3

16 14 4
                                    

"Alhamdulillah, akhirnya sampai tujuan tepat waktu." Leganya mengelus dada sambil menetralkan detak jantungnya yang jedug-jedug.

Petra membawa kakinya untuk melangkah ke apartemen yang sudah diberi tempe letak alamatnya itu. Segera saja ia mencari apartemen yang bernomer enam puluh.

"Duh, mana, sih?! Banyak bet nomernya," keluhnya sambil menatap sekeliling gedung bagus nan besar itu.

"Nah, ini ketemu." Tarik nafas... buang. Petra melakukannya sebanyak tiga kali untuk menetralkan DJ dijantung nya.

Dengan segala keberaniannya kemudian ia mengetuk pintu apartemen tersebut sebanyak tiga kali. Tak lupa mengucap kan salam. Biar sopan ye kan :).

Tok tok tok

"Assalamualaikum." Tak ada jawaban ia pun mengulanginya satu kali lagi dan pemiliknya pun keluar lanjut menjawab salam dari Petra.

"Apakah kamu yang bernama Petra Issabella?" tanya pria paruh baya tersebut. Petra yang sedikit kaget pun menjawab dengan sedikit gagap.

"Eh, i-iya itu saya sendiri."

"Silahkan masuk." Petra masuk sambil terkagum-kagum karena isi apartemen yang menurutnya warbiazah menakjubkan. Berbeda jauh dengan isi pemandangan rumahnya.

wahh bagus banget ya, kapan gue punya rumah sebagus ini, batinnya.

"Silahkan duduk." Petra pun duduk. Lagi-lagi membatin, Ya Allah ini kursi empuk banget nggak kayak kursi dirumah gue keras bet kek batu. Kapan gue bisa punya Ya Allah?

"Biarkan saya buat minuman terlebih dahulu," perkataan pria paruh baya itu diabaikan oleh Petra karena ia masih mengamati isi apartemen ini tak henti-hentinya.

Pria paruh baya tersebut agak mereasa aneh mengenai tingkah-laku Petra namun lebih ia hiraukan.

Dih, si om mah kagak tau...

Pria paruh baya itu langsung menyuguhkan kepada si tamu. Petra hanya tersenyum kikuk, bingung harus menjawab apa.

"Oke, saya akan mulai mewawancarai kamu terlebih dahulu," katanya dengan nada yg lebih serius.

Beda lagi sama kata di hati Petra. Buset, nih om-om apa anak sepantaran sama gue? masih keliatan muda banget, jangan-jangan bener yang di bahas Isel kalo di dunia ini sugar Dady itu emang bener adanya. Gue kira cuma ada di wattpad, kagumnya.

"Petra, apakah kamu mendengarkan saya?"Petra yang tak mendengarkan dengan jelas langsung kalang kabut sendiri. Mulutnya hanya bisa mangap-ngap kek ikan cupang kelelep.

"I-iya saya dengar." Dalam hati ia berkata, duh, dia ngomong apa ya? Bodo lah, yang penting dah keterima.

"Jadi kamu unggul dalam mapel apa saja?" tanyanya penuh introgasi.

"Alhamdulillah saya unggul dalam semua mata pelajaran," jawabnya tanpa ragu. Lantas si om tersenyum. Nggak tau maksudnya senyum dalam arti apa:) plis! Ini senyumnya tydack baik untuk hati Petra.

Ya Allah senyumnya manis banget pasti anaknya juga manis, batin Petra tak karuan.

"Umur kamu berapa?"

"Umur saya 15 tahun masih kelas 11 dan sekolah di SMA Negeri Bangsa." jawabnya lagi. Padahal yang ditanya cuma umur kenapa jadi kumplit bet? Hadeh dasar Petra.

"Wow, umumnya umur 15 tahun itu masih kelas 10, lho. Saya yakin kamu adalah murid yang pintar. Satu angkatan sama anak saya juga ternyata."

lah mksudnya seangkatan? Jangan-jangan... batinnya mulai tak enak.

"Apakah kamu pernah menjadi yang paling pintar diseluruh angkatan mu?"

"Haha, iya pak," jawab Petra malu-malu.

"Saya nggak salah milih kamu... kamu saya terima untuk menjadi guru les anak saya." Setelah mendengar jawaban dari si om, kebahagiaan Petra langsung melonjak tembus 100%.

"Saya percayakan semuanya kepada kamu, Petra. Tolong rubah anak saya menjadi anak yang pandai dan jika bisa rubah juga sikap mereka. Jujur saja kamu ini gadis yang cantik dan manis lho," ucap pria tersebut dengan senyum menggoda jiwa dan raga.

Jangan bilang dia juga pedo:v

"Pasti anak saya bakal nurutin semua yang kamu suruh." Petra hanya tersenyum kikuk antara malu dipuji dan senang karena telah diterima. "Oh iya, jusnya diminum dulu nanti keburu dingin." Petra mengangguk

"Kalo boleh tau yang saya les umur dan kelas berapa pak ?"

"Lah, tadi kan saya sudah bilang di awal ke kamu kalau bakal nge-les 5 anak laki-laki dan sepantaran kamu. Eh, nggak taunya juga malah satu sekolahan. Mungkin kamu belum tau ya? Soalnya mereka baru pindahan dua hari yang lalu," Jelasnya

Uhukkk!!

"Yang bener, pak?!" terkejut Petra.

"Iya."

"Lah, saya kira anak TK atau anak SD hehe," meringis Petra kelihatan gigi kuningnya.

"Kalok kelakuannya iya masih kayak bocah TK," canda pria itu.

Keduanya lantas tertawa, entahlah padahal kagak ada lucu-lucu nya.

"Sekarang kamu akan saya kenal kan kepada anak-anak saya. Mari ikut saya." Lalu keduanya keluar dari apartemen, menuju mobil.

"Siapa sangka?"

TBC

Mulai nih ceritanya 😏

Terimakasih banyak ya udah baca😍🌹

QUINTUPLETS (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang