Selamat membaca
*
*Soo Ho terkikik mendengar ucapan So Eun. Bagaimana bisa gadis itu berpikiran mereka sedang dijebak?
"Bukan dijebak, tapi prajurit kerajaan sangat handal. Jangan meremehkan mereka," ujar Soo Ho lalu berjalan mendahului So Eun.
Langkah kaki So Eun terhentak mengikuti langkah lebar Soo Ho. Pria itu mengantar So Eun sampai di kediamannya. Soo Ho membungkuk memberi hormat pada So Eun.
"Tolong jaga kesehatan Anda. Yang Mulia Raja akan senang jika Anda melakukannya."
So Eun menatapnya jengkel. Ia melepaskan sepatunya dan melemparkannya tepat mengenai punggung Soo Ho. Pria itu meringis lalu berbalik menatap So Eun geram.
"Wah... Dinding ini kuat sekali," ujar So Eun meraba dinding kayu tempatnya untuk beristirahat. So Eun menempelkan wajahnya pada dinding . Soo Ho mengeram kesal melihat So Eun pura-pura tidak tahu.
"Bagaimana bisa permaisuri bersikap seperti itu?"gumam Soo Ho sebelum melangkah pergi.
So Eun berlari mengambil sepatunya setelah Soo Ho tak terlihat dari pandangannya. Ia benar-benar kesal karena Soo Ho bersikap cuek. Seharusnya sebagai seorang pengawal Soo Ho harus memiliki kepekaan dan tingkat kewaspadaan yang tinggi.
"Bagaimana bisa seorang prajurit bersikap seperti itu?" gumam So Eun lalu melenggang masuk ke dalam kamarnya.
***
Para penjahat yang tertangkap kini duduk di depan seorang hakim. Di sisi kanan dan kiri mereka dijaga ketat oleh para prajurit. Bara api panas dan besi dengan ujung melingkar pun sudah disiapkan."Katakan siapa yang memerintahkan kalian untuk menyerang raja?" Pria berkumis itu terlihat geram.
Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut mereka. Hakim pun memerintahkan untuk memberikan hukuman pada mereka. Teriakan kesakitan terdengar memilukan saat besi panas mengenai kulit mereka. Sang hakim mengangkat tangannya membuat para prajurit menarik besi panas itu untuk dibakar kembali dalam bara api.
"Kalian belum mau mengaku?"
Seorang penjahat berambut pendek akhirnya membuka suara. Dengan sisa tenaga ia menatap sang hakim.
"Ampuni kami," ujarnya sambil menahan sakit. "Kami hanya menjalankan perintah. Kami masih ingin hidup dan berkumpul bersama keluarga. Maafkan kami," ucapnya lagi.
"Kalian akan hidup kalau mengatakan yang sejujurnya," sahut hakim.
"Kami... Kami diperintah oleh Tuan Chu untuk membunuh raja," ucapnya dengan napas berat.
"Apa kau berkata jujur?"
Pria itu mengangguk. "Ada surat perintah yang kami terima."
Hakim mengangguk pada prajurit yang berada di dekat pria itu. Prajurit itu pun melepas lilitan tali pada tubuhnya. Dengan tangan gemetar ia mengambil secarik kertas yang ada di dalam pakaian dan memberikan pada prajurit itu.
Hakim membaca surat itu dengan seksama. Rahangnya mengeras, wajahnya memerah setelah membaca surat itu. "Penghianat."
"Kami diancam dan itu membuat kami tak berdaya." Hakim melipat kembali kertas itu kembali lalu menyimpannya.
"Masukkan mereka ke dalam penjara dan obati lukanya." Hakim pun pergi disusul dua pengawal yang mengikutinya.
***
"Yang Mulia kepala hakim datang menghadap. "Teriakan dari luar menyadarkan ratu dari lamunan. Ia memperbaiki posisi duduknya bersiap menerima tamu yang sangat penting. Hakim kepala masuk memberi hormat pada ratu sebelum duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Chu
FantasyKim So Eun si gadis tomboy yang pintar bela diri. Memiliki kekasih tampan dan kaya raya seperti Kim Bum tidak membuat dirinya selalu bahagia seperti putri di cerita dongeng. Sifat Kim Bum yang dicap playboy membuat So Eun kesal, tidak jarang ia meli...