A Fanfiction
.
.
Postulat 29
.
.
Na_Ren
.
.
Selamat malam Minggu..
.
.
.
Btw Enjoy~
.
.
Kasih bintang kalau sukaლ(^o^ლ)
.Haechan masih dalam proses perawatan, akhirnya anak itu mau untuk di operasi, dan dokter berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Haechan, suasana runyam tadi berangsur mulai membaik, beberapa member 127 yang memang tidak ada jadwal duduk di ruangan santai, sisanya melanjutkan kegiatan masing-masing.
Anak itu sedang tidur, terlihat sangat pulas, nafasnya naik turun secara teratur, terlepas dari pekerjaan, Haechan memang sangat suka bernyanyi, tak heran kenapa ia sangat terpukul ketika divonis penyakit yang menyerang tenggorokan, hari indah akan cepat datang, Haechan akan bernyanyi lagi nanti.
Termasuk Jaemin dan Renjun yang masih disana. Duduk berjejer di koridor, tidak terlalu jauh dari ruangan Haechan, suasana tampak sunyi tak ada perbincangan yang berarti. Sejak tadi Jaemin menyandarkan punggungnya ke tembok, matanya merem melek, ngantuk tapi terpaksa ia tahan. Sedangkan Renjun hanya termenung menatap sekeliling, kadang terkekeh melihat Jaemin menguap.
"terimakasih" Ucapan Renjun ini membuat dahi Jaemin sedikit berkerut "kamu meyakinkan Haechan seperti itu membuat aku iri, kamu berhasil mengembalikan jati diri Haechan yang sempat hilang, ucapan mu tadi sedikit meluluhkan hati ku juga, sepertinya aku benar-benar tidak salah bertemu dengan mu, dengan kamu meyakinkan Haechan seperti itu, aku jadi sadar satu hal lagi, bahwa kamu memang malaikat"
Yang lebih muda berdecih kemudian menonyor kepala hyungnya pelan "aku tidak akan termakan omongan mu," dan tentu saja Renjun membalas tonyoran Jaemin dengan jambakan.
"Yo" sela Jeno yang entah muncul dari mana.
"Jisunggaa" pekik Renjun lalu melompat dan memeluk dongsaengnya erat sementara Jeno langsung menempati bangku kosong yang tadi diduduki Renjun. Jeno menyandarkan punggungnya ke belakang "maaf.. aku kelepasan waktu itu, jika bisa ayo makan bersama di lain waktu" ajaknya pada sosok di sebelahnya.
Jaemin mengangguk kecil "maaf aku tidak bilang sejak awal, aku tidak tau kalau itu akan melukai mu, tapi sungguh, aku baik-baik saja apa itu membebankan mu, kamu baik-baik saja kan?"
Jeno mengangguk "aku baik-baik saja, tapi karna aku, kamu dan Jisung-" Jeno menghentikan ucapanya saat Renjun terpekik heboh, membuat beberapa orang di sana menoleh heran.
"WAH Jisung, kamu dapat matel merah seperti ini dari mana?" tanya Renjun tiba-tiba.
Ingatan Jaemin seketika tertuju pada adegan pot jatuh beberapa minggu lalu, benar! Orang itu memakai mantel seperti milik Jisung, namun dengan warna berbeda, corak dan garisnya terlihat sama, tapi sepertinya tidak.
Jisung terlihat berfikir sembari mengusap lengan mantelnya "entah, Aku dapat ini saat kita tukar kado random tahun lalu"
Renjun dan Jaemin saling pandang, ada kaget yang mendera.
"Chenle tidak mungkin melakukan itu!"
-
Chenle mana ada dua.
Itu yang sejak tadi Jisung rapalkan dalam hati, mana ada dua orang yang sama, mana ada! Gak ada hal begituan di dunia ini,, meskipun Jisung percaya hal diluar nalar sekalipun seperti segitiga Bermuda atau atlantis, tapi untuk konspirasi ini, Jisung tidak percaya. Renjun dan Jaemin hyung ada-ada saja.
Tapi apa memang ada yang seperti itu, maksudnya Jisung pun merasa aneh pada sosok yang saat ini duduk di depanya, banyak hal yang membuat Jisung kadang tidak percaya kalau yang duduk di depanya ini adalah Chenle, sahabatnya yang kemarin sempat menghilang nyaris 1 tahun, kemudian dunia perlahan menunjukan hadirnya, cowok itu sudah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending scene (NCT DREAM)✅
FanfictionKini tidak ada Nct Dream, siapa mereka, mereka bukan siapa siapa lagi, bukan lagi 6 / 7 Remaja tampan yang siap menghibur NctZen, bukan lagi BB legendaris. Karna mereka itu hanya kisah masa lalu yang kias akan rasa sakit. Orang bilang " ada yang uda...