A Fanfiction
.
.
Postulat 2
.
.
Na_Ren
.
.
.
Enjoy
.
.
Kasih bintang kalau sukaლ(^o^ლ)
.
.Chenle menyunggingkan senyum saat seseorang menarik kursi di depanya, keduanya pelukan ala-ala lalu kembali duduk di kursinya masing-masing.
" kamu mau pesan apa?" tanyanya Chenle ramah.
Jisung menarik buku menu di depanya " seperti biasa" jawabnya santai.
Cowok yang lebih tua menatap Jisung datar, ada raut ketidak sukaan disana tapi Jisung tidak perduli. Anak ini masih kesal dengan ucapan Chenle waktu itu, memang tidak seharusnya Jisung bersikap seperti ini, tapi ingat dia melihat semuanya secara langsung.
" kenapa? kamu lupa makanan kesukaan ku" tanyanya skeptic, Chenle terkekeh.
" kita sudah lama tidak bersama, maklum dong kalau aku lupa, oh iya kenapa kamu tidak memanggilku hyung"
Jisung terkekeh " haruskah kita mendebatkan hal seperti itu, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan pada ku, aku tidak bisa lama-lama" jawabnya sinis.
Chenle mengerucutkan bibir " kamu marah pada ku ya, maaf aku hanya penasaran, aku tidak bermaksud melakukan apa apa, apalagi membuat mu tersudut, kamu mau memaafkan aku kan"
" tergantung asal kamu mau menjawab pertanyaan ku" jawabnya datar.
Dahi Chenle berkerut tipis "apa?"
Jisung memajukan posisinya duduk " apa itu benar kamu?" tanyanya pelan.
Tawa lumba-lumba terdengar memenuhi ruangan " no sense, pelayan" panggilnya.
Pelayan wanita datang menyambut ramah, Chenle menyebutkan beberapa menu makanan, tak lupa minuman penyegar juga, tidak masalah, hari ini dia akan sabar-sabar menghadapi Jisung, anak ini yang paling mudah di dekati.
"gimana pekerjaan kamu, baik-baik saja kan" tanya Chenle ramah
Jisung berdicih "jawab pertanyaan ku, jangan mengalihkan pembicaraan, itu kamu kan yang melukai Jeno hyung, ku dengar kamu mengambil alih drama Jaemin hyung, kamu juga mengambil siaran radionya Renjun hyung, aku tidak tau harus senang atau sebaliknya, tapi besok-besok jangan seperti itu lagi, kalau kamu menyukainya kamu harus bekerja sendiri untuk mendapatkan itu"
Chenle menarik lengan Jisung "aku tidak mengambilnya, untuk apa aku melakukan itu, mereka yang menawari, mana ku tahu kalau itu milik Renjun atau milik Jaemin hyung"
"permisi" pelayan cantik membawa beberapa hidangan, di sela waktu itu Jisung menghirup nafas dalam, akhirnya apa yang ada di benaknya bisa ia keluarkan juga.
Tepat ketika pelayan pergi Jisung kembali melempari sosok di depanya engan tatapan tajam "jadi kamu mengakuinya kalau kamu yang melukai Jeno hyung"
"tutup mulut mu"
.
Renjun memasuki gendung besar 5 lantai, di depan gerbang bertulis gallery xxy, rasanya tidak sabar bertemu orang-orang, tentu saja orang yang bekerja di tempat ini, semoga saja mereka semua mau menerima Renjun yang masih butuh bimbingan.
Selama ini menggambar hanya sebuah hoby, Renjun tidak pernah serius melakukan itu atau menjadikanya lahan mencari uang, karna sejatinya Renjun hanya mempertimbangkan suaranya saja.
Omong-omong, tenggorokanya sudah sembuh, seminggu 5 kali Renjun datang ke perusahaan berlatih bernyanyi, Renjun masih berharap bisa debut menjadi penyanyi.
" apa kamu Renjun?"
Merasa di sebut namanya, Renjun kontan menoleh, tersenyum lalu menyambut uluran tangan dari pria di depanya " apa kabar?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending scene (NCT DREAM)✅
FanficKini tidak ada Nct Dream, siapa mereka, mereka bukan siapa siapa lagi, bukan lagi 6 / 7 Remaja tampan yang siap menghibur NctZen, bukan lagi BB legendaris. Karna mereka itu hanya kisah masa lalu yang kias akan rasa sakit. Orang bilang " ada yang uda...