25 - DEAD END

69 10 0
                                    

# JAYDE POV

Bagaimana sekarang ? bagaimana caranya membujuk wanita tua itu untuk mengeluarkan Livia ?. Aku memutar otakku dengan keras, tapi tidak berhasil menemukan apapun.

Emmet masuk dengan secangkir teh ditangan nya. " aku tidak haus, kenapa kau membawakan itu , bawa pergi kembali " ucapku dingin.Alih-alih mendengarkan kalimatku barusan, pria itu malah memilih meletakan cangkir yang ternyata kosong itu didepanku. Apa lagi ini ?.

" Apa kau sudah menjadi gila sekarang , dengan memberikan cangkir kosong padaku ? " tanyaku menatapnya tajam. Pria itu tersenyum. " apántisi " ucapnya menyodorkan cangkir itu kehadapanku

Pria itu memintaku melihat kedalam cangkir , dan membuatku terkejut ketika aku bisa melihat seklebat bayangan disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu memintaku melihat kedalam cangkir , dan membuatku terkejut ketika aku bisa melihat seklebat bayangan disana . " apántisi . . . the answer , sir " emmet menatapku dengan sebuah senyuman. Aku lupa, ibuku bisa melihat masa depan, karena itu dengan kemampuan nya dia membuat benda ini.

Livia terlihat tertawa dan terseyum sembari berlarian dihalaman sebuah rumah yang aku yakin tidak terlihat seperti bangunan di negara ini. Dimana sebenarnya mimpi membawa wanita itu ?

jalan buntu, itu yang sedang kuhadapi saat ini.



# LIVIA POV

Aku terbangun di sebuah bangunan lama yang begitu familiar. Dimana ini ? Aku turun dari lantai dua dan menemukan seorang pria dan wanita yang sedang duduk berdua diruang tamu rumah ini.

Aku tertegun , nafasku tercekat selama beberapa detik, sebelum aku berlari dan memeluk mereka.

Ayah dan Ibuku.

- - -

Jadi semua itu mimpi ?

Semua yang kualami selama ini hanya sebuah mimpi ?. Aku tidak keberatan kehilangan semua itu selama Ayah dan Ibuku kembali.

Tapi, kenapa aku tidak begitu bahagia ?

Kenapa aku merasa seolah masih ada yang hilang dan kurang ?

Aku menatap makanan didepanku , membuat ibuku menatapku kesal. " Livia El Danvers ! sampai kapan kau hanya akan menatap makanan didepanmu ? " dengusnya membuat kesadaranku kembali. Aku tersenyum melihat Ayahku yang menyendok makanan didepanku dan bertengkar secara verbal dengan Ibuku.

Apapun yang kulupakan saat ini, tidak mungkin itu lebih berharga dari ayah dan Ibuku bukan ?.

DARK EYES (COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang