Blaze (9)

165 42 0
                                    

Bruuk!

"Ugh!"

Aku meringis kesakitan. Kepalaku berdenyut-denyut, rasanya seperti ingin meledak! Tubuhku meringkuk di lantai sambil memegang kepala, berharap tindakan ini bisa mengurangi rasa sakitnya.

Sayup-sayup, aku mendengar suara samar di sekitar.

"Blaze ... baik ... kamu ... ."

" ... panggil ... apa ... jangan ... sakit!"

Pandanganku menjadi buram, tidak jelas siapa yang berbicara. Duniaku seakan kacau seperti suara radio yang rusak.

Denyut di kepalaku semakin menjadi.

Jantungku berdetak sangat kencang, aku bisa merasakannya sendiri.

Nafasku terputus-putus, seakan kekurangan oksigen.

Entah mengapa ... kondisi ini mengingatkanku akan detik-detik setiap kematian di berbagai dunia.

Ah? Apakah aku akan mati ... lagi?

Tidak bisakah aku bebas?

" ... boy!"

Aku benar-benar lelah menjalani semua ini.

" ... boiboy!"

Mengapa hanya aku yang mengalaminya?

Apa salahku?

" ... Boboiboy!!"

Siapa?

Siapa itu?

Dalam pandangan yang buram, kulihat siluet anak laki-laki berambut pirang. Matanya sebiru lautan dengan pesona unik. Kekhawatiran terukir di wajahnya.

Entah mengapa, hanya dia satu-satunya yang memiliki sosok jelas di mataku.

Di sisi lain, aku juga merasakan keakraban.

Tapi, siapa?

Apakah aku mengenalnya?

"Boboiboy! Bertahanlah! Tetaplah sadar!"

Boboiboy?

... Siapa itu?

... Apakah itu aku?

... Itu namaku?

Tiba-tiba, sekilas bayangan ingatan melintas di benakku.

Ada sebuah ruang gelap, di dalamnya aku terkurung tanpa melihat cahaya. Kemudian, pintu yang selalu terkunci itu terbuka ... dan 'cahaya' muncul di sana.

Anak laki-laki itu masuk dan mengulurkan tangannya padaku sambil bertanya, "Siapa namamu?"

... Apa yang aku lakukan saat itu?

Aku menggapai tangannya, seakan penuh harapan untuk bisa keluar dari dunia gelap ini.

Kemudian menjawab, "Aku tidak punya nama."

Ya, aku tidak memiliki nama.

Jadi, anak itu membuatkan nama untukku.

"Kalau begitu, aku akan memberimu nama $&¥€¢ ... ."

Apa yang dia katakan saat itu?

Aku tidak bisa mengingatnya.

Tapi aku tahu, hal itu sangatlah berharga bagiku.

Jadi, tidak mungkin aku akan melupakannya begitu saja.

Mengapa aku tak bisa mengingatnya?

Siapa anak itu?

Siapa diriku?

"Kamu bukanlah siapa-siapa."

Sebuah suara terdengar. Tanpa sadar aku menoleh ke belakang, melihat seseorang berdiri di sana, menatapku dengan tenang.

Yang mengejutkan adalah ... orang itu memiliki rupa yang mirip denganku.

Namun, tubuhnya memiliki beberapa bagian yang retak seperti cermin.

Orang yang serupa denganku berkata dengan suara serak, "Satu hal yang perlu kamu tahu adalah hatimu."

Hatiku?

"Kamu hanya perlu mengikuti apa kata hatimu."

.

.

.

"Boboiboy!"

Aku tersentak kaget, menatap pada sosok yang berteriak membangunkanku. Itu adalah seorang anak laki-laki berambut pirang dengan mata biru, menatapku dengan khawatir.

"Akhirnya kamu bangun!" Anak itu tersenyum senang melihatku, kemudian memelukku dengan erat.

Aku tidak membalas kalimat ataupun pelukannya, hanya mendorongnya untuk memberi jarak dan menatapnya tajam.

"Ochobot," ucapku penuh keyakinan.

Dan kulihat anak laki-laki itu terkejut.

Aku tidak tahu mengapa hatiku merasa yakin bahwa anak ini adalah Ochobot, tapi aku merasa senang dengan perasaan ini.

... Aneh, apakah aku melupakan sesuatu?

Sepertinya aku bermimpi tadi, tapi tidak mengingatnya. Yah, tidak mengingat mimpi adalah hal yang wajar terjadi, ini bukanlah masalah besar.

Mataku memandang sekeliling, menyadari bahwa lingkungan ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya.

"Apa aku pindah ke dunia lain lagi?"


End
Identity: Boboiboy Blaze

•••

Arbi's Note :

Yeay! Kita lanjut ke Arc keempat!

Tebak siapa identitas selanjutnya!

《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang