Part 11

313 49 16
                                    

SELAMAT MEMBACA
*
*

So Eun terbangun saat sinar matahari menerpa wajahnya. Sekujur tubuhnya terasa sakit dan pegal-pegal.  Begitu teganya Tuan Chu menghukum So Eun seberat ini. So Eun segera melipat selimutnya. Ia berjalan mendekati sungai yang jernih lalu mencuci wajahnya.

"Ahh segar sekali," ujarnya. So Eun segera mengeringkan wajahnya dengan selembar kain bersih. Setelah selesai ia pun beranjak untuk kembali ke penginapan.

Langkah So Eun terhenti saat melihat sebuah pedang berlumuran darah tergeletak begitu saja di jalanan. So Eun segera berlari menuju penginapan. Darah berceceran di atas tanah membuat So Eun terhenyak. Ia berlari memasuki sebuah ruangan. So Eun menutup mulutnya ketika melihat para pelayannya tergeletak tak berdaya.

"Tidak! Tidak mungkin," teriak So Eun. Hal yang sama ia dapatkan ketika memeriksa semua ruangan. Semua pelayan dan keluarga Chu sudah tak bernyawa.

Kaki So Eun terasa lemas. Dalam semalam ia harus kehilangan semuanya. So Eun berjalan mundur keluar dari ruangan itu. Ia pun berhenti saat menginjak sesuatu. So Eun berjongkok, mengambil aksesoris  yang ia injak.

Benda itu sangat bersih dan sepertinya bukan milik pelayan atau keluarga Chu. Suara kuda terdengar dari kejauhan. So Eun segera menyimpan benda itu lalu berlari untuk sembunyi di sebuah batu besar yang ada di belakang penginapan.

Beberapa prajurit berkuda turun untuk memeriksa tempat penginapan.  Mereka membuka semua ruangan lalu melaporkan pada pria yang duduk di atas kudanya.

"Mereka semua di bunuh, Tuan," lapor seorang prajurit.

"Sial? Siapa yang melakukan hal keji seperti ini?" geramnya. "Urus semuanya dengan baik. Aku akan melaporkan hal ini pada raja."

"Baik, Tuan."

Pria berkuda itu melesat pergi meninggalkan penginapan. So Eun menyenderkan tubuhnya pada batu besar. Ia tidak boleh kembali ke istana sebelum menemukan pembunuhnya. So Eun menatap aksesoris yang ada di tangannya.

"Aku akan menemukanmu. Segera."

***
Tubuh Yi Jeong terasa lemas saat mendengar laporan dari salah satu anak buahnya. Ia benar-benar tak berdaya akan semua yang terjadi.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang kalian lakukan selama ini?" Yi Jeong berteriak marah. Matanya memerah dan mulai berkaca-kaca.

"Ga Eul...." Yi Jeong meremas pakaiannya kuat-kuat. Gadis yang ia cintai telah pergi. Yi Jeong merasa gagal tidak bisa melindunginya.

"Cari tahu siapa yang membunuh mereka. Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskannya." Yi Jeong menggebrak meja. Napasnya terengah menahan emosi yang membuncah.

"Hamba permisi Yang Mulia."

Prajurit itu undur diri. Dari luar terdengar teriakan kasim yang mengatakan bahwa Yi Do telah kembali dan ingin menghadap. Yi Jeong pun mengizinkan dia masuk.

Yi Do menunduk hormat sebelum duduk di depan raja. Ia terlihat santai sembari mengeluarkan sebuah gulungan dari dalam pakaian.

"Yang Mulia saya menemukan sesuatu yang menarik," ujar Yi Do sembari memberikan gulungan itu.

"Selama saya pergi banyak hal yang saya temukan di luar sana. Bantuan yang diberikan kerajaan demi kesejahteraan masyarakat ternyata tidak pernah sampai pada rakyat. Saya rasa ada pejabat yang sengaja melakukan hal itu untuk kepentingan pribadi," jelas Yi Do.

"Usut tuntas semuanya. Orang-orang seperti mereka tidak layak disebut manusia. Mereka akan mendapatkan akibatnya," ucap Yi Jeong geram.  Yi Do memahami perasaan Yi Jeong yang tertekan.

Princess ChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang