Dua hari sebelumnya ... .
Suara perut yang berbunyi menghentikan langkahku. Tanpa sadar, tanganku bergerak memegang perut. Seakan menanggapi tindakanku, suara perut kembali berbunyi dengan keras.
Aku baru ingat sejak tadi pagi belum sarapan. Semua energi kuserahkan pada otak untuk berpikir, jadi yang tersisa sekarang adalah kelelahan. Tubuhku lemas dan rasanya ingin sekali berbaring malas di kasur.
Tapi, aku tidak bisa malas sekarang.
Tak dapat menahannya lagi, aku segera menuju dapur untuk mendapat makanan. Sayangnya, yang ada di meja makan itu hanya sepiring buah-buahan.
Mengapa tidak ada makanan di meja?!
Dengan kesal aku beralih ke ruang tamu, melihat pembantu Mama Zila yang masih duduk di sofa bersama petugas polisi. Niatku ingin bertanya, namun mengingat identitas autisme Boboiboy Ice, kubatalkan dan kembali ke dapur. Terpaksa sarapan buah untuk kali ini.
Ah ... Aku masih lapar ... .
Saat mengunyah apel, kulihat petugas Koko Ci datang mendekat. Dengan cepat aku memasuki akting.
"Kapten berkata bahwa kamu memiliki sesuatu untuk diberikan pada kami." Suara Koko Ci terdengar jelas di ruang dapur yang sunyi.
Aku hampir tersedak potongan apel setelah mendengarnya. Dari mana Kaizo tahu aku memiliki sesuatu untuk diberikan padanya?!
Oh, lupakan saja. Mungkin dia memiliki kemampuan supernatural lain bernama 'aku tahu segalanya'.
Dengan kikuk, kuberikan sisir pada Koko Ci sambil berkata, "Ini rambut Ibu." Lalu, aku mengambil plastik bening yang berisi helai rambut hitam. "Ini punyaku."
Karena bala bantuan datang secara sukarela, tentu saja aku tidak bisa membiarkan kesempatan ini pergi begitu saja!
Koko Ci menerima dua benda itu dengan ragu. "Kamu ingin memeriksa hubunganmu dengan Ibumu?"
Aku mengangguk sekali.
Petugas Koko Ci mengerutkan dahi. "Paling lambat bisa diselesaikan dalam dua atau tiga hari," ucapnya seraya mengeluarkan ponselnya. "Simpan nomorku."
Dia menyebutkan sederet nomor dan aku segera mengetiknya di ponselku. Kemudian dia mengangguk kecil dan pergi ke luar, menghampiri polisi lain.
Melihat kepergiannya, aku menggigit sepotong apel.
Yah, rasanya sangat manis.
Ketika berjalan keluar, suara pria asing terdengar dari ruang tamu. Kulihat seorang pria tinggi berkulit putih dengan jas hitam, seperti seorang pemimpin perusahaan. Kacamata bertengger di batang hidungnya dan rambutnya tersisir rapi ke belakang, memperlihatkan dahinya yang lebar. Tubuhnya berdiri tegap, tampak seakan dinding yang tak tergoyahkan.
Aku melirik kisah Boboiboy Ice. Pria ini adalah rekan kerja Ayah, Tuan Adu Du. Dia adalah bos dari perusahaan elektronik dan Ayah adalah pengacara pribadinya.
Seakan menyadari kehadiranku, dia memandang ke arah dapur; tempatku berada. Matanya sedikit menyipit, namun dia mengalihkan pandangannya dengan cepat sebelum aku bisa membaca emosi di dalamnya.
Oh? Orang ini sedikit menarik ... .
Aku menuju tangga, tetapi melihat pembantu Mama Zila yang tampaknya tidak memperhatikan lingkungan sekitar. Tatapannya fokus pada satu arah. Kuperhatikan arahnya―Ah, ini benar-benar menarik.
Dalam hati, aku tersenyum.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)
Fanfiction--Boboiboy Fanfiction-- 【Ini adalah versi SEBELUM REVISI; plot cerita tidak sempurna dan banyak typo. Versi Revisi telah dipublikasikan dengan Cover dan Deskripsi baru.】 ••• [Daily Clover Marathon 2021] Lyrics Series: I wish I could Escape (Bad Liar...