Part 1

1K 73 17
                                    

Selamat membaca
*
*

"Pukul yang keras!" teriak seorang pria bersabuk hitam. Dogi yang ia kenakan memperlihatkan dada bidang yang sempurna. Hasil dari latihan bertahun-tahun.

"So Eun tendang lebih keras," serunya sembari memegang kuat kick pad. Tanpa ragu So Eun menendang dengan kekuatan penuh hingga membuat pria itu mundur beberapa langkah.

"Apa-apaan itu? Kau bisa membunuh seseorang hanya satu kali tendang."

"Cih, kau memuji atau meledek."

Pria itu tertawa kecil. "Pertahankan."

So Eun kembali fokus dengan latihannya. Sejak kecil So Eun sudah berlatih keras untuk bisa menjadi profesional dalam bela diri karate. Ayahnya yang merupakan mantan atlet nasional menjadi pemicu semangatnya. Walau pun ia seorang perempuan tapi So Eun bisa membuktikan bahwa ia bisa seperti ayahnya.

"Latihan hari ini dicukupkan. Kalian bisa istirahat," teriak sang pelatih.

So Eun dan teman-temannya segera mengganti pakaian mereka. Saat So Eun keluar dari ruangan ia cukup kaget melihat melihat Kim Bun berdiri tidak jauh dari tempatnya. Kim Bum memberikan So Eun buket bunga cantik dengan hiasan pita merah.

"Bunga yang cantik khusus untuk yang tersayang," ucap Kim Bum, tidak lupa dengan senyum yang menawan.

"Aku lapar dan tidak makan bunga." So Eun menggandeng tangan Kim Bum. "Ayo kita makan."

"Tapi terima dulu bunganya."

"Nanti saja, aku sudah lapar."

So Eun menyeret Kim Bun untuk segera pergi. Kim Bum menatap bunganya nanar.

***
Kim Bum memainkan sumpitnya di atas makanan. Ia sama sekali tidak nafsu makan. Berbeda dengan So Eun yang makan dengan lahap hingga tandas tak tersisa.

"Kenapa tidak makan? Kau tidak mau makan di pinggir jalan?"

Kim Bum menggeleng. "So Eun... Kau belum memberikan aku...."

Kim Bum menunjuk bibirnya. So Eun tersenyum tipis. Ia menggeleng melihat Kim Bum merajuk.

"Haruskan kita berciuman setiap hari?"

"Tentu saja, kita sudah pacaran."

"Tapi tidak ada aturan wajib untuk ciuman."

Kim Bum menghela napas dalam-dalam. So Eun yang melihat kekasihnya cemberut pun memberi isyarat agar Kim Bum mendekat. Dengan senang hati Kim Bum mendekatkan wajahnya dengan mata terpejam.

So Eun melemaskan jari-jarinya dan bersiap memberi tanda kasih sayang di dahi Kim Bum.

Plak....

Jari tengah So Eun tercetak sempurna di dahi Kim Bum yang kini memerah.

"Aaww... Sakit So Eun!"

"Aish, kau manja sekali."

"Ini benar-benar sakit." Kim Bum mengusap dahinya untuk meredakan rasa sakit. Kim Bum benar-benar kesal dengan perlakuan So Eun. Seharusnya sebagai wanita ia harus bersikap lemah lembut. Tapi So Eun tidak menunjukkan hal itu.

"Masih sakit?"

Kim Bum tidak menjawab dan memilih untuk diam. Ia bahkan tidak melihat So Eun.

So Eun berdiri, mencondongkan tubuhnya dan mencium dahi Kim Bun. Seketika lengkungan di bibir Kim Bum naik.

"Masih sakit?" tanya So Eun setelah duduk di tempatnya.

"Aaa.... Awaw, masih sakit." Kim Bum melirik So Eun dengan ekor matanya sambil memegang dahi.

Princess ChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang