09

765 112 11
                                    

Soto ✔️

Ayam goyeng✔️

Rendang✔️

Nasi✔️

Mie✔️

Okey mantul!

Semuanya sudah tersaji diatas meja dengan rapi berkat kehandalan tanganku. Prokk... Prokk...prok... Tepuk tangan dong!

Aku yakin setelah seisi rumah melihat hidangan dimeja ini, beuhh bakal ngiler terkaget kaget tuh. Percaya deh

Kurapikan sebentar rambutku begitu mendengar suara pintu yang terbuka. Okey kalem jul, dikit lagi lu bakal dipuji nih. Siap, siapp! Uhhh,

Satu

Dua

Tiga

"Ngapain lu?"

aiss, ngape lagi suara Eka melengking banget. Mana dekat telinga lagi.

Kubuka mataku bersiap menggampar si Eka. Tapi begitu melihat banyak orang yang sudah berkumpul di ruang makan, kuurungkan niatku. Okey urusan menggampar si Eka bisa ditunda dulu.

Sekali lagi, anak rambutku kuselipkan kebelakang telinga dengan gaya malu-malu. Taulah, orang bakal dapat pujian gini mana ga senang. Ye ga? Ye aja

"Lu yang masak ini semua jul?" tanya Axel membuatku tersenyum kecil.

Pertanyaan Bagus xel. Tingkatkan nak!

"Ho'oh"

Masih dengan tingkah malu-malu aku menjawab pertanyaan Axel.

"Kesambet lu?"

Bibir yang tadi melengkung Indah menebarkan senyum kini melengkung turun. Ngapa sih ga bisa muji aja gitu? Ngapa harus bilang kek gitu sih Eka??!!!!!

Kuangkat kembali lengkungan bibirku, "Ga kok. Ini cuman permintaan maaf aja. Kan gue ga pernah serius tuh nangepin kerja sama ini. Jadi makanan ini sebagai permintaan maaf gue. Sekalian mengawali kerja sama ini dengan semangat! Ayok silahkan dimakan!" jelasku bangga.

Alden nampak tak peduli, ia langsung menarik kursinya dan menyabar makanan yang ada didepannya. Dasar ga tau berterima kasih! Okey, santai jul. Jangan esmosi, tenang.

"Mbak julia. Masakannya enak," ujar seorang staf sontak membuat wajahkuku terangkat menatapnya.

"Hehe, makasih. Ayok dimakan lagi rendangnya! Spesial loh, hehe."

Setelah mengatakan hal itu tak ada lagi pembicaraan diantara kami. Hanya ada suara sendok dan piring yang saling berdentingan mengisi keheningan kami.

"Setelah selesai makannya semua ke ruang tamu. Kita bahas konsep komiknya,"

Alden membuka suaranya begitu selesai menghabiskan makanannya. Otomatis semua langsung mengangguk dan cepat-cepat menghabiskan makanan mereka. Setelah meminum airnya, Alden langsung melengang pergi dari hadapan kami tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk berterima kasih pada makanannya yang telah aku hidangkan ini.

Aku melihatnya dengan tatapan sayu. Suekkk, Sumpah pengen ku jitak kepala dia sampe bocor. Ga tau berterima kasih sekali, udah dikasih makan enak malah langsung pergi aja. Woy dimana rasa empatimu Bambang?

"Julia. Terima kasih atas makanannya." tutur seorang staff wanita yang kuyakini lebih tua dari padaku.

"Sama-sama mbak." balasku sambil tersenyum ramah. Wait kok si Julia Angelina bisa seramah ini yeh? Kok? Kok?

Sibuk dengan pemikiranku atas tindakan ramah yang baru saja terpancar dari dalam diriku, aku tak menyadari bahwa satu persatu manusia sudah hilang dari meja makan ini.

PARTNERSHIT, I Love You!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang