Postulat_16

2.3K 351 16
                                    

A Fanfiction
.
.
Ending scane
.
.
Na_Ren
.
.
filing kalian benar!!!
.
.
Enjoy
.
.
Kasih bintang kalau sukaლ(^o^ლ)
.
.

Usaha untuk menghubungi Jaemin masih berlangsung, walaupun Jeno tidak mengatakan apa-apa, tapi Doyoung tau kalau anak itu menginginkan Jaemin, dalam artian ingin bertemu denganya.

Jeno sudah bangun sekarang, ia terlihat santai menerima perlakuan baik dari hyungnya meski ada perban di dahi, Taeil dengan cekatan mengupaskan apel untuk anak itu, yeah seorang Taeil melakukan itu untuk Jeno.

Haechan menoleh pada Doyoung, tapi Doyoung langsung memberi kode dengan menggeleng, kemana anak itu sebenarnya.

Sekarang Haechan menatap Renjun, hyungnya duduk termenung di sofa, keramaian yang dibuat para hyung tidak membuatnya se heboh biasanya, sesekali Renjun mengusap wajah, menyandarkan punggungnya di sofa lalu meluruskanya lagi, begitu sampai beberapa kali, nah di sebelahnya ada Jisung -melakukan hal sama. Keduanya sama-sama gusar dan khawatir meskipun Jeno baik-baik saja.

" tentu, Jaemin sedang sibuk" timpal Mark, anak itu langsung mendapat tatapan tajam dari yang lain.

" apa maksud mu Mark" kesal Doyoung sembari melayangkan tinjuan angin, sementara tangan satunya masih memegangi ponsel.

Mark menghindar cepat, tapi hal itu malah membuat gelak tawa. Gemas sekali melihat kelakuan si Mark, di tambah wajah meme able milik Doyoung, yeah itu sangat lengkap.

Mereka berharap Jaemin datang saat Jeno membuka mata, bahkan setelah Jeno sadar dan makan malam cowok itu tidak kunjung menerima panggilan, apa sesibuk itu seorang Na Jaemin?

Dugaan Haechan benar, Jeno tidak benar-benar pingsan, dia tidur nyenyak setelah berunding sebentar dengan dokter, dia bilang ingin istirahat lama jadi meminta dokter untuk sedikit berbohong.

Kamar Jeno lebih ramai malam ini dari pada tadi sore, setelah Teayong pulang Mark, Taeil, Jungwoo dan Doyoung datang berkunjung, kamar Jeno menjadi satu-satunya kamar yang paling berisik, btw si Jeno sudah di pindahkan ke ruang rawat biasa, membuat member lebih leluasa.

" biar saja, nanti juga muncul" kata Jeno, berharap ucapanya sedikit membuat tenang.

" Jeno Hyung gwencana?" tanya seseorang dari ambang pintu.

Atensi Semua orang langsung tertuju pada suara ini, para hyung langsung menyuruhnya masuk, memberi pelukan hangat dan beberapa kali berkata kalau mereka merindukan si –

Chenle.

Bagaimana bisa?

Sedangkan ex member Dream terpaku dan termenung, mood mereka hancur dalam sekejab, merutuki kedatangan cowok Cina ini, semoga saja dia tidak membuat ulah seperti waktu itu.

" owh, Chenle kau datang, ku kira kamu tidak datang" Jeno menyambut riang tak lupa tersenyum lebar.

" kebetulan aku berada di dekat sini, jadi aku memutuskan mampir sebentar, hyung tidak apa-apa?" tanyanya, Chenle terlihat khawatir.

Jeno menggeleng lalu menunjuk pelipisnya terbalut kain kasa " hanya lecet sedikit, dokter memang lebay, besok sudah boleh pulang"

"Aku bawa sedikit minuman untuk menghangatkan tubuh" anak ini menyerahkan kotak kemudian langsung Jeno terima.

"Terimakasih, kamu tidak perlu repot"

Chenle terkekeh "tidak repot."

Haechan menyikut lengan Doyoung seolah bertanya apa kau menghubunginya, tapi Doyoung menggeleng sebagai Jawaban.

" lalu kenapa Hyung bisa seperti ini?" pertanyaan Chenle kali ini berhasil membuat member lain menoleh ingin tau, mereka belum dengar apa yang terjadi, Renjun juga belum mengatakan apa-apa, sejak tadi dia hanya diam dan melamun.

Jeno menghirup nafas panjang mulai bercerita tentang kejadian di taman tadi, mulai dari pertemuanya dengan Renjun berteriak seperti orang gila terus jalan-jalan di taman, sampai kejadian buruk ini menghampiri dan berakhir saat Jisung datang.

" bagaimana bisa Jisung ada di tempat itu?" tanya Chenle, dahinya berkerut heran, para hyung refleks menoleh ke arah Jisung, sepertinya anak itu tidak terpengaruh oleh ucapan Chenle.

" kita sedang syuting" jawab Jeno santai.

Chenle menyerigai " wow tepat sekali"

" apa maksud mu?" tanya Haechan, cowok ini maju dua langkah.

Cowok itu mengedikan bahunya " aneh saja, kenapa dia ada di tempat itu"

Jisung berdiri dari posisinya duduk " Jadi maksud mu aku yang mencelakai Jeno dan Renjun hyung?" tanya Jisung tiba-tiba. Semua orang kembali menoleh.

" timingnya terlalu cepat Jisung" Chenle tidak mau kalah.

" tau apa kamu, jangan membuat spekulasi gak jelas" Jisung tidak terima.

" aku baik-baik saja, kalian tidak perlu seperti itu" lerai Jeno.

Chenle melipat tanganya di depan dada " ini hanya opini ku"

Renjun ikut berdiri " bukan opini Chenle, ucapan mu seperti menuduh dia secara sepihak"

" coba dengarkan kata Chenle dulu Renjun, dia belum menyelesaikan ucapanya" Jongwoo.

" apa hyung mau melihat mereka berdua saling tuduh seperti ini?" pungkas Renjun, berhasil membuat suasana berubah sepi.

Doyoung memandang Renjun sabar " Chenle hanya beropini Renjun"

" bukan opini, ucapan Chenle seperti menuduh Jisung" Renjun menatap Chenle tajam " heh atas dasar apa kamu beropini seperti itu" suaranya meninggi "jangan membuat suasana semakin runyam Chenle, apa membuat member berkelahi belum cukup untuk mu"

" kita dengarkan opini dia dulu Renjun" Haechan

"itu tidak perlu Haechan, aku ada disana bersama Jeno, aku bahkan sempat melihat orang yang mencelakai kami, iya timeingnya terlalu cepat sampai tidak mungkin kalau Jisung yang melakukan itu, aku heran dengan kalian., kenapa mudah sekali terpancing, harusnya kamu tidak perlu datang kemari Chenle"

Chenle terdiam.

" Renjun jaga ucapan mu" desis Doyoung

Jisung menunjuk lurus ke arah Chenle " harusnya aku yang mencurigaimu, kenapa kamu bisa datang ke sini padahal kita tidak menghubungi mu" Jisung menghela nafas " kita bahkan tidak memberitahukan cidera Jeno hyung di Grup Chat"

Deg.

-

To be countinue

Ending scene (NCT DREAM)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang