Selamat Membaca 🎉🎉🎉🌼
Maaf typo
*
*
*So Eun tengah sibuk di dapur membuat sarapan untuk mereka berdua. Ia harus berangkat pagi-pagi ke tempat pertandingan. Sialnya ia turun di partai pertama.
"Bum, sarapannya sudah siap!" teriak So Eun setelah menghidangkan sarapan di atas meja. Kim Bum masuk ke dapur dengan penampilan yang rapi. Kaos hitam yang ia pakai membuat Kim Bum terlihat semakin keren. Terlebih dada bidangnya tercetak jelas.
"Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau terpesona?" Kim Bum tersenyum memamerkan lesung pipinya. So Eun mengalihkan tatapan ke arah lain. Wajahnya memerah karena malu ketahuan menatap Kim Bum.
Mereka duduk berseberangan. So Eun mulai menyantap sarapannya sementara Kim Bum menopang dagunya menatap So Eun.
"Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau terpesona?" So Eun mengibas rambutnya ke belakang. Kim Bum tidak menjawab ia menatap So Eun lekat sampai gadis itu malu.
"Jangan tatap aku seperti itu," ujar So Eun tanpa melihat Kim Bum.
"Kenapa? Aku sedang terpesona melihatmu. Kau lebih cantik dari biasanya," rayu Kim Bum. So Eun mengulas senyum tipis namun ia segera menghilangkannya.
"Cih, jangan menggombal. Kau pikir aku akan termakan rayuanmu?"
Kim Bum mulai menikmati sarapannya. Ia tahu menggoda So Eun akan membuat gadis itu menghindar darinya. Mereka sudah bersama bertahun-tahun tapi sifat So Eun yang kadang pemalu tidak pernah hilang.
"Hari ini kau harus menang," ujar Kim Bum membuat So Eun menatapnya.
"Oh, tentu. Ini mimpiku sejak lama. Aku akan menjadi atlet yang hebat," ujarnya. Kim Bum menghabiskan sarapannya lalu beranjak dari tempat duduk. Ia berjalan ke lemari es untuk mengambil air dingin.
"Kau tahu ini hari apa?" tanya Kim Bum sebelum minum. So Eun coba mengingat hari dan tanggal.
"Sekarang hari Rabu tanggal 7, kenapa?"
Kim Bum kembali duduk di tempatnya. Menatap So Eun lekat berharap gadis itu mengingat sesuatu.
"Maksudku apakah ada yang istimewa hari ini?" Kim Bum merasa senang saat So Eun tersenyum.
"Tentu, hari ini aku akan mengalahkan semua lawan dan menjadi pemenang. Ini adalah hari bersejarah dalam hidupku," jawab So Eun menggebu.
Kim Bum tersenyum kaku. Dari raut wajahnya terlihat So Eun tidak berpura-pura. Kim Bum mulai kesal.
"Maksudnya bukan itu. Ada yang merayakan hari istimewa. Ini tentang hidup dan mati," kata Kim Bum membuat So Eun murung. Kim Bum coba untuk memberikan kode namun So Eun sepertinya tidak peka.
"Maksudmu peringatan kematian salah satu kucingku? Bum-ah kau jahat sekali mengingatkan aku pada kematiannya."
So Eun langsung pergi meninggalkan Kim Bum di dapur. Gadis itu langsung masuk ke kamar untuk bersiap.
"Dia melupakannya," gumam Kim Bum.
Setelah mereka berdua siap kini So Eun dan Kim Bum harus menunggu angkutan umum. So Eun merasa Kim Bum sedikit aneh hari biasanya. Terlebih pria itu tidak pergi ke kantor untuk bekerja. So Eun rasa ada sesuatu yang Kim Bum sembunyikan darinya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya So Eun saat mereka duduk di dalam bus. Kim Bum tidak menjawab, ia hanya mengangguk. Kim Bum merasa kesal karena So Eun melupakan hari istimewanya.
So Eun coba memancing Kim Bum bicara tapi sepertinya Kim Bum tidak tergoda untuk membuka mulut. Sampai akhirnya mereka tiba di tempat pertandingan. Kim Bun harus berpisah dengan So Eun. Ia duduk di tempat penonton. Beberapa gadis yang duduk di samping Kim Bum kompak menatapnya tanpa kedip. Kim Bum coba beramah tamah dengan tersenyum, tapi hal itu justru membuatnya dikerumuni pada gadis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Chu
FantasíaKim So Eun si gadis tomboy yang pintar bela diri. Memiliki kekasih tampan dan kaya raya seperti Kim Bum tidak membuat dirinya selalu bahagia seperti putri di cerita dongeng. Sifat Kim Bum yang dicap playboy membuat So Eun kesal, tidak jarang ia meli...