25. salah paham

53 27 14
                                    

Nafasnya berhembus terlalu terburu-buru saat langkahnya kelewat cepat seperti mencari mangsa yg tepat untuk Chaeyeon terkam.

Karena semakin hari, semakin sakit dan tepat malam ini Chaeyeon tanpa ampun menyetir mobil menuju tujuannya dimana Sujeong akan menutup restorannya.

Tatapannya tak berhenti melihat dari arah sana Sujeong sedang membantu pekerjanya beberes sebelum benar-benar hanya Sujeong sendirian.

Ekor matanya melirik pistol yg ia siapkan lalu mengisi peluru.

"Bersiaplah, kali ini aku tak akan mengampunimu lagi."

Dan saat yg di tunggu-tunggu pun datang, semua pekerja mulai pulang satu persatu menyisakan Sujeong sedang sibuk menggembok pintu.

Chaeyeon menghampiri Sujeong ketika dia akan pulang dengan cepat, Chaeyeon menodongkan pistol tepat di dahinya.

"Ikut aku."

Kedua manik mata itu bertemu, Sujeong mencoba tenang untuk saat ini, rasanya tenggorokan sangat tercekat, tubuhnya hampir terjatuh tepat di depannya Chaeyeon sedang dalam situasi ingin membunuhnya tepat malam ini.

Sujeong pun menuruti perintah Chaeyeon.

--

Chaeyeon begitu gila.

Melakukan hal nekat karena hanya Sujeong yg selalu Mingyu pikirkan dan perasaan paling kecewa yg pernah Chaeyeon terima saat ini yakni ia yakin bahwa Sujeong tidak pernah menerima hubungannya dengan Mingyu.

Ada tiga peluru sudah ia masukkan dan ekspresi paling ia nantikan ialah ketakutan Sujeong yg selalu ingin dia lihat.

"Kau jangan terlalu takut, aku hanya ingin menanyakan sesuatu."

"Ap- apa apa?." Dengan terbata-bata Sujeong berusaha menjawab pertanyaan Chaeyeon.

"Kau lihat kan kondisiku sekarang, aku sedang hamil." Pelan pelan Chaeyeon mengelus perutnya. "Lihatlah, bahkan kantung mataku saja terlihat lebih hitam."

"Katakan yg sejujurnya, apa yg ingin kamu lakukan?." Sujeong berusaha tegas.

Chaeyeon berdecak kagum "ck..ck.. aku hanya merindukan temanku yg sekarang berani tidak tau apa-apa." Lalu ia menancapkan pelatuk pistol secara perlahan. "Aku merasa lega setelah kau mengaku bahwa kaulah yg menyuruh pembunuh bayaran untuk meneror ku."

Matanya seketika terpejam kala pistol itu tepat di kepalanya.

"Kau masih diam hah!."

"Atau kau masih pura-pura tidak tahu."

Perlahan ia memegangi pelatuknya, matanya berkaca-kaca bersiap menembakkan peluru ke kepala Sujeong.

"Biar aku katakan sesuatu,Chae. lepaskan pistol itu dari kepalaku."

"Tidak. Aku tidak mau melakukannya." Chaeyeon menyunggingkan senyum smrik.

"Per.. pertama. Aku tak tau apa maksudmu, aku menyewa pembunuh bayaran?.apa kau pikir aku se gila itu, aku memang membencimu tapi aku tidak ingin menjadi gila sepertimu." Pintahnya seraya meneguk saliva "Ke..kedua. aku tidak ada hubungannya dengan Mingyu lagi semenjak kalian menikah."

Sujeong memegang erat pistol yg siap menancap di kepalanya saat Chaeyeon siap menembakkan peluru itu. Hanya cara ini yg bisa Sujeong lakukan meskipun bukan waktu yg tepat baginya untuk meninggalkan dunia.

"Jika itu tak bisa membuat kamu percaya, tembak saja kepalaku." tegasnya lagi.

"Bohong! Itu semua bohong."

Hold On Me; Lee Jinhyuk & Ryu Sujeong [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang