Postulat 3

4.7K 496 8
                                    

Review baca chap sebelumnya ↩️

Jaemin menyangga kepalanya dengan satu tangan, sementara tangan satunya sibuk mengetuk-ngetuk meja bar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin menyangga kepalanya dengan satu tangan, sementara tangan satunya sibuk mengetuk-ngetuk meja bar. Wajahnya tidak berubah sejak 20 menit, masih saja datar seperti ada beban.

Di depannya Hansol tampak heran, Jaemin sering seperti itu, tapi ini lebih parah dari sebelumnya.

" melamun terus, apa ada masalah?" Tanya Hansol memecah kesunyian.

Jaemin menggeleng pelan "tidak ada" bohong Jaemin, jelas-jelas dia sedang memikirkan kejadian di rumah sakit, tentang Renjun dan Jeno.

Omong-omong si Jeno memilih pergi memesan taksi, dia bilang biar Jaemin menenangkan diri dulu.

" benarkah?? Aku rasa seperti itu" tebak Hansol.

" apa restoran mu selalu ramai seperti ini" Jaemin menatap sekeliling sekilas lalu kembali fokus pada minuman di tangan.

Hansol memukul kepala Jaemin gemas " jangan mengalihkan pembicaraan"

" Sakit, lagi pula siapa yang mengalihkan pembicaraan" Jaemin mempoutkan bibirnya sembari mengusap kepala.

" Sudah jelas itu kamu" Hansol memutar bola matanya malas.

Jaemin menghela kasar " lebih baik Hyung diam, aku tidak ingin di ganggu" Jaemin mengubah posisinya seperti semula.

Hansol menjatuhkan pundak tak perduli, dia melanjutkan pekerjaan membuat coffe.

Sementara Jaemin kembali berkutat dengan pikirannya, kejadian di rumah sakit masih terbayang di kepala, semakin ia menepis semakin terpampang jelas, kemana Renjun, kenapa dia berbohong, kenapa dia pergi tanpa mengabarinya, apa sekarang Renjun pun tidak bisa percaya kepadanya, sama seperti anak itu.

" rasanya aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" gumam Jaemin samar tapi Hansol bisa mendengar itu, dia meletakan gelas, mendekati Jaemin lalu menepuk punggungnya pelan.

Setelah memutuskan keluar SM Rookies, Hansol mencari peruntungan lain di beberapa agensi, berharap akan segera debut seperti teman-temanya, tapi tidak ada perubahan, hidupnya semakin kacau, banyak pilihan sampai akhirnya memilih dan menetap di pekerjaan ini, membuat coffe dan melayani pengunjung.

Berita bubarnya Nct Dream tentu membuat hatinya ikut hancur, dia tau seberapa kerasnya member Dream untuk debutnya, tapi perusahaan memberi batas yang melukai, meskipun mereka masih di bawah naungan SM rupanya tidak merubah apa-apa selain berusaha lagi dan lagi untuk debut.

Dan anak ini selalu datang kala penuh pikiran, dia akan mengeluh, dia akan menangis, dia akan meluapkan betapa pedihnya di tinggalkan. Dia akan berfilosofi bagaimana rasa rindunya menggerogoti bagian tubuh terdalamnya.

Itu melukai Hansol juga, dia tidak tau harus bersikap bagaimana, tapi dia yakin di posisinya ini dia bisa menenangkan Jaemin meski sedikit.

" ini tentang siapa lagi,?" tanyanya, biasanya Jaemin datang membawa masalah berbeda, entah Jeno, Jisung, rindunya sama Chenle, hidupnya hanya untuk memikirkan orang lain.

Ending scene (NCT DREAM)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang