A Fanfiction
.
.
Postulat 37
.
.
Na_Ren
.
.
Btw Enjoy~
.
.
Kasih bintang kalau sukaლ(^o^ლ)
.
.Hari itu ketika Haechan memutuskan untuk menjatuhkan dirinya dari atap rumah sakit, Jaemin datang dengan gagah berani menasihatinya panjang lebar, meluluhkan hati menjadi secair-cairnya.
"Walaupun orang membenci, walaupun aku dijauhi, walaupun aku tidak percaya lagi pada diri ku sendiri tapi aku ingin tetap hidup, kamu tau kenapa? karena aku masih bisa berada di samping kalian, aku masih bisa melihat kalian bahagia, aku masih bisa melihatmu tersenyum dan menyanyi, Haechan orang-orang sangat menyukaimu, aku bahkan sangat iri, jadi kamu tidak boleh lakukan ini, jika kamu mati orang-orang yang menyukaimu akan sedih. Karena mereka tidak bisa lagi melihatmu walaupun mereka ingin"
Itu yang Jaemin katakan waktu itu, setiap kata setiap titik komanya masih Haechan ingat dengan jelas tanpa sedikitpun yang terlupa, karna semua yang ia katakan terbukti saat ini.
Untuk pertama kalinya Haechan berdoa sesungguh itu, setiap pagi dia pergi beribadah menghusyukan diri, memohon pada yang kuasa untuk tetap mengizinkan Jisung berada disampingnya, bersama member 127 maupun bersama Jaemin, Renjun dan Chenle.
Dan ketika diingat lagi, ia juga berteriak dengan lantang "aku tidak takut mati"
Ternyata kematian itu tidak sesimple itu, apalagi dengan cara bunuh diri, mungkin baginya mudah, tapi tidak semudah itu untuk orang yang ditinggalkan. Dia tidak baik-baik saja saat melihat Jaemin terduduk pucat di depan IGD, atau saat ia melihat Chenle terus menangis, atau mungkin Renjun yang hanya diam tapi hatinya menangis, Jeno? Mark?
Keduanya bahkan belum beranjak dari ruang ibadah, menangis dalam keterdiaman, memohon pada tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang untuk memberi kesembuhan.
Tolong selamatkan Jisung.
Itu yang Haechan rapalkan setiap detik setiap menit.
Lantas apa yang akan terjadi jika ia tidak bisa mendengar suaranya lagi
Apa yang akan terjadi pada member? Lalu bagaimana perasaan penggemar nantinya?
Ini bukan akhir yang ia inginkan.
-
Seperti quotes yang tidak sengaja Jaemin baca di TOKTOK
Katanya dari sekian banyak cara untuk berpisah dengan seseorang, kematian adalah cara paling baik hati yang pernah ada.
Bohong!
Berpisah karna kematian itu perpisahan yang paling menyakitkan, karna ketika kita merindu kemana kita harus mencari, ketika kita ingin bertemu kemana kita harus saling bersua, gundukan tanah dengan batu nisan tidak cukup membantu.
Melihat Haechan yang nyaris bunuh diri di depan matanya sudah cukup mengoyak dada walaupun pada akhirnya tu anak masih hidup sampai sekarang, tapi bagaimana jika perpisahan akan sebuah kematian benar-benar harus ia alami.
Tidak perlu memaksakan kebenaran jadi kebahagiaan, kadang kamu hanya perlu ilusi agar bahagia.
Butterfly Hug yang Renjun rekomendasikan tak berpengaruh apapun, kecemasan semakin pekat ia rasa, rasa takut kehilangan semakin menggelap, Jaemin butuh kepastian.
Apa yang harus ia lakukan tanpa Jisung? Mungkin benar, anak itu bukan satu-satunya manusia yang berkeliling mengitarinya, 1 tahun tak bisa ia sentuh lalu kemudian ketika hari itu datang, ketika ia bisa menyapanya tanpa takut menyakiti hatinya, apa harus seperti ini pada akhirnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending scene (NCT DREAM)✅
FanfictionKini tidak ada Nct Dream, siapa mereka, mereka bukan siapa siapa lagi, bukan lagi 6 / 7 Remaja tampan yang siap menghibur NctZen, bukan lagi BB legendaris. Karna mereka itu hanya kisah masa lalu yang kias akan rasa sakit. Orang bilang " ada yang uda...