"Ya, Bagus. Sekali lagi yah, Alden coba lebih dekat lagi ke calon istrinya."
Aku meneguk salivaku kasar. Pandanganku kuedarkan kesemua penjuru. Semua orang tengah menatapku dan Alden dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Ada yang gemas sendiri, ada yang em...mengejekku. Ya, dua orang itu. Axel dan Eka sedari tadi saat pemotretan kami dimulai, mereka berdua tak henti-hentinya menggodaku hingga membuatku kesal sendiri.
Jarak mulai dipersempit oleh Alden, tangannya dengan lembut merangkul pinggangku hingga jarak kami benar-benar tertinggal beberapa senti saja. Bisa kupastikan Alden pasti dengan jelas mendengar debaran jantungku ini yang tak bisa dikondisikan lagi.
"Yap Bagus. Wajahnya didekatkan sedikit."
Omo... Omo... Omo...
Pipiku memerah seketika begitu wajah Alden mendekat kewajahku. Tatapan matanya jatuh tepat diiris mataku. Ini gila, rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
"Gimana kalau cowoknya nyium kening si cewek aja?"
Kualihkan pandanganku ke sumber suara. Mataku melotot tajam kearah Axel yang dengan tak tahu malunya berteriak hal semacam itu.
"Boleh, boleh. Alden silahkan nyium kening calonnya." ujar sang photographer.
Segeraku mundurkan langkahku. "Ga, ga. Belum resmi nikahnya. Ga mau." tolakku. Sebenarnya bukan itu alasan utamanya. Aku hanya tidak ingin jantungku meledak seketika karena Alden yang nantinya menciumku. Walaupun ini cuman untuk foto saja, tapi bapernya-kan ga boongan.
***
"Kurang ajar yang lu berdua. Sengaja bikin jantung gue mau lompat keluar?!" kesalku begitu selesai dengan acara pemotretan hari ini.
Kuangkat gaunku semakin tinggi saat harus menaiki anak tangga yang membawaku bertemu dengan Axel dan Eka.
"Kan harus gitu. Biar lebih romatis." sahut Eka dengan senyuman menggodanya.
"Romatis, romantis. Pala lu romantis? Buta lo? Jantung gue kek mau keluar aja dari tempatnya,"
Jari Axel langsung dengan cepat menutup mulutku hingga membuatku kesulitan berbicara. "Ga boleh ngomong gitu maemunah. Bagaimanapun juga kalian akan menikah sebentar lagi. Jadi lu harus siap untuk segala keromantiasan yang akan diciptakan si Alden."
Aku menepis tangan Axel dari mulutku, kemudian beracting seperti orang yang sedang mual. "Romantis pala kalian berbi?"
Tanyaku beralih mengangkat gaunku kemudian menatap mereka dengan tatapan memohon. "Bantuin gue ke ruang ganti weh. Gaun gue berat," lanjutku.
Baru saja Axel dan Eka ingin membantu mengangkat gaunku, tiba-tiba Alden datang dan dengan sendirinya menyuruh Axel dan Eka untuk tetap diam. "Biar gue aja,"
"Ciee,,, cie,,, makin romantis nih yee,,, uhuy yang bentar lagi nikah mah beda." teriak Axel membuat kehebohan hingga beberapa orang melihat kearah kami.
"Sekarang kita ga perlu repot-repot jagain Juleha lagi. Dia udah punya suami yang siap siaga nolongin dia 24 jam. Huhuhu, aku iri." sambung Eka yang justru semakin membuat kepalaku pusing tujuh keliling.
"Nikah gih sama Axel." refleksku membuat si Eka melotot tajam. Haha, nah kan. Kena kan?!
Axel tersenyum, "Gue sih mau gitu. Tapi dianya ga mau,"
Pletakkk
Tangan Eka dengan santainya menabok kepala Axel. Aduh, aduh kalau begini jangan deh. Yang ada kalau mereka nikah, tiap hari kasus KDRT makin meningkat.
"Maap, maap becanda." ujar Axel sambil mengelus kepalanya yang kesakitan.
"Tapi kalian berdua cocok."
Badanku berbalik kearah Alden. Hey? Sejak kapan anak itu mau nimbrung bersama kami yang bahasnya hal-hal tak berguna seperti ini?
"Lu mau ditabok juga den?" ancam Eka membuat Alden mengangkat tangannya memohon ampun.
Weh? Ini Alden kan? Benaran dia bereaksi seperti itu?
"Keknya si Alden dah Cinta banget sama Juleha mangkanya mulai nimbrung sama kite-kite,"
Aduh, suek nih Axel. Coba sehari aja ga ngegoda, bisa ga? Benar-benar mau disumpal mulutnya pake karung bekas.
"Sepertinya,"
Hening.
Hanya dengan satu kata itu Alden berhasil membuat kami bertiga terdiam ditempat. Axel dan Eka yang awalnya tertawa karena berhasil menggodaku kini berubah menjadi diam sambil memandang Alden. Dan aku yang terkejut dengan kata-kata Alden hanya bisa diam dan tak berani menatapnya. Jantungku kembali berpacu dengan cepat. Apakah ini yang dirasakan orang-orang saat sedang jatuh Cinta?
"Sejak kapan? Eh, ga. Maksudnya sejak kapan lu suka sama Juleha? Jangan bil-"
"Dari awal gue ketemu sama dia."
Lagi. Hening yang tercipta. Entah apa yang ada didalam pikiran kami masing-masing.
"DARI KECIL???"
***
Tbc
Ehem, sepertinya si Alden mendam perasaanya dari lama nih. Huhuhu. Si Juleha ga peka nih.
(Foto Alden yang diposting juleha di ig nya)
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNERSHIT, I Love You!✔️
HumorCuman kisah ringan tentang seorang komikus dadakan dan partnershit-nya. Yang penasaran, cuss dibaca:) PARTNERSHIT, I LOVE YOU! by Febrianty Maria