Halilintar (8)

153 35 1
                                    

Mataku terbelalak, menatap api yang menghalangi jalan.

Tidak mungkin itu perbuatannya, 'kan?

Sebelum aku menyadarinya, tubuhku telah bergerak mendekati api besar. Semakin dekat, semakin panas suhu yang kurasakan. Tapi, semakin kuat juga perasaan yang tak terbendung di dadaku ini.

Aku tak peduli telah menabrak orang-orang. Satu-satunya fokusku adalah kobaran api itu.

Mungkin didasari oleh perasaan, sepertinya aku melihat siluet seseorang di dalamnya. Jantungku berdetak semakin kencang dan gerakanku juga semakin cepat seiring nafasku yang memburu.

Siluet itu semakin jelas.

Itu bukan perasaanku saja!

Benar-benar ada seseorang di dalamnya!

Aku semakin mempercepat langkah, hingga sebuah tangan yang memegang bahu menghentikanku.

Tanpa berbalik, suara Fang memasuki telinga. "Halilintar, apa yang kamu lakukan?!"

Aku tidak menggubrisnya, pandanganku masih menuju pada siluet itu, tidak ingin kehilangan keberadaannya sedetikpun.

"Halilintar!" Fang mengguncang bahuku dengan kuat.

Karena tindakannya, aku merasa terganggu dan hendak memarahinya. Tetapi sudut mataku melihat siluet yang sebelumnya terdiam itu kini bergerak.

"Boboiboy Halilintar!" Seruan Fang terdengar tidak sabar.

Seakan nama itu adalah pemicu, siluet itu benar-benar bergerak. Tampaknya berjalan mendekat; mencoba keluar dari kobaran api.

Fang mematung, sepertinya menyadari sesuatu yang salah di dalam api. Suara dering dari alat pendeteksi di saku Fang berbunyi nyaring, menambah suasana tegang.

Nafasku kian melambat dan jantungku berdetak dengan pelan mengikuti tiap langkah kaki siluet itu.

Aku merasa gugup dan juga cemas, memikirkan siapa yang berada di sana.

Apakah itu benar-benar Boboiboy Blaze?

Ketika langkah pertama muncul dari api, nafasku berhenti. Mataku melihat celana hitam dengan motif merah dan oranye yang membentuk pola api di sisinya. Diikuti dengan langkah kedua, kemudian seluruh tubuh menampakkan diri dari kobaran api.

Sangat menarik karena tubuh itu tidak ditemukan sedikitpun luka bakar, padahal sangat jelas orang yang baru saja keluar dari api itu diharapkan tidak selamat. Bahkan jika masih bernafas, diperkirakan kulitnya cacat dan sangat tidak enak dipandang.

Tapi, orang ini benar-benar memiliki tubuh utuh tanpa kecacatan!

Dan yang paling mengejutkan bagiku, orang ini adalah target dari misi yang diberikan untuk pemburu vampir!

Singkat kata, dia orang yang mirip dengan Boboiboy Blaze!

Samar-samar, kulihat mulutnya bergerak. Posisiku paling dekat dengan kobaran api, jadi aku juga bisa mendengar apa yang dikatakan orang itu.

"Brengsek!"

... Eh?

"Dasar brengsek! Cecunguk sialan! Bangsat kau! Cepatlah mati di kandang kuda!"

... Aku tidak tahu harus berkomentar apa.

•••

Arbi's Note :

Anak-anak, janganlah sekali-kali mengucapkan kata-kata kasar :)

《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang