"...Semakin banyak ingatan yang kau dapat dari kehidupan sebelumnya, maka semakin banyak pula ingatanmu di masa sekarang yang terhapus. Dan juga, semakin kau mengikuti ingatan dan perasaan itu, maka semakin hilang ingatanmu di masa sekarang."
"...itu adalah perasaan milik dirimu yang di kehidupan sebelumnya. Dan jika kau mengikutinya, atau menuruti perasaan itu maka ingatanmu di masa ini juga akan menghilang."
"Tapi jika di bulan Desember kau memang tidak bertemu seorang renkarnasi diluar dari yang kau kenal sekarang, kemungkinan pria aneh itu yang mempengaruhimu"
Kenapa aku tidak menyadarinya ?
-
-
-
"....yuu ... Giyuu....Giyuu!"
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, bisa kurasakan goncangan dibahuku dan dapat kulihat Yushiro yang memandangku dengan mata tajamnya.
"Maaf, aku melamun"
"Aku sudah bilang jangan terlalu dipikirkan. Hari ini kita melanjutkan konsultasi dua pekan lalu" ujarnya membuka buku catatan dan aku hanya mengagguk patuh.
Sejak konsultasi waktu itu, Yushior memutuskan mengubah semua jadwal konsultasiku denganya. Yang biasanya hanya sebulan sekali, sekarang menjadi dua minggu sekali ditambah dia rutin menghubungiku untuk sekadar menanyakan kabar dan mengingatkan untuk tetap tenang.
"Kau melakukan apa yang kukatakan ?" aku hanya mengangguk tak bersemangat. Seminggu lalu, dia memintaku mengambil cuti dan berdiam diri di apartemen demi menciptakan kondisi mental dan pikiran yang baik sebelum konsultasi. Meski sebenarnya dia bermaksud membuatku tidak bertemu dengan orang-orang renkarnasi itu, mungkin dia takut itu akan menambah bebanku.
"Ada perubahan atau kau malah merasa lebih buruk ?" dia kembali bertanya dan bersiap mencatat.
Aku menghela nafas singkat, mengumpulkan segala ingatanku selama dua minggu terakhir "Tidak, tidak untuk keduanya" jawabku singkat dan pria itu hanya mengguk mengerti sambil menulis.
Hening diatara kami, aku bahkan bisa mendengar detak jam besar yang berdiri kokoh di dinding tengah ruangan. Yushiro masih sibuk membandingkan catatanya mungkin mencari hal menjanggal. Aku sedikit tegang kali ini atau mungkin selanjutnya juga begitu, sebelunya memang pernah terjadi tapi itu sangat lama.
Sekitaran aku umur 13 tahun, aku nyaris melupakan seluruh ingatan masa SD-ku, keluargaku, bahkan Yushiro bilang aku nyaris tidak mengenali diriku sendiri. Dia bilang aku datang padanya seperti remaja depresi yang kehilangan akal, hanya nama yang kutahu dan selebihnya katanya aku bertindak ketakutan.
"Masih sinkron" katanya singkat dan meletakan buku catatannya, "Minumlah sedikit, teh Chamomile dapat menengkanmu" lanjutnya.
Cangkirnya masih berasap tapi tidak seperti tadi, mungkin kadar panasnya sudah berkurang. Aku mengambilnya dan menyeruputnya perlahan. Yushiro masih memperhatikanku, dia lebih perhatian dari sebelumnya dan jujur saja agak membuatku tidak nyaman.
"Baiklah.., mari kita bicara santai sejenak." Umumnya sambil membenarkan duduknya di sofa.
"Menurutmu, apa yang membuat ingatan-ingatan itu terus-terusan datang padamu ?" aku terdiam sejenak, menahan cangkir kaca itu yang masih dalam genggamanku. "Aku tidak tahu, bukankah kita sudah membahasnya.." jawabku sambil meletakan cangkir berisi setenagh teh itu perlahan.
"Baiklah.., kalau begitu apa kau pernah dengar soal asal adanya hantu ?"
Aku mengeritkan keningku menatapnya, aku tidak paham arah pembicaraanya. Jarang sekali Yushiro membicarakan hal-hal aneh semacam ini meskipun dirinya itu termasuk golongan makhluk aneh. "Jadi begini, ada yang bilang roh yang masih memiliki dendam atau ada sesuatu hal penting yang belum ia lakukan, roh itu tidak bisa pergi ke langit tempat semestinya, atau bisa disebut dia menjadi hantu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
You are not my Destiny ✔
FanfictionAku selalu terbangun dengan bekas air mata di pipiku, hatiku terasa sakit seperti ada sesuatu yang tertinggal. Mimpi itu berputar seperti film lama, namun seseorang berkata "mungkin itu ingatan yang tertinggal dari kehidupanmu sebelumnya". - - Jadi...