III

1K 105 1
                                    


Aku membuka mataku perlahan dan mengerjap beberapa kali untuk menjernihkan pengeliatanku. Dimana ini ?, Kenapa aku bisa disini ?. Kulihat setiap sudut perkarangan ala-ala jepang yang sepertinya tidak asing. Apa aku bermimpi, tapi ini dimana?. Aku masih mencoba mengingat pemandangan tak asing dan perasaan nostalgia ini. Tiba-tiba tanganku tanpa sadar menyenggol sesuatu disampingku. Aku terdiam sesaat melihat katana itu ada disampingku. Ah..aku sedang memipikan masa itu.

"huuuuh" aku menghela nafas perlahan seraya merileksan posisi dudukku yang entah kenapa terasa kaku sekali. Bulan hanya tampak setengah malam ini dan beberapa bintang juga bersinar disekitarnya. Ini pemandangan yang tidak asing lagi, entah yang keberapa kalinya aku memimpikan hal ini. Duduk di beranda rumah kuno jepang dengan pemadangan taman khas oriental, biasnya aku akan melihat bulan purnama tapi tumben sekali sekarang bulannya hanya setengah.

"Gomen ne menunggu lama, Tomioka-san"

Deg

Jantungku terasa dipukul satu hentakan kuat mendengar suara itu. Namun sesaat kemudian ketika sosok itu menghampiriku dan duduk seraya meletekan nampan bawaannya disampingku, entah mengapa aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kumengerti. Aku memperhatikan wajahnya yang tampak tenang menyiapakn ocha dan dango untukku. Ini kau kan? Kau yang dimasa ini, iyakan?

"Kenapa kau terus melihatku?. Apa aku semenarik itu, hmm ?" dia mengangakat kepala dan menatapku lembut dengan senyuman yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Tidak, pasti aku pernah melihatnya sebelum ini tapi jika didalam mimpi aku tidak pernah melihatnya, baru kali ini senyuman seindah itu diperlihatkan pada aku yang dari masa ini.

Mulutku terkatup tak bisa menjawabnya. Aku masih sibuk mengagumi keindahan senyumannya namun hatiku tengah sibuk merasakan lonjakan emosional yang lagi-lagi tidak kupahami. Apakah ini perasaan dari masa itu?. Bahkan tanpa sadar tanganku sudah membelai wajahnya, aku bisa melihat ia tampak terkejut, "Tomioka-"

"aku merindukanmu" mulutku berucap dengan sendirinya namun aku mengerti ini adalah ingatan dan perasaanku dimasa itu. Setengah hatiku merasa bahagia dan setengahnya lagi merasa sedih. kupikir aku tidak akan sanggup berada diingatan ini tapi ketika ia menyentuh tanganku dan tersenyum, aku benar-benar ingin kembali ke masa itu, aku ingin berada disisinya lagi. Aku-

==============================

"Hah?!"

Mimpi indah yang menyakitkan. Kuseka bekas air mata yang ada disudut mata dan pipiku. Sudah lama sekali aku tidak seemosional ini setelah bermimpi, entahlah tadi itu terasa sangat nyata dan seperti baru terjadi. Aku termenung sesaat memikirkan mimpi itu, kenapa aku merasa sangat sedih, kenapa aku merasa sangat bahagia saat melihatnya, sebenarnya seperti apa hubunganku dengannya ?.

Clek

Ah.., Aku cukup terkejut mendengar suara pintu terbuka dan bisa kulihat Tanjiro melihatku bingung. Mungkin dia juga terkejut dengan reflekku yang menoleh tiba-tiba. Dia tampak membawa tas bekal besar dan seorang Nezuko.

"Aniki!!!" Teriaknya berhamburan menghampiriku.

Aku lupa menceritakan kalau aku sebenarnya sepupuan dengan keluarga Kamado. Ibunya Tanjiro adalah adik ibuku, ya bibiku. Kalau direnungkan, kehidupanku saat ini jauh lebih baik dari sebelumnya, maksudku keluarga yang lengkap, teman-teman, rekan kerja da pekerjaan yang tidak beresiko tinggi. Hanya saja ingat dimasa lalu itu terus membebaniku, mungkin kalau ingatan itu tak ada aku-

"Aniki! JANGAN MELAMUN!!!, aku jadi takut!!" Aku tersadar berkat teriakan dan guncangan Nezuko pada lengan kiriku. Aku mengerjapkan mata dan melihat Nezuko yang sudah terlihat panik. Untuk gadis ini, tidak ada juga yang berubah, semuanya sama saja hanya warna rambut dan mata yang menjadi hitam pekat.

You are not my Destiny ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang