Part 18

361 47 20
                                    

Selamat membaca ❤️❤️
*
*
*

Beberapa pelayan beriringan memasuki kamar Ga Eul namun para penjaga menghadangnya. Tidak satu pun yang boleh masuk ke ruangan itu tanpa kecuali.

"Biarkan kami masuk," ujar pelayan itu tegas. Cadar hitam yang ia kenakan membuat para penjaga curiga dan tak bisa mengenali wajahnya.

"Maaf,tidak satu pun yang boleh masuk."

"Kami membawa makanan untuk Putri Chu. Kalian juga bisa ikut ke dalam jika tidak percaya."

"Kami hanya menjalankan tugas lebih baik Anda pergi sekarang"

Beberapa pengawal memegang tangan para pelayan itu untuk diseret pergi namun saat wanita itu mengeluarkan lencana dari hanbok-nya membuat para penjaga melepaskannya.

"Melawan perintah raja adalah hukum terberat di kerajaan ini," ujar wanita itu sedikit mengancam.

Tidak ada jawaban untuk beberapa saat sampai akhirnya para penjaga memberikan jalan untuk mereka.

"Jangan lama-lama. Setelah memberikan makanan segeralah pergi."

Para pelayan bergegas masuk ke ruangan Ga Eul lalu menutup pintunya rapat-rapat. Ga Eul yang sejak tadi termenung tiba-tiba dikagetkan oleh para pelayan. Salah satu pelayan menghampirinya.

"Nona Ga Eul Anda harus pergi dari tempat ini sekarang."

"Siapa kalian?"

Pelayan itu membuka cadar yang menutupi wajahnya. Mata Ga Eul membola melihat siapa orang yang berada di depannya.

"Kau..."

***
So Eun berjalan mengendap-endap ke sebuah ruang penyimpanan senjata. Ia membutuhkan panah, pedang atau senjata lainnya yang bisa ia gunakan untuk melawan musuh. Berperang tanpa senjata sama saja mati sia-sia.

"Siapa kau?" Suara tegas itu membuat So Eun menegang. Ia sangat mengenal suara itu. Bagaimana bisa ia berada di sini?

So Eun segera menutup sebagian wajahnya dengan kain merah yang ia bawa sebelum memutar badan untuk menatap pria itu. Mata hitam kelam itu membuat So Eun rindu dengan Kim Bum tengah menatapnya. Cepat-cepat So Eun menunduk membuat tatapan keduanya terputus.

"Apa kau tidak mendengarku? Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau berada di sini?"

So Eun mengepal kedua tangannya erat. Namun ia hanya bisa diam mematung. Yi Jeong menarik pedang yang ada di pinggang salah satu pengawalnya lalu menghunuskan pada So Eun.

"Katakan siapa dirimu?" ancamnya.

"Yang mulia," ujar So Eun membuat Yi Jeong menurunkan pedangnya. Ia berjalan mendekati So Eun, membuang pedangnya begitu saja.

"Ga Eul, kenapa kau berada di sini?" gumam Yi Jeong. Tangannya terulur membuka cadar yang menutupi wajah So Eun.

"Ga Eul apa yang kau lakukan di sini?" Yi Jeong memegang kedua pundak So Eun. Wajahnya terlihat tegang, ada rasa takut yang tersirat.

"Yang mulia, istana dalam bahaya."

***
Para pelayan segera keluar dari ruangan Ga Eul. Para prajurit langsung mengunci rapat ruangan itu setelah mereka pergi.

Tiba-tiba seorang prajurit datang menghampiri pimpinan penjaga dan membisikkan sesuatu di telinganya.

"Katakan padanya semua sudah siap," bisik pria itu.  Satu kali anggukan sudah cukup membuat prajurit itu pergi.

"Perintah dari Yang Mulia Raja untuk segera berkumpul di depan aula istana," teriak pria itu untuk memberitahu anak buahnya.

"Kalian berdua jaga tempat ini dengan baik." Pria itu menunjuk dua orang prajurit untuk berjaga di depan kamar Ga Eul. Semua prajurit pergi menyisakan dua orang yang berjaga di depan pintu.

Princess ChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang