Part 22

339 47 17
                                    

Selamat membaca
Maaf typo
🌼
🌼

Berita keberhasilan So Eun menjuarai pertandingan karate tersiar di berbagai media. Namanya mencuat ke permukaan dengan cepat, terlebih So Eun sedang berpacaran dengan salah satu pengusaha terkenal. Kim Bum.

Berita positif dan negatif berkeliaran di media sosial. Tidak jarang beberapa netizen berkomentar pedas dan menuduhnya menyuap juri dan wasit pertandingan. So Eun menutup aplikasi media sosial setelah membaca beberapa komentar tentang dirinya.

Ia tahu hal ini akan terjadi. Ia pun sudah mempersiapkan mental untuk menerima tuduhan tidak berdasar itu. So Eun kembali sibuk menghangatkan makanan dalam microwave. Nasi instan dan daging instan yang ia beli di supermarket cukup untuk mengganjal perut malam ini.

"Sayang, kamu lihat sepatuku?" teriak Kim Bum membuat So Eun bergidik ngeri. Kata sayang itu membuat So Eun malu. Mereka belum menikah tapi Kim Bum sudah memanggil sayang. Bahkan sejak mereka berpacaran Kim Bum tidak pernah memanggilnya sayang. So Eun tidak suka dengan pria perayu yang sering mengucapkan kata-kata gombal, tapi sayangnya ia lupa kalau Kim Bum adalah playboy kelas buaya pada masanya.

"Bukankah kau menaruhnya dekat pintu masuk?" teriak So Eun mencoba mengabaikan Kim Bum.

"Aku tidak melihatnya. Bisakah kau membantuku?"

Teriakan Kim Bum membuat So Eun mematikan microwave. Kim Bum tidak akan berhenti berteriak sebelum benda yang ia cari ditemukan. So Eun menguncir rambut panjangnya sambil berjalan menghampiri Kim Bum. Langkah kakinya terhenti melihat Kim Bum berdiri membawa sebuket bunga yang menutupi wajahnya. Bukan hanya itu, Kim Bum juga membawa boneka beruang di tangannya. Sejak kapan Kim Bum menyiapkan hadiah ini? So Eun cukup terkesima karena Kim Bum berhasil membuatnya takjub. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Kim Bum?

So Eun berjalan pelan mendekati Kim Bum. Saat mereka berdua berhadapan, Kim Bum perlahan menurunkan buket bunga hingga menampakkan wajah tampannya.

"Untukmu." Kim Bum memberikan bunga dan boneka itu untuk So Eun.

"Bum-ah," gumam So Eun. Ia akui Kim Bum adalah pria romantis yang bisa membuat perasaannya naik turun dengan cepat. So Eun menerima bunga dan boneka beruang dari Kim Bum. Dihirupnya wangi bunga itu dengan mata terpejam lalu ia menatap Kim Bum.

"Jangan terharu dulu. Aku masih punya kejutan untukmu," ucap Kim Bum. Ia berlutut di depan So Eun kemudian meraih tangan gadis itu.

"Menikahlah denganku,So Eun. Jangan pikirkan orang lain, aku tidak akan mengecewakanmu," ucap Kim Bum. Air mata menggenang di pelupuk mata So Eun. Walau banyak orang yang menentang hubungan mereka tapi Kim Bum tidak menyerah. So Eun merasa bersalah karena dulu pernah meragukan cinta Kim Bum.

"Bum-ah, aku--" belum sempat So Eun menjawab, bel berbunyi. Kim Bum berdiri sembari mengepalkan tangannya lalu pergi ke depan untuk membuka pintu. Ia cukup kaget melihat tiga orang di depannya. Orang yang tidak Kim Bum harapkan. Ia yakin tiga orang itu membawa misi terselumbung dari kunjungan mereka.

"Aku dengar di sini ada pesta perayaan," ujar Joong Ki membuka percakapan.

"Maaf kalian salah dengar. Tidak ada perayaan apapun. Jadi kalian bisa pergi." Kim Bum ingin menutup pintunya namun ketiga sahabatnya menerobos masuk.

"Wah, ini tempat yang bagus. Kalian sudah memesan soju atau wine untuk malam ini?" tanya Minho sembari duduk di sofa kecil.

"Apa jangan-jangan kita datang terlambat?" Park Bo Geum ikut bertanya. So Eun menatap Kim Bum yang sedang menahan kesal pada temannya. Dengan kasar ia menutup pintu lalu menghampiri pria-pria itu.

Princess ChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang