Epilog

393 43 9
                                    

Di suatu tempat yang jauh, dari kegelapan, terdapat sebuah pintu besi yang tampaknya tidak sesuai pada tempatnya.

Pintu besi itu sedikit terbuka, menampakkan ruangan yang begitu rapi di dalamnya.

Terdapat sebuah meja panjang dengan kursi hitam besar di ujungnya. Di balik kursi itu, berdiri seorang pria yang sedang menatap pemandangan gelap dari jendela kaca. Tangannya dipegang di punggungnya, membuat sosoknya terlihat begitu mulia.

"Jadi, Darkness berhasil menghancurkan dunia?" Dia sepertinya berbicara sendiri, namun kenyataannya tidak. Jika kamu tidak teliti, maka figur bayangan di sudut ruangan akan terlewat oleh pandangan mata.

Bayangan itu bergerak, tampaknya membuat postur membungkuk hormat. "Kabar baiknya, mereka berhasil mencegah kehancuran dunia, Yang Tertinggi."

"Oh? Itu artinya mereka berkorban?" Suara pria itu terdengar rendah, berusaha menekan kemarahannya.

Sosok bayangan terlihat gemetar, namun tetap melanjutkan laporannya. "Ochobot berhasil melindungi mereka."

Pria itu akhirnya berbalik, menatap langsung ke bayangan di sudut. "Lalu, bagaimana dengan Boboiboy?"

Tidak ada jawaban dari bayangan selama beberapa detik. Setelah sunyi yang menegangkan, bayangan itu berkata, "Jiwanya terpecah lagi."

"Ha!" Sang pria tertawa sinis. "Terpecah lagi? Benar-benar merepotkan." Dia kembali memandang ke jendela.

Pembicaraan terhenti, menciptakan kesunyian yang mematikan di rungan itu. Si bayangan merasa tercekik karenanya, namun tidak berani pergi jika dirinya tidak mendapat izin.

Pada akhirnya, kesunyian itu hancur oleh sebuah senandung aneh.

" ... Tiga anak kembar sedang menyelamatkan diri; seseorang mati dikorbankan, tinggallah dua."

Bayangan itu terkejut mendengarnya, tidak pernah menyangka sang pria yang dihormati dengan gelar 'Yang Tertinggi' ini akan bernyanyi!

" ... Dua anak kembar sedang mencari makan; seseorang mati dibedah, tinggallah satu."

Ketika mencapai lirik ini, bayangan tersentak kaget. Tanpa sadar mencoba menyela, "Yang Tertinggi, bukankah ini―"

" ... Seorang anak kembar sedang duduk termenung; dia pun bunuh diri, habislah sudah."

Setelah menyanyikan lirik terakhir, pria itu menoleh ke belakang. Dia bertanya, "Pernahkah kamu mendengar lagu ini?"

Bayangan itu menggerakkan kepalanya. "Ini adalah sajak kuno yang tertulis dalam ramalan batu suci ... Ah? Apakah mungkin?!" Dia menyadari adanya suatu keanehan di sini.

"Ya, ramalan itu sepertinya benar." Pria itu menyisir rambutnya kebelakang, terlihat tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Dan sekarang separuh dari ramalan itu telah terjadi."

"Maka, Boboiboy ... " Bayangan itu tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dia membuka dan menutup mulutnya berkali-kali, namun pada akhirnya membatalkan niatnya untuk berbicara.

Pria itu duduk di kursi besarnya, menyadarkan dirinya seakan telah kehilangan seluruh tenaga.

"Jika semuanya terjadi sesuai ramalan, maka kita sendiri tidak bisa berbuat apa-apa."

Matanya terpejam, mencoba menyembunyikan semua emosinya.

"Sekarang, kita hanya bisa mengandalkan Boboiboy."

•••

Arbi's Note :

Berakhirlah sudah volume pertama dari fanfic Boboiboy ini🙌

Mari memulai revisi😅

《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang