"Oh jadi besok jadwal pemotretannya? Kira-kira besok berapa tempat?"
Ponsel di tangan kanan kualihkan ketangan sebelah. Kakiku terus berlari kecil menuruni anak tangga. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang sibuk. Dua minggu lagi maka pernikahanku dan Alden akan dilaksanakan. Walaupun masih sulit untuk dipercaya, aku tetap terus mengikutinya. Siapa tau memang ini rencana Tuhan yang terbaik untukku.
"Hati-hati! Makan dulu sini. Ada Andre nih,"
Suara ibu berhasil membuatku tak fokus dengan perkataan Eka.
Sebentar. Andre?
Badanku berbalik mamastikan apa yang dikatakan oleh ibu. Dan yap, iris mataku mendapati seorang pria yang sudah berdiri dari kursinya sambil menatapku dengan senyuman khasnya.
"Hai Juleha! Apa kabar?"
Badanku membeku seketika.
Ini benar-benar Andre!
***
"Persiapannya lancar?"Aku menarik napas dalam begitu Andre dengan tenangnya mempertanyakan hal itu. Bukankah ini aneh? Bagaimanapun juga semenjak dahulu belum ada kata putus yang keluar dari mulut kami masing-masing.
"Syukurlah, lancar-lancar aja." balasku sedikit kikuk karena tak nyaman dengan situasi sekarang.
Semenjak tadi saat Andre menyapaku dengan senyum khasnya, badanku tiba-tiba lemas sendiri. Rasanya seperti melakukan kesalahan besar. Tapi siapa juga yang salah? Bukannya dia yang pergi meninggalkanku tanpa memberi kejelasan sedikitpun?
"Maaf karena waktu itu ga ngasih kejelasan."
Bibirku menipis tatkala kalimat itu keluar dari mulutnya. Seakan mengerti saja apa yang aku pikirkan sekarang. Mau bagaimanapun juga ini sudah terjadi. Mau bagaimana lagi?
"Iya,"
Langkah kami mulai terhenti tepat disebuah bangku yang didepannya ada mejanya. Tidak, kami tidak sedang diluar. Andre mengajakku untuk membicarakan sesuatu ditaman belakang rumahku. Dan anehnya aku mau-mau saja diajak Andre.
"Silahkan duduk." katanya mempersilahkanku untuk duduk duluan. Ah, seharusnya aku yang mengatakan hal itu. Ini rumahku, ckck.
"Ga nyangka sekarang sahabat kecil gue udah mau nikah aja." Andre tertawa sambil menatapku.
Bibirku terangkat keatas, ya dia benar. Kejadian ini memang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
"Lu gimana? Udah dapat calonnya?"
Andre tersenyum sepintas, "Sebenarnya udah sih."
Mataku membelalak kaget. Udah? Jadi selama ini dia ninggalin aku tanpa kejelasan dan pergi mencari perempuan lain?
"Tapi sayangnya, calon gue udah dijodohin sama sahabat gue sendiri."
Aku membuang napas kasar begitu mendengar penjelasan Andre. Oh, ternyata ditinggal kawin toh. Wkwk, keknya dia kena karma deh karna ninggalin gue tanpa kejelasan. Hahaha.
"Sabar, sabar. Nanti juga bakal dapat yang lebih baik," kataku mencoba menyemangatinya sambil tertawa kecil.
"Ohiya, waktu itu gue tiba-tiba pindah dan ga ngasih kabar ke-"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNERSHIT, I Love You!✔️
HumorCuman kisah ringan tentang seorang komikus dadakan dan partnershit-nya. Yang penasaran, cuss dibaca:) PARTNERSHIT, I LOVE YOU! by Febrianty Maria