Biru, sejauh mataku memandang hanya warna itu yang berkilau dengan indahnya. Lepas pantai yang tampak begitu jelas dari puncak bangunan ini, seperti memanggil dengan suara deru ombaknya yang terdengar dari semilir angin. Ini bukan pertama kalinya aku ke daerah pesisir, tapi entah mengapa setiap kali menginjakan kaki di tempat semacam ini, aku seperti merasakan ketenangan dan kelegakaan. Mungkin karena aku tidak pernah melihat ingatan itu disini.
Acara pelatihannya diadakan disalah satu pulau kecil di Timur Jepang. Tempat yang biasa saja, tapi yang kudengar pulau ini memiliki festival musim panas yang luar biasa, itulah mengapa pulau ini tampak cukup ramai oleh wisatawan.
Itu sebuah gedung champ tua dengan 3 lantai dan berada di sekitar kaki bukit kecil. Sepertinya akan butuh energi ekstra untuk bisa sampai ke tempat ini dengan berjalan kaki. Ya.., jalan setapakannya tidak cukup untuk kendaraan roda empat. Ngomong-ngomong soal pelatihan, ini akan berjalan selama sebulan kedepan dipotong weekend untuk piket di markas pemadam setempat dan patroli di malam festival. Terdengarnya memang tidak begitu rumit, tapi tentu saja itu tidak akan semuda itu.
"Konichiwa, Aku Tomioka Giyuu sebagai pendamping dan mereka bertiga anggotaku" ucapku seraya dengan sedikit membungkuk memberi hormat kepada para perserta lain.
"Kamado Tanjiro"
"Agatsuma Zenitsu"
"Inosuke Hashibira!"
"Yoroshiku Onegashimasu..." seru ketiganya seraya memberi hormat.
Aku sedikit memperhatikan orang-orang yang berada ditempat ini, beberapa wajah dapat kukenali. Mungkin hanya sekitaran tiga atau empat orang dari angkatan dan senior-seniorku. Tapi bukan itu yang membuatku sampai tertarik untuk memperhatikan orang-orang diruangan ini, melainkan suara mereka yang masih terdengar berisik sejak aku memperkenalkan diri. Mungkinkah insiden itu masih mereka ingat, karena tampaknya aku terkenal sekali sekarang ini.
-
-
-
Acara pembukaannya selesai beberpa menit yang lalu, setelah perkenalan, makan malam bersama dengan beberapa sambutan dan pembagian jadwal untuk 30 hari kedepan. Sebenarnya aku tidak begitu paham kenapa aku harus mendampingi tiga pemuda itu, bahkan jika dilihat-lihat hanya mereka yang memiliki pendamping. Bukankah agak aneh ?
"Hey.., bisa bicara sebentar, Tomioka-san ?"
Aku menghentikan gerak tanganku yang tengah menyusun pakaian dilemari. Kulihat dipintu seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut terkucir berdiri dengan kedua tangannya yang bersembunyi di saku jaketnya.
Dia mengajakku untuk keruangan staf pelatihan, dan sesampainya disana tiba-tiba dia menyuguhkanku sebuah clipboard dengan beberapa lembar kertas yang terjepit di clipnya. Aku sedikit mengerutkan keningku dan kemudian menatap bingung pria berambut sedikit silver ini, sedikit memberi kode bahwa aku tidak mengerti
"Kau melupakan ini" ujarnya tiba-tiba dan memaksaku untuk menerima clipboard itu.
"Aku disini hanya sebagai pendamping"
Pria ini tampak sedikit menahan tawa kemudian terkekeh pelan seraya menepuk-nepuk bahuku. "Kau itu akan menjadi mentor kelas strategi besok"
Bingung, Aku melihat kembali Uzui yang juga melihatku dengan alis sedikit terangkat. Apa-apaan ini, kenapa manusia nyentrik dengan tindik ditelinga ini memberiku tugas semacam ini, apa ini sejenis candaan baru.
"Apa Rengoku tidak memberitahumu?, dia yang mengajukan dirimu sebagai mentor di pelatihan musim panas ini"
Ah..., sungguh tidak terduga. Pantas saja semua orang di markas mendukungku nyaris 100 % . Bisa-bisanya aku ditipu ketuaku sendiri, sekarang aku merasa benar-benar menyesal menyetujui saranya dari semua orang yang ada di markas. Aku menghela nafas panjang dan menjatuhkan diriku pada sofa usang diruangan itu, "Orang itu sama sekali tidak memberitahuku" lirihku pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are not my Destiny ✔
FanfictionAku selalu terbangun dengan bekas air mata di pipiku, hatiku terasa sakit seperti ada sesuatu yang tertinggal. Mimpi itu berputar seperti film lama, namun seseorang berkata "mungkin itu ingatan yang tertinggal dari kehidupanmu sebelumnya". - - Jadi...