27

525 67 0
                                    

Aku membenarkan sedikit dress berwarna biru laut miliku kemudian menggendong Emily keluar dari mobil. Bukan untuk piknik lagi, melainkan hari ini kami semua berencana untuk ke Gereja yang lumayan jauh dari desa.

Kulirik sebentar area luar Gereja ini. Hm, nampak luas. Banyak pohon dan juga rumput yang tertata rapi, bunga-bunga yang ditanam membuat mataku serasa ditaruh es saking segarnya. Untuk pertama kalinya setelah 2 tahun hidup di dunia ini aku kembali menginjakkan kaki ke dalam gereja. Well, selama ini aku malas ke gereja. Maafkan hambamu ini ya Tuhan. Tolong bimbing aku kepada jalanmu lagi Tuhan.

"Mily, nanti dalam gereja jangan nakal-nakal yah. Jangan berisik. Okey?" celetukku sambil membenarkan poni Emily.

Dari kejauhan aku melihat Axel berlari kecil kearahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan aku melihat Axel berlari kecil kearahku. Ia sempat melirik sebentar jamnya kemudian memandangku dan Emily. "Jul. Katanya misa-nya dimulai jam sembilan. Em, masih tiga puluh menit lagi. Mau langsung masuk ke dalam atau di luar dulu? Biar Emily ga ribut didalam." katanya.

Hm, masih 30 menit yah?

"Di luar aja lex. Takut si mily ribut didalam. Lagian disana ada taman bermain tuh. Mau ajak Emily ke sana dulu."

Axel mangut-mangut. "Wokey. Kalau gitu gue temanin si Eka masuk duluan yah. Dia lagi ada something didalam."

Tawaku pecah begitu Axel mengatakan hal tersebut setengah berbisik. Ah, aku tau ini. Aku tau yang akan dilakukan Eka didalam sana. Berdasarkan curhatannya semalam, aku yakin dia meminta hal itu. Axel pun sepertinya tau. Sudah pasti Eka meminta jodoh yang tepat. Setelah disakiti oleh cogan itu, Eka pasti trauma berat. Haha,

"Byee... Anak-anak yang lain juga mau langsung masuk kedalam. Elu hati-hati jagain keponakan gue. Jangan sampe kulitnya lecet yeh. Awas lu." ancam Axel dan langsung mencium Emily dan melengang pergi.

Kalu aku jadi Emily, sudah kujambak rambut Axel. Enak sekali main nyium-nyium. Ngebet punya anak kali yah. Ckck,

"Jo, kita main."

Aku menurunkan Emily, membuatnya berjalan sendiri dengan cepat karena kesenangan. Jadi begini yah rasanya liat anak sendiri ketawa kesenangan. Ada adem-ademnya gitu. Huaa, pengen gigi pipinya Emily.

***

"Syuttt,"

"Mama, mama itu..."

"Emily. Diam yah."

Beberapa orang melihat kearahku begitu suara Emily menggelegar keseluruh sudut gereja. Bagaimana tidak, disaat semuanya sedang hening, Emily malah berteriak dan memberontak ingin turun dari gendonganku. Oh my lord... Aku sudah tidak bisa mengatakan apapun.

"Mbak, anaknya tolong disuruh diam." tegur seorang pria paruh baya didepan kami. Waduh, kami menggangu sekali ini namanya.

"Mama. Mily ke situ." ujar Emily semakin memberontak membuatku hanya bisa menggelengkan kepala sambil menyuruhnya untuk tetap diam.

"Bawa Emily ke luar aja." bisik mbak Rani.

Aku membuang napas lesu. Dengan wajah sedih aku melihat kearah Emily. Terus-terusan memohon kepadanya untuk tetap diam. Ini pertama kalinya setelah dua tahun aku kembali ke gereja. Setidaknya kali ini saja aku mengikuti misa sampai selesai sebagai tanda syukurku atas kehidupanku yang baru ini. Iya tau itu konsekuensinya mambawa anak ke gereja. Tapi, mau bagaimana lagi?

Baru saja kakiku ingin melangkah keluar. Tiba-tiba seseorang menarik Emily dari gendonganku membuat Emily berteriak kesenangan.

"Papa aden."

Yap. Alden.

Wait. Ba-bagaimana bisa?

Alden tersenyum, "Syuttt."

Dengan cepatnya Emily mengunci rapat bibirnya hingga tak mengeluarkan suara sedikit pun.

"Biar gue yang urus Emily."

Badanku membeku. Hey? Ini benaran Alden? Ini benaran Alden yang dulu yang mau ngejagain Emily? Eh? Kesambet apa dia? No no.

Sepertinya dia kemasukan roh Kudus. Arghhh, pipiku panas rasanya.

Badan atletisnya berhasil memukau beberapa gadis muda tatkala ia keluar gereja sambil menggendong Emily. Huaaaa, mata tidak bisa berbohong. Aku yakin semua wanita terpesona dengannya. Ia seperti daddy daddy hot.

But, wait.

Berarti? Ha? Alden sudah tidak marah lagi padaku dan Emily? Iyakah?

Huaaaaa,

Terima kasih Tuhan, aku mencintaimu dan juga insanmu.

***

Si kang asep a.k.a Alden

a Alden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

PARTNERSHIT, I Love You!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang