Aku berdiri dan menuju lemari yang memiliki cermin di pintunya. Terpampang sosok pria tinggi, rambut hitam yang tebal, dan mata cokelat karamel.
Tidak perlu terkejut. Toh, sebelumnya aku pernah mendapat identitas sebagai pria tua berusia lima puluh tahun.
Ah, itu kenangan yang tidak menyenangkan.
Melihat ke sekeliling ruangan, ini seharusnya adalah kamar tidur. Aku membuka pintu kamar dan melihat seseorang berdiri di depan dengan tangan terangkat; sepertinya hendak mengetuk pintu.
Orang itu tidak jauh berbeda denganku. Dia memiliki rambut ungu dan sebuah kacamata nila terpasang di wajahnya. Aku melirik kisah, mengetahui nama orang ini adalah Fang, teman sekamar Boboiboy Halilintar saat kuliah. Siapa sangka keduanya akan bertemu sebagai sesama pemburu vampir?
"Oh, bagus kamu bangun. Kita mendapat misi dari Kapten."
Misi?
Tunggu dulu, di waktu mana aku berada sekarang?
Aku ingin berbalik untuk bertanya pada Ochobot, namun tanganku ditarik oleh Fang ke luar rumah.
Hei! Aku bahkan belum berganti pakaian!
--Escape--
Gedung besar itu berdiri dengan gagahnya di antara pepohonan hutan. Warna cat dindingnya yang hijau membuatnya terlihat menyatu dengan alam, sehingga tidak membuat kesan menarik perhatian. Ini juga bisa digunakan sebagai kamuflase dari pandangan musuh.
Di gerbang yang terbuat dari bahan anti-peluru, empat penjaga berdiri dengan wajah seram, tampak memberikan kesan berbahaya dan tak kenal takut.
Ketika Fang dan aku hendak melintas, dua orang penjaga berdiri menghalangi jalan. Fang menunjukkan kartu identitasnya, begitu juga aku―atau lebih tepatnya, kartu identitas sebagai Boboiboy Halilintar.
Setelah melihat kedua kartu identitas, mereka berdiri tegak dan memberi hormat militer. Aku hanya mengikuti Fang masuk ke dalam, menuju ruangan di mana 'Kapten' berada.
Di lantai tertinggi, terdapat pintu mahoni besar yang dijaga oleh dua orang lainnya. Melihat kedatangan kami, mereka memberi hormat dan membukakan pintu. Di dalam ruangan, terlihat meja panjang dengan banyak kursi di sisinya. Sebuah kursi besar terletak di ujung meja, duduk di sana adalah pria berambut ungu dengan topeng putih di wajahnya.
Menurut kisah, orang inilah yang dipanggil Kapten, pemimpin dari cabang organisasi pemburu vampir di Pulau Rintis. Dia tidak pernah memberitahu namanya ataupun memperlihatkan wajahnya.
Selain Kapten, ruangan itu benar-benar kosong. Aku mengingat kisahnya dan memilih kursi di mana Boboiboy Halilintar biasanya duduk. Fang berada di samping Kapten, memberikan sebuah map cokelat yang tersegel.
Kapten membuka map dan membaca dokumen di dalamnya, kemudian bertanya, "Ini hasil dari tim penyelidik?"
"Ya, Kapten!" Fang menjawab dengan tegas.
"Maka kalian berdua yang akan menyelesaikan bagian akhir." Kapten menekan sebuah tombol di atas meja. Layar di belakangnya menyala, menampilkan berbagai informasi tentang misi. "Target memiliki kode Firefox, mampu mengendalikan api. Jadi, kalian sebaiknya berhati-hati menghadapinya. Dia seringkali terlihat di dekat pemakaman umum, entah apa tujuannya."
Seiring penjelasan Kapten, beberapa tampilan gambar muncul di layar.
Aku sedikit mengernyit mendengarkan misi ini. Tampaknya kejadian ini tidak tertulis di dalam kisah?
Melihat semua data yang ada di layar membuatku semakin merasa aneh. Tetapi, semua ini hancur berantakan ketika aku melihat foto dari target yang ditampilkan di layar.
Rambut hitam dengan mata oranye yang sehangat matahari serta topi antara paduan jingga dan hitam terpakai di kepalanya dengan sedikit terangkat memperlihatkan helai rambut putih.
Walau perubahannya cukup besar dari seorang anak kecil menjadi pria dewasa, namun tidak menghilangkan kemiripan di antara keduanya.
Itu ... Boboiboy Blaze?!
•••
Arbi's Note :
Hayoloh, kok bisa gitu?😌
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)
Fanfic--Boboiboy Fanfiction-- 【Ini adalah versi SEBELUM REVISI; plot cerita tidak sempurna dan banyak typo. Versi Revisi telah dipublikasikan dengan Cover dan Deskripsi baru.】 ••• [Daily Clover Marathon 2021] Lyrics Series: I wish I could Escape (Bad Liar...