ID 3: Boboiboy Blaze (Tunarungu)

240 45 24
                                    

Entah berapa lama aku terjebak dalam kegelapan. Ketika aku berkedip di detik berikutnya, pandanganku yang gelap telah berubah menjadi sebuah ruangan kumuh yang pengap. Kutatap sekeliling, menemukan ruangan ini cukup luas untuk diisi sebanyak enam kasur berukuran kecil; khusus anak-anak. Aku sendiri sedang duduk di tepi kasur dengan mainan robot di tangan kiri dam sepotong lengan robot di tangan kanan―sepertinya hendak memasang lengan robot yang terlepas.

Tanganku bergerak untuk memasangnya ke lubang dan berhasil dalam sekali percobaan. Setelah memeriksa robot mainan itu, kuletakkan di nakas samping tempat tidur dan berdiri dari kasur.

Mataku melebar ketika menyadari jarak pandanganku menjadi pendek. Kulihat sekitar dan menemukan cermin kecil di atas nakas lain. Ketika permukaannya kuarahkan pada wajah, aku sontak terpana.

Wajah ini begitu lucu, dengan pipi chubby dan mata yang cerah berwarna oranye. Ketika cermin kuarahkan pada tubuh ... Oh, walau aku telah menebaknya, tetapi menerima dan menebak adalah dua hal berbeda.

Aku menjadi anak kecil!

Apa kamu percaya itu?!

Ini adalah anak kecil, berusia sekitar enam tahun!

Aku menghela nafas panjang. Juga, ini kali pertama aku mendapat identitas sebagai anak kecil.

Ngomong-ngomong, siapa identitas yang aku gunakan?

"Ochobot?"

Eh? Sebentar, sepertinya aku kehilangan sesuatu ... .

"Ocho―Ah? Apa?"

Aku tertegun. Dengan segera aku memukul dinding, meja, bahkan menginjak lantai dengan sangat keras.

... Tidak ada.

... Tidak ada suara.

... Aku tidak mendengar apapun.

.

.

.

Dalam kegelapan, sebuah cahaya yang muncul secara tiba-tiba sangatlah menarik perhatian mata. Cahaya itu seakan memiliki kesadarannya sendiri, bergerak ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah, bahkan memutar.

Tampaknya sangat panik.

Tidak berlangsung lama, sebuah pintu muncul dari kehampaan. Tanpa membuka pintu, cahaya kuning itu langsung masuk dengan menembusnya. Setelah memasuki sebuah ruangan, sosoknya berubah menjadi manusia, dengan rambut pirang cerah dan mata biru. Dia berkedip beberapa saat sebelum fokus menatap seorang pria yang duduk di kursi besar yang terletak di balik meja yang sangat panjang.

"Yang Tertinggi! Ada kesalahan dalam transmisi―"

"Aku tahu," potong pria itu. Dia memiliki beberapa helai rambut putih yang sangat kontras dengan sebagian besar rambut hitamnya. Tubuhnya mengenakan zirah merah yang tampak usang, seakan telah mengalami berbagai pertempuran yang tak terhitung banyaknya.

Manik cokelatnya menatap anak laki-laki pirang itu. "Ini kesalahan 'orang itu', bukan kesalahanmu. Keputusanmu sudah tepat untuk mengirimnya ke tempat lain."

"Tapi ... " Anak laki-laki itu masih khawatir, sangat berbeda dengan tampilannya saat melenyapkan bayangan hitam sebelumnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Tapi, kesalahan ini juga berakibat fatal pada tubuh yang menampungnya."

"Tidak apa." Pria itu memejamkan mata, menyembunyikan emosi di balik kelopak matanya. "Cukup ubah kisahnya."

"Jika melakukan hal itu, Anda akan―"

"Lakukan saja, Ochobot!"

Anak laki-laki itu terdiam lama, kemudian mengangguk enggan. "Baik, seperti yang Anda perintahkan."

Sosoknya berbalik, kembali menembus pintu.

•••

Arbi's Note :

Muahahaha!

Selamat yang menebak dengan salah, RakaTrafagar!

Pic : Fuyuchino (Pinterest)

《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang