22. kisah dua saudara

61 24 3
                                    

Annyeong 👋

오랜만이에요?

Hari ini ada plot twist sedih antara Mingyu dan Minkyung. 😭😭😭.
Aku harap, kalian bisa mengerti kalo aku juga lagi belajar. Jadi, jika ada kesalahan penulisan mohon kasih komentar aja ya 😀😀👍

Flashback on

"Kak, kenapa kakak selalu nolak kembali ke rumah kita dulu, apa kakak masih membenci ibu?".

Lirih Mingyu sepertinya sudah menyerah untuk menyakinkan Minkyung agar mau kembali ke rumah lamanya.

"Aku sudah memaafkan dia, tapi kakak memang tidak mau kembali kesana"

Itu jawaban ketiganya. Sudah tiga kali Minkyung mengatakan kata tidak  Yang berarti ia enggan kembali dan sudah memutuskan untuk tetap bertahan di apartemennya.

Kali ini Mingyu lebih memohon "Tapi kak- kakak masih bisa kok jenguk ayah. Ayah sangat merindukan kakak".

"Kakak juga merindukan ayah, tapi kakak tidak bisa pergi untuk saat ini"

"Kenapa? Kan ada aku"

Minkyung menyungging senyum singkat "kakak hanya sedang malas bepergian saja".

Alasan Minkyung menyunggingkan senyumannya karena ia melihat adiknya yg sedang khawatir padanya. Sambil menghidangkan makan siang, ia harus bersabar terhadap tingkah adiknya ini. Ia tak ingin adiknya lagi-lagi harus menemuinya untuk saat ini.

Sesudah makanan sudah tersusun rapi di atas meja, Minkyung pun duduk dan mengambilkan beberapa sendok kimchi untuk Mingyu.

"Bagaimana dengan calon istrimu?"

"Sujeong. Ahh- dia baik-baik saja"

"Kapan kau akan mengenalkan dia pada kakak?"

Tiba-tiba saja Mingyu tersedak saat Minkyung menanyakan kapan adiknya akan mengenalkan calon istrinya.

uhuk

uhuk

Sambil mencoba meredakan batuk, Mingyu menjawab " dia baru saja membuka restoran, jadi kita jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, mungkin besok"

Lalu ia melanjutkan sambil mengangguk kecil "iya besok"

Minkyung menahan diri untuk tertawa oleh tingkah Mingyu sembari memberikan segelas air putih padanya.

Saat kembali dengan aktivitas makan siang, mereka kembali diam sementara Mingyu berfikir untuk menyusun strategi agar kakaknya keluar dari zona nyaman baginya. Mingyu mengedar mengamati langit-langit ruang makan berharap ada ide tertulis disana.

"Adik"

"Iya kak"

Minkyung pun berhenti disaat ia selesai makan "setelah kau menikahi Sujeong, kakak akan membantumu agar Wonwoo tidak bisa menemui mu lagi"

"Tapi kak, aku masih takut jika dia menggangguku lagi. Bahkan sekarang aku rasanya seperti dia menguntit ku"

"Kenapa kau takut? apa dia akan mencoba membunuhmu lagi seperti dulu".

Tatapannya kini terlihat lebih intens, Minkyung yakin jika adiknya masih trauma dengan kejadian itu.

Jika mengingat kembali ia sangat marah pada Wonwoo karena saat adiknya harus menghadapi hidup dan matinya, dia datang seperti seseorang yg lebih mengancam sampai Minkyung memukulnya dengan tangan kosong akibat hubungan terlarang adiknya.

Ia merelakan waktunya untuk pergi ke Perancis saat itu setelah mendengar bahwa adiknya beberapa hari tak sadarkan diri setelah jatuh dari ketinggian gedung.

"Tenanglah. Ada kakak disini, jika dia berani mendominasi lagi kakak tidak akan segan-segan membunuh dengan tangan kakak sendiri".

Mingyu begitu tersentuh oleh ucapan kakaknya. Ia terharu betapa beruntungnya ia mempunyai seorang kakak perempuan sepertinya meskipun Minkyung hanya kakak angkat tapi rasa sayangnya pada kedua adiknya melebihi apapun.

Mingyu ingat saat kakaknya bertengkar hebat dengan sang ibu dan memilih pergi dari rumah, ia dan Minseo sangat sedih.

Lalu kedua tangannya menggenggam punggung tangan Minkyung.
"Kak, orang paling hebat di dunia ini. Aku mencintaimu kak Minkyung"

"Oh iya bagaimana kabar Minseo? Apa kau pernah menghubunginya? Kakak merasa risau dengan keadaannya di Amerika". lirih Minkyung jelas di manik matanya bahwa dia khawatir.

"Aku juga mengkhawatirkannya. Aku sudah mencoba meneleponnya tapi tidak ada respon".

Minkyung mendesah lirih "apa dia baik-baik saja"

"Semoga dia baik-baik saja".

.
.
.

Waktu terasa lebih cepat dari biasanya dan saatnya kedua kakak beradik ini harus berpisah. Sebelum pulang, Minkyung tak biasanya meminta pelukan dari adiknya.

"Kak, aku menyayangimu" sambil terus memeluk tubuh mungil kakaknya, Mingyu begitu tidak ingin melepaskan pelukannya.

"Kakak juga"

Setelah mereka melepaskan pelukan, Minkyung menyunggingkan senyuman termanisnya.

"Besok aku akan kesini lagi"

"Kenapa cepat sekali?"

"Setiap hari memang selalu cepat berlalu" celetuk Mingyu membuat Minkyung tertawa kecil.

"Besok kakak akan pergi"

Mingyu pun mengernyit heran "Kemana?"

"Entahlah. Hanya saja kakak ingin pergi" lirih Minkyung sembari menarik senyum di ujung bibirnya.

Flashback off


Hold On Me; Lee Jinhyuk & Ryu Sujeong [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang