26. ini bukan kesalahan

65 28 23
                                    

Mingyu, laki-laki yg sekarang berdiri di depan kamar Sujeong sedang mencoba menyakinkan Sujeong bahwa ia menunggunya membukakan pintu.

"Mingyu, pulang lah. Aku sedang ingin sendiri." Suara dari kamar memintanya untuk pergi dari kediamannya.

Senyuman kecut tak melengkung, hanya sudut bibir tertarik. Wajahnya menampakkan jika apa yg akan terjadi ketika kebohongan yg ia buat, akan menyakiti dirinya, Sujeong dan Chaeyeon.

"Tidak. Aku ingin disini."

"Pulang saja, Gyu. Aku bosan mengusirmu dari rumahku sendiri."

Suara seberang sana di akhiri tangisan pilu. Mingyu tak menyangka jika ada hati lain yg lebih kecewa oleh ulahnya.

Tubuhnya merosot ke lantai, tangisannya mengucur deras. Sujeong tak menyangka Mingyu menyembunyikan kebohongan itu sendiri. Sejak awal, hubungan mereka hampir di pisahkan oleh cinta terlarang di masa lalunya.

Itu tidak normal.

Dirinya kalut dalam kesedihan. Hanya kata-kata yg ingat bahwa cinta terlarang bisa membuat nyawa seseorang akan terancam, dan Chaeyeon dan dirinya dalam bahaya seorang pria punya obsesi gila.

"Maafkan semua kebohonganku, Sujeong." Cukup semua kata-kata mutiara yg Mingyu ungkapkan.

Antara harus berterimakasih atau dendam, ia di penuhi pikiran yg membuat hatinya sakit.

Di sisi lain, Mingyu menyembunyikan identitas dirinya demi melindunginya tapi satu nyawa akan menjadi penggantinya. Lalu dendam, karena Mingyu berbohong terlalu lama, menusuk hubungan mereka dari belakang, menikah demi menutupi jejak kehidupannya yg dulu bersama, memanfaatkan Chaeyeon sampai dia benar-benar jatuh cinta padanya. Dan sekarang dia kembali?.

Ingat! Sujeong pernah marah pada Mingyu kala dia membuatnya hampir kehilangan hidupnya satu tahun lalu.

Perempuan berbalut kaos putih dan celana jeans itu hanya bisa bilang kecewa.

"Sujeong-ah, mianhae."

"Aku terlalu banyak berbohong di belakangmu. Apa yg terjadi di masa laluku, tolong maafkan aku. Itu terjadi bukan karena salahmu, tapi ini akibat sikap ku yg kau selalu ada untukku."

"Aku sudah menyakitimu dan Chaeyeon. Dan pria itu, hanya tau keberadaan Chaeyeon saja bukan kau."

"Sebisa mungkin, aku akan melindungimu dari Wonwoo. Dengarkan aku saja, Sujeong."

"Jawab aku. Apa kau menangis?."

Laki-laki dengan kemeja putih mengepal tangannya sampai membuat urat-uratnya menonjol terus mengetuk pintu begitu suara tangisan Sujeong semakin keras.

"Buka pintunya." Geram Mingyu mengetuk pintu keras.

Raut wajahnya begitu khawatir karena di dalam sana tak mau menjawab ucapannya kecuali kata mengusirnya keluar.

Sujeong masih tak menggubris Mingyu di luar pintu dan suara gebrakan pintu sampai ia harus menahannya dengan tubuhnya yg sudah merosot lemah di lantai.

"Jika kau masih diam saja, akan aku dobrak pintu ini." Ancam Mingyu dari luar.

Brak

Brak

Sudah dua kali Mingyu mendobrak pintu, Sujeong menelungkup wajahnya di kedua tumit kaki sembari terus menangis.

"Jangan seperti ini, Sujeong. Kau tak bisa bersembunyi dariku. Keluar lah.. akan ku jelaskan semuanya. Kali ini tidak ada kebohongan lagi."

"Keluar lah."

Mingyu pun merosotkan tubuhnya ke lantai. Punggungnya menempel tempat di daun pintu. Ia sudah menyerah untuk sekedar berdiri, memohon-mohon agar Sujeong mau keluar dari kamarnya.

Ia menghela nafas panjang.

Tangannya kini mengusap wajahnya kasar.

"Lelah jika harus menjelaskan ini dengan emosi. Emosi kita berbeda ya?."
Lirih Mingyu berkutat memainkan kedua jari manisnya.

"Aku akan mengatakan semuanya, jika kau masih diam aku anggap kau mendengarkan aku di dalam sana." Ia kembali menghela nafas.

"Terimakasih, kau ingat kan pertama kali kita bertemu di Paris. Saat itu aku hampir saja mati, dan kau datang seperti dewi fortuna. Saat itu, aku baru saja sembuh dari ajang bunuh diri yg ku buat sendiri."
Mingyu begitu berkaca-kaca saat ingin melanjutkan ceritanya.

"Wonwoo dan aku, kita berdua menjalani hubungan terlarang karena kita punya kehidupan miris akibat kekejaman seorang wanita yaitu ibu. Aku di buang ibuku dan dia jadi korban kekerasan akibat ibunya yg alcoholic."

"Kita berada di dosa yg sama. Namun, saat aku sadar jika aku menyukai seorang wanita. Aku ingin berubah untuknya. Tapi, dia tak mau menerimanya."

"Sumpah yg dia ucapkan, itu membuatku takut. Dan kau tau? Siapa wanita yg ingin aku lindungi?."

Dari dalam, Sujeong mendengar semua cerita masa lalu Mingyu. Ia mengusap air mata, menjadi pendengar.

"Siapa dia?." Tak sengaja, Sujeong mengucapkan kata itu.

"Kamu."

❤️❤️❤️❤️

"astaga kakak, kenapa kau mau mendobrak pintunya." hardik Wooseok saat dia tau kakaknya tiba-tiba datang ke apartemennya. Akhirnya Jinhyuk berjalan menghampiri adiknya, memeluknya.

"Kau hampir merobohkan seluruh apartemen."

sarkas Wooseok terkekeh melihat tingkah kakaknya mirip anak kecil.

Jinhyuk tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, sudah lama ia tak berjumpa dengan  Wooseok semenjak dia berencana ingin kuliah di Jepang. Tak perduli jika orang-orang penghuni apartemen lain melihat dua pria saling berpelukan.

Jinhyuk melepas pelukan. "Aku mengkhawatirkan mu, kau malah santai saja, baru dari mana?."

Wooseok mengendikkan dagu menunjuk banyak belanjaan. "Dari supermarket."

Jinhyuk pun bisa bernafas lega. Wooseok menekan kunci pintu lalu membukanya, mempersilahkan Jinhyuk masuk ke rumahnya terlebih dulu.

Sambil duduk manis, Jinhyuk mengamati adiknya sedang menyalakan penghangat ruangan menggunakan kayu yg baru dia beli.

"Akhir-akhir ini cuaca sangat dingin, bahkan dua hari lalu mesin penghangat nya baru selesai di perbaiki."

Wooseok membawa dua gelas teh hijau menuju ruang keluarga dimana Jinhyuk duduk. "Ini kak, gak banyak makanan sih. Cuma teh hijau aja, hehe."

"Makasih."

Selepas mereka minum teh hijau, Jinhyuk ingat akan hal itu. Ia membuka saku mantelnya, memberikan surat pada Wooseok.

Wooseok tak mengerti.

"Apa ini,kak?."

"Buka saja."

Wooseok tampak kebingungan karena Jinhyuk tiba-tiba memberikan surat padanya, namun ia tetap membuka isi surat itu.

Ada banyak sekali foto Minkyung, digit nomor rekening, dan surat transaksi sehingga Wooseok mengigit bibir. Matanya kompak berkedip beberapa kali.

"Kak..kak..apa yg ingin--."

Tanpa basa-basi lagi, Jinhyuk menginterogasi Wooseok, sedikit memajukan wajahnya lebih dekat. Ia menelisik Wooseok tajam.

"Aku sudah mengetahui semuanya. Ada hubungan apa kau dengan Minkyung?."

TBC

❤️❤️❤️



Hold On Me; Lee Jinhyuk & Ryu Sujeong [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang