Hari itu rasanya seperti mati rasa, aku bahkan tidak ingat aku sempat menitikan air mata atau tidak. Pikiran dan hatiku terasa kosong hanya berkecamuk rasa campur aduk yang bahkan diriku sendiri tidak tahu namanya.
Shinobu POV off
-
-
Suara bising di jalanan malam yang ramai itu, entah bagaimana terdengar sangat memilukan. Orang-orang berbisik sambil melihat papan reklamen besar disalah satu sudut persimpangan. Tumben sekali malam ini tidak menyiarkan iklan minuman bersoda dan tumben sekali orang-orang menatap layar besar itu.
Sementara dibelakang garis putih, diantara orang-orang yang bergumam dan berbisik heboh, wanita ini tampak acuh.
Ah..., tidak bukan seperti itu rasanya
Jemarinya tampak menegang mengenggam erat selempang tasnya, matanya berfokus pada garis putih pembatas, sengaja mengalihkan pandanganya pada papan reklamaen yang sedang menanyakan berita terkini itu.
"Dia masih sangat muda.."
"Aku memikirkan keluarganya.., pasti sangat terpukul"
"Bukankah itu sangat mengerikan"
"bagaimana pacaranya saat mendengar kabar ini"
Kenapa.., suara itu masih terdengar padahal dia ingin pura-pura tidak dengar..
Kenapa orang-orang selalu membicarakannya sementara dia ingin melupakannya segera..
Seorang menepuk bahunya sambil komentar bernada kasar, "Hey nona.., lampunya sudah hijau. Jangan melamun, kamu menganggu orang yang akan menyebrang"
wanita ini hanya tersenyum sambil sedikit membungkuk. Ingin mengucap maaf tapi rasanya begitu berat, seakan suaranya ditahan di dada bersama perasanya sekarang.
-
-
Malam ini seharusnya janji mereka terucap kembali, dibawah langit penuh warna, diantara aroma khas musim panas dan diantara suara riuh khas festival.
Seharusnya begitu...., jika saja...
"Kak.., ayo makan"
Suara itu mengalun begitu pelan di indra pendengarannya, kalah jauh dari suara kembang api yang meluncur bebas di langit yag kosong.
Ah.., bukan kah itu indah.. ?
Seperti bunga yang mekar dan bersinar seperti cahaya mentari, namun begitu singkat sampai matanya belum sempat merekam menjadi ingatan, dan hati belum sempat menyimpan menjadi kenangan.
Arah mata Shinobu tidak berubah, masih menatap datar pada langit yang berwarna. Tidak ada ekspresi di paras ayu-nya, sudut-sudut bibirnya tertarik sesaat antara ingin tersenyum dan melengkung muram.
Kanao yang masih berdiri diambang pintu tidak bisa berkata-kata lagi selain menunggu yang lebih tua merepon. Ya.., dia sedikit tau perasaan campur aduk wanita itu malam ini.
"Ayo Kanao.." suara lembut terdengar cukup jelas sesaat setelah kembang apinya menghilang. Kanao awal tersentak, tak menduga akan direspon ditambah senyuman lembut yang kini tengah ditunjukan padanya
"hmm.." singkatnya sambil tersenyum membalas
-
-
Setahun..
Kembang api semalam adalah penandanya, sangat terasa jelas sebentar lagi musim panas akan berakhir dan ingatan serta kenangan itu masih membekas. Dari jendela ruang kerjanya, Shinobu memandang taman rumah sakit yang masih ramai dikala lampu-lampu jalan mulai dinyalakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are not my Destiny ✔
FanfictionAku selalu terbangun dengan bekas air mata di pipiku, hatiku terasa sakit seperti ada sesuatu yang tertinggal. Mimpi itu berputar seperti film lama, namun seseorang berkata "mungkin itu ingatan yang tertinggal dari kehidupanmu sebelumnya". - - Jadi...