XVI

390 56 18
                                    

WARNING!!

-Typo bertebaran-

-Chapter Panjang-

Happy Reading^^
-
-

Cuacanya dingin sekali pagi ini, salju mungkin tidak turun lagi tapi tetap saja hawa dingin itu menusuk sekali bahkan sampai membuatku sedikit mengigil jika terlepas dari selimut tebal ini. Semalam perayaan malam tahun baru dan itu kuhabiskan dengan lembur menggantikan salah seorang pemadam di shift malam dan sebagai gantinya aku mendapat libur hari ini.

Kling..

Aghhh..!, suara kesekian kalinya yang berasal dari ponsel di meja nakas benar-benar menganggu. Aku malas sekali membukanya mungkin hanya ucapan selamat tahun baru dan juga pesan kakek untuk ikut makan siang bersama keluarga besar, ya... bisa dibilang tradisi. Tapi aku malas, bukan, bukan. Sebenarnya aku hanya sedikit takut

Takut..?

Ya.., aku takut. Aku takut menjadi linglung.

Konsultasi dadakanku dengan Yushiro beberapa hari yang lalu tidak berjalan lancar. Setelah mendengar segala macam nasehat dan saran Yushiro, bukanya aku merasa lebih baik aku justru menentangnya, menolaknya bahkan aku hampir menghajarnya. Singkatnya aku lepas kendali.

Meskipun aku menerima saran Yushiro dan wejangannya, namun entah bagaimana ada bagian dari diriku yang juga membencinya. Ada sedikit percikan emosi setiap kali Psikater itu mengingatkanku soal kehidupan sebelumnya yang berbeda dengan kehidupan sekarang. Tapi aku bersumpah aku menerima itu dan menjadikannya sebagai pedoman pembatas kebimbanganku selama ini. Hanya saja, malam itu percikan emosinya terlalu banyak sampai menyulut amarahku yang tak berdasar.

-------------------------------------------------------

Sabito

Hey...,mau ke kuil ?

Renguko ingin kita mewakili anggota yang lain untuk berdoa

-------------------------------------------------------

Malas sekali aku membalas pesan ini. Aku yakin Sabito punya rencana lain selain mengajakku ke Kuil. Lagi pula dari sekian banyak yang mendapat libur hari ini, kenapa dia mengajakku, kenapa tidak Zenitsu atau Inosuke, mereka di shift malam.

"Huuuh!"

Dengusku kesal sedikit melempar ponselku ke hamparan empuknya kasur. Sungguh aku ingin sehari saja tidak bertemu orang-orang renkarnasi itu. Aku ingin menenangkan pikiranku, setidaknya sampai aku bisa kembali membedakann lamapu dan sekarang. Itu saja..

Kling...

-------------------------------------------------------

Sabito

Ayolah..., aku janji hanya ke kuil

Nanti kutraktir salmon daikon langgananmu :D

-------------------------------------------------------

Orang ini, entah kenapa suka sekali menyuapku dengan Salmon daikon dan entah kenapa aku juga menerima suapnya yang hanya salmon daikon. Padahal aku bisa membelinya sendiri sebanyak yang kumau.

-

-

-

Aku sempai ingin pulang ketika melihat antrian panjang di sekitar kuil. Bukan hanya antrian untuk berdoanya yang ramai namun juga penonton ferstival dan berbagai pertunjukan yang sedang ditampilkan. Aku bisa melihat banyaknya anak-anak yang berlarian, remaja yang bergerombol dan pasangan yang bergandengan hampir disetiap sudut area kuil.

You are not my Destiny ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang