#JAYDE POV
" KENAPA KAU DISINI ? " Tanyaku kesal begitu melihat Livia malah tertidur dikamarnya setelah acara pernikahan.
Livia menatapku sebal, " kenapa kau tidak tidur disini saja ? aku sudah tidak sanggup berdebat, aku sangat lelah. . ." dengusnya. Aku membuang nafas berat sebelum memilih mengangkat tubuh mungilnya ke kamarku.
" turunkan . . . aku bisa jalan sendiri " runtuknya kesal. Aku hanya bisa menggeleng lelah. Kenapa aku harus berurusan dengan wanita semacam ini?. "ah tunggu, rambutku bau hairspray aku harus mencucinya sebentar " ucapnya berbalik dan berencana keluar dari kamarku. Aku menahan lengan nya dan mendorongnya masuk ke kamar mandi didalam kamarku. " disini ada kamar mandi, cuci disini " balasku , membuatnya mendengus.
Setelah lima belas menit akhirnya dia keluar.
Livia naik ke tempat tidur dan berbaring disampingku. sial , parfum apa yang dia pakai ? aromanya seperti vanilla bercampur bunga, lembut dan sangat memabukkan. apa yang kau fikirkan Jayde ! stop it !.
" apa yang kau lakukan disana ? kemarilah " ucapku menarik lengan nya dan membuat jarak diantara kami menghilang. Livia mendongak dan menatap mataku, membuat manikku menggelap. " matamu " ucapnya lirih. Aku menutup mataku dan mencoba mengendalikan emosiku saat ini. Aku tidak mengerti kenapa emosiku bisa tidak stabil begitu berada disamping gadis ini.
" tidurlah, sudah malam " Aku merengkuh tubuh mungilnya dan mengurungnya dalam pelukanku. Hangat dan menenangkan. aku tertidur.
- - -
Terik matahari membuat mataku tidak bisa melihat apa yang ada disekitar. Dimana ini ? kebun ?
Bagaimana aku bisa disini ? bukankah terakhir kali aku sedang tidur dikamar ? Aku berjalan kesekliling dan menemukann seorang wanita berdiri di kejauhan.
Aku berjalan lebih dekat , dan akhirnya melihat dengan jelas siapa wanita itu. Livia ?
" Livia ? " panggilku membuat gadis itu menoleh dan tersenyum.
Wanita itu mengulurkan bunganya dan menariku berlari mengitari tempat ini bersama nya. Dia tersenyum, lagi dan lagi. Kenapa rasanya aneh sekali ? apa ini mimpi ? aku belum pernah memimpikan hal semacam ini sebelumnya.
Livia tersenyum sebelum meraih tanganku dan meletakan kedua telapak tanganku diwajahnya. Dalam satu detik sebuah benda jatuh ke telapak tanganku.
sebuah mutiara ? apa ini bendanya ? benda yang kucari ?.
Baru saja aku merasa senang ketika aku mendengar suara seseorang yang sangat kukenal.
"sir " suara emmet. Aku mengucek mataku dan melihat sekeliling. Ini kamarku.
jadi itu tadi hanya mimpi ?. Aku meirik kesamping dan tidak menemukan Livia disana. Dimana gadis itu?.
" Madam sudah pergi sir, dia pergi ke kantor setelah menghabiskan sarapan nya tadi " jelas Emmet membuatku bingung. Mimpi itu terasa begitu nyata. Dan iya, itu bukan lagi sebuah mimpi buruk yang datang setiap malam selama beratus ratus tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK EYES (COMPLETED )
RomanceBagimu mungkin aku terlihat tampan , tapi aku sudah hidup lebih dari itu . . . - Jayde Damien Corvus -