31

526 69 9
                                    

"Julia?!"

Aku memasang wajah cemberut begitu harus melepaskan tanganku dari lengan Alden. Huft, Alden ini tidak peka sekali yah? Ini pertama kalinya aku menghadiri acara seperti ini. Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa, dan satu hal lagi. Disini aku tak mengenal seorangpun. Nah kan, gimana mau jauh-jauh dari Alden coba?

"Hallo pak Alden! Bagaimana kabarnya?" Seorang pria yang kuyakini adalah orang yang memiliki jabatan tinggi tiba-tiba datang menyapa Alden. Hm, ga nyapa aku gitu?

"Baik. Pak Dimas sendiri? Bagimana kabarnya?" balas Alden dengan sangat sopan. Ah, Alden memang profesional untuk hal seperti ini.

Pria tersebut tersenyum, "Baik, baik. Em, ini partner Pak Alden?"

Badanku membeku begitu 'Pak Dimas' tersebut memandang kearahku dan menanyakan perihal diriku. Aduh, aku harus bagaimana ini? Ga biasanya aku kaku seperti ini astaga. Ada apa dengan diriku?

"Iya. Ini parner saya pak." balas Alden dengan senyum yang terlihat dipaksakan.

"Saya Dimas, CEO EK company." ujar Pak Dimas. Aku tersenyum kaku begitu Pak Dimas mengulurkan tangannya padaku. Jantungku terlalu berdetak kencang hingga tanganku sedikit basah karena keringat. "Saya Julia, partnernya Pak Alden." jawabku sambil menjabati tangan Pak Dimas. Berjabat tangan dengan CEO perusahaan Komik terbesar di Asia tenggara benar-benar menegangkan.

Wait!

Tapi, Ini kenapa lepasinnya lama sekali yah? Waduh?

"Em, sepertinya saya pernah melihat kamu."

Huft, akhirnya dilepas juga. Untung aja, padahal diriku sudah PEDE bahwa pak Dimas menyukaiku, hihihi.

"Benarkah?" tanyaku penasaran. Ah, sepertinya beliau melihatku di sosial media.

"Apakah kamu seorang selebgram?"

Nahkan? Benarkan? Sudah kubilang.

Aku tersenyum kemudian menyelipkan anak rambutku kebelakang telinga. "Iya pak."

Sebentar Jule. Tolong jangan kepedean astaga.

"Ah, pantas saja wajahmu sangat familiar, hahaha." tawa yang keluar dari Pak Dimas membuatku ikut tertawa. Tapi entah kenapa mataku malah menangkap Alden yang justru seperti tak nyaman.

"Ohiya, follback dong."

Eh?

Mataku mengerjap berapa kali meyakinkan apa yang kuliah dan dengar ini benar. Hey? Follback? Maksudnya?

"Udah dari lama aku follow akun IG-mu, tapi ga di follback."

Aku menutup mulutku tak percaya? Benaran nih CEO muda nan inspiratif seperti dia Follow akun IG-ku? Aku ga bermimpi kan?

Segera aku menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf kemudian langsung mengeluarkan ponselku dan segera mencari akun IG milik Pak Dimas.

Ah, ketemu. Ternyata benaran udah difollow dari dulu. Astaga, Julia ogeb. Kok baru tau sekarang sih? Kan kalau dari dulu dekat sama nih CEO elu ga perlu repot-repot jadi partnernya Alden. Huaa, penyesalan selalu datang terakhir.

"Sudah saya follback pak." kataku sambil tersenyum ramah pada Pak Dimas.

"Permisi!" Seorang staff dengan mikrofon lengkap di telinganya mendatangi kami dengan sopannya. Ah, aku tau. Ini staff yang menangani kami. Sepertinya kami harus bersiap pergi sekarang.

Mengerti akan kedatangan Staff tersebut, Alden mengalihkan pandangannya pada Pak Dimas.

"Kami permisi dulu," ujar Alden sambil menunduk tanda hormat diikuti dengan aku yang juga pamit pergi.

"Sukses ya Talkshow-nya Julia."

Wey? Aduh, nih CEO jangan sampai bikin hatiku cenat-cenut astaga. Mana senyum lagi. Argh, ambyar aku.

Segera kubalas dengan senyuman, kemudian berpaling kedepan. Ais, kenapa harus berpapasan mata dengan Alden?

"Ayok," ajak Alden.

Baru saja kakiku ingin melangkah dibelakang Alden, tiba-tiba tangan Alden menarik pinggangku hingga berada disampingnya dalam jarak yang sangat dekat.

Sebentar. Apa-apaan ini? Mengapa jantungku rasanya ingin keluar dari tempatnya. Astaga, why Alden akhir-akhir ini suka bikin jantung aku berdetak kek lagi dangdutan tujuh hari tujuh malam woyyyy!

"Jangan follback sembarang cowok."

Mataku membelalak sempurna kemudian menatapnya dengan posisi yang sangat dekat. "Pak Dimas bukan cowok semba-"

"Ga boleh." potong Alden masih terus menatap tajam kearah depan.

"Kenapa?"

Alden semakin mengeratkan tangannya dipinggangku sedikit membuatku terkejut karena jarak kami benar-benar sangat dekat.

Mata Alden yang awalnya menatap kedepan, kini berpaling menatap mataku. Sangat dalam dan sangat tajam, hingga suara jantung bisa terdengar saking berdebarnya.

"Gue ga suka."

***

Hey hooo.

Sepertinya Alden mulai ada kemajuan yah mendapatkan Juleha. Eh, emang Alden suka sama Juleha? Hmm, mencurigakan. Hihihi

Jangan bosan-bosan baca ceritaku yah. Kalau bosan gpp sih:(

Okey deh. Sekian aja author note nya. See you next part guys.

PARTNERSHIT, I Love You!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang