Entah bagaimana suara keramaian didalam kedai ini mendadak senyap ditelingaku. Mungkin akunya yang terlalu fokus atau mungkin aku terlalu tertekan dengan aura aneh yang pria ini keluarkan.
Sepertinya sudah lebih dari 10 menit kami duduk berhadapan seperti ini. Nampak tenang dan terlihat normal-normal saja seperti pengunjung kebanyakan. Meskipun sebenarnya aku mati-matian menahan sesuatu yang ingin keluar dari tubuhku.
Pria itu baru saja selesai menikmati santap malamnya. Ia tengah menyesap kopi hitam dari cangkir keramik putihnya dan meletakannya kembali dengan anggunnya. Gayanya persis seperti orang-orang kaya dalam drama tengah malam.
"Hmmm... kau tampak tegang. Ada apa ?" aku cukup tersentak ketika ia mulai bicara dengan tatapan rendahnya.
Tidak ingin menjawab, aku hanya ingin pria ini cepat mengatakan apa maksud dari perbincangan dadakan semacam ini. Jujur saja aku benar-benar waspada terhadapnya. Bertemu dengan orang yang memiliki problem atau sekadar kesamaan dengaku, bukan berarti aku harus bersorak gembira dan buru-buru mendiskusikan kesamaan kami. Yah... terlebih aku belum mengenalnya dan dia—
"Padahal aku ingin melihat wajah terkejut, marah dan kesalmu..
...tapi yah...,aku malah ditatap dengan wajah yang datar" ujarnya santai seraya memainkan sendok kecil disisi tatakan cangkir kopinya.
Aku menarik nafas singkat dan menghembuskannya perlahan. Biarpun aku terlihat datar dan tenang jujur saja jantungku berdebar dan jiwaku seakan merutuki diriku sendiri. Sungguh aku tidak berani berhadapan denganya untuk saat ini.
"Langsung saja, apa yang kau inginkan dariku ?"
Oh wow, bagaimana mungkin aku bisa melempar pertanyaan senekat itu. Apa aku sedang kerasukan roh lain, ini benar-benar diluar kendali. Rasanya seperti ada sesuatu yang mendorongku untuk bicara seperti itu.
"Wow~~~, siapa ini yang bicara ?" aku tersentak bingung dan kaget
"Hey..., bicaramu itu diucapkan dengan ekspresi wajah yang tidak cocok. Jangan mengikuti emosi itu Tomioka-san"
Aku diam seribu bahasa, tidak tahu harus merespon apa. Bingung ? tentu saja. Sangking bingungnya aku bahkan sampai bingung untuk menjelaskan kebingunganku ini. Yang ada dikepalaku hanya segelintir pertanyaan
Bagaimana bisa ?
Apa dia menyelidiku ?
Apa yang sebenarnya dia inginkan ?
Kenapa dia ingin bicara denganku ?
Apa ada hubunganya dengan Kocho atau dengan yang kemarin itu ?
Tunggu.., aku harus tau siapa namanya!
Sepertinya aku terlampau asik dengan pemikiranku sendiri, sampai aku sempat abai pada pria dihadapanku ini. Tapi sungguh banyak sekali pertanyaan yang bermunculan dikepalaku. Agh....Lupakan! ini malah akan memusingkan, mungkin lebih baik kuikuti perbincangan dadakan ini
"Aku Kibutsuji Douma renkarnasi dari Douma...."
Deg
Terkejut, rasanya tubuhku seperti diremas dengan tengan besar dan jantungku terasa ditusuk dengan sebilah pedang. Keterkejutanku tidak bisa lagi kugambarkan, ini terlalu mengejutkan sampai membuatku mual.
Pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya muncul dikepalaku sekarang menghilang entah kemana dan otakku serasa kosong seketika.
Pria ini.., entah bagaimana bisa mengatakan hal sebesar itu dengan mudahnya. Dia seakan sudah merencanakan alur perbincangan ini dan ingin sesegara mungkin mengumumkan jati dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are not my Destiny ✔
FanfictionAku selalu terbangun dengan bekas air mata di pipiku, hatiku terasa sakit seperti ada sesuatu yang tertinggal. Mimpi itu berputar seperti film lama, namun seseorang berkata "mungkin itu ingatan yang tertinggal dari kehidupanmu sebelumnya". - - Jadi...