Part 10

393 53 19
                                    

WARNING! KEKERASAN!
*
*
*

Suara air terjun terdengar jelas oleh So Eun. Gunsan adalah tempat yang indah namun mengerikan ketika malam hari. Menurut cerita dari pelayan Jo jika pembunuhan kerap terjadi di tempat ini. Padahal Gunsan adalah tempat dengan penjagaan ketat yang menurut So Eun sangat mustahil untuk bisa menyusup.

"Jadi banyak hantu yang berkeliaran?" tanya So Eun. Ia sibuk mengupas buah-buahan lalu memasukkan buah yang sudah ia potong ke dalam larutan sirup. Ia tidak tahu apa yang akan mereka masak.

"Setiap malam mereka akan mencari mangsa. Cerita ini sudah melegenda untuk itu tidak ada yang berani ke tempat ini. Orang-orang yang dihukum pun terkadang mati tak wajar."

So Eun menghentikan gerakan tangannya saat memasukkan sisa buah ke dalam gerabah lalu menutupnya.

"Benarkah? Tempat seindah ini menyeramkan?"

Pelayan Jo mengangguk sambil terus mengaduk bubur yang mendidih. Makan malam mereka sudah siap, So Eun membagi bubur itu ke dalam tempat makan lalu membagikannya pada orang-orang.

Dari kejauhan ia melihat tiga orang pria berpakaian coklat sedang bicara pada para penjaga. So Eun tidak mengenal siapa pria itu yang jelas mereka bukan dari keluarga Chu jika dilihat dari pakaian.

"Sedang apa kau di sini, Putri?" So Eun berbalik menatap pria bertubuh tinggi dengan kumis panjang berada di belakangnya.

"Anda siapa?"

Pria itu melotot, kedua alisnya tertekuk. "Kamu tidak mengenali ayahmu sendiri?"

So Eun menggaruk kepalanya. Ia merasa tidak memiliki ayah seperti pria itu. So Eun memutari tubuh Tuan Chu sambil mengelus dagunya.

"Ah,Anda pasti ayahnya Putri Chu Ga Eul. Perkenalkan nama saya Kim So Eun." So Eun mengulurkan tangannya namun Tuan Chu memukul tangan So Eun.

"Anak nakal. Jadi kau sudah bosan menjadi keluarga Chu?"

Tuan Chu menjewer telinga So Eun, lalu membawanya ke tepi sungai. So Eun menjerit sambil mohon ampun. Tuan Chu melepas jewerannya pada telinga So Eun.

"Besikaplah sopan pada ayahmu. Bagaimana bisa kamu menghargai orang lain tapi tidak menghormati orang tuamu. Siapa yang memberimu nama Kim?"

Tuan Chu terlihat marah membuat So Eun ketakutan. Kumis-kumis yang tumbuh di wajah pria itu membuat ia terlihat sangar. So Eun pikir Tuan Chu adalah pria lemah lembut yang bijaksana tapi ternyata pria itu sangat galak.

"Angkat kaki kirimu dan berdiri sampai besok pagi. Apapun yang terjadi kau tidak boleh pulang sampai matahari terbit. Itu hukuman untukmu, Chu Ga Eul."

"Tapi Tuan saya--"

"Membantah berarti menambah hukuman," potong Tuan Chu. So Eun cemberut, percuma ia membuat pembelaan  yang ada So Eun kena marah lagi. Mau tidak mau So Eun pun menurut. Kaki kirinya di angkat dan kedua tangannya direntangkan untuk menyeimbangkan tubuh. Tuan Chu pun pergi meninggalkan So Eun sendiri di tepi sungai.

***
Pintu ruangan Yi Jeong terbuka ketika ia sedang membuka sebuah buku bersampul coklat. Lee Yeong dan Soo Ho masuk dan memberi hormat.

"Apa sudah ada kabar tentang asal kertas itu?" tanya Yi Jeong setelah kedua pengawalnya duduk.

"Kertas itu berasal dari Kerajaan Chang Du. Jenis kertas ini banyak beredar di pasaran dengan harga murah. Tidak ada yang istimewa dari kertas ini," jelas Lee Yeong.

"Akhir-akhir ini banyak petinggi menggunakan kertas ini untuk berkirim pesan. Sejauh ini tidak ada yang aneh dengan kertas itu," tambah Soo Ho.

Yi Jeong mengeram kesal. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Kertas itu tidak membantunya sama sekali. Tidak ada petunjuk lain yang bisa ia dapatkan. Pengakuan penjahat itu adalah bukti satu-satunya yang sangat kuat. Yi Jeong tidak akan bisa berbuat banyak untuk meringankan hukuman keluarga Chu.

Princess ChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang