah nya , aku juga akan memberimu rumah dan mobil setelah kita berpisah " ucapku membuat livia tertawa.
"semua yang anda sebutkan hanya uang . . . lalu nama baik ? setelah diceraikan aku akan hidup sebagia janda , dan anda juga tahu tidak akan mudah hidup menyandang predikat semacam itu " balasnya. Apa yang sebenarnya dia inginkan ? aku tidak bisa membaca isi kepalanya.
" kalau kau bisa menemukan apa yang bisa kudapatkan selain uang dan harta , aku akan mempertimbangkan nya . . . " imbuhnya sebelum berdiri dan pergi.
- - -
MALAM HARI NYA.
Dia mengatakan ingin keluar dan berjalan jalan sebentar, tapi kenapa harus sejauh ini, batinku. Aku sudah mengikutinya sejak tiga puluh menit lalu, apa kakinya tidak lelah?.
Aku barusaja berencana mendekatinya dan menyeretnya pulang kalau dia masih belum ingin kembali dalam lima menit saat aku melihat bayangan putih dari kejauhan menabrak gadis itu, dan membuatnya terjatuh.
sial, dengusku begitu bayangan itu berubah menjadi sosok dengan jubah hitam. itu klan felis. bagaimana bisa sampai disini ?.
Aku buru buru mendekati Livia dan mendorong pria dengan jubah hitam itu hingga menjauh. " Quid tu hic agis ? " bentaku. Aku tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas selain bibirnya. tapi aku bisa tahu dia klan felis dari tato di tangan nya.
" pergilah, ini wilayahku atau aku akan mengirim seluruh keluargamu ke neraka " ucapku dingin dan penuh penekanan. Pria itu sempat tersenyum, " pemilik muatiara keabadian " ucapnya lirih sebelum menghilang.
Aku meihat Livia yang diam saja memandangi bekas cakaran pergelangan tangannya. Dia terlihat shock saat ini.
" tidak apa apa, jangan takut "ucapku.
" dia . .. dia . .. dia " Livia menatapku dengan ketakutan, aku bisa merasakan keterkejutan dari nada bicara nya. " tidak apa , kau sudah aman , aku diisni " ucapku membawa gadis itu dalam pelukanku, dan berusaha menenang kan nya.
" tidak bisakah ini menjadi alasanmu menerima tawaranku ? " tanyaku melepas pelukanku padanya. " Aku bisa melindungimu " imbuhku membuat gadis itu menatapku, dan akhirnya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK EYES (COMPLETED )
RomanceBagimu mungkin aku terlihat tampan , tapi aku sudah hidup lebih dari itu . . . - Jayde Damien Corvus -