7

11 12 3
                                    

"Duduk dulu, neng,", titah Kenny begitu lembut. "Mau minum apa? Nanti Abang bikinin," tawar Kenny dengan senyuman yang amat manis kek gula Jawa. Sangking manisnya bukannya diabetes malah pen muntah.

Bahkan Petra pun bergedik ngeri. "Te-terserah Lo aja."

"Nggak ada minuman terserah bidadari cantik kuh," ucapnya basa-basi sambil mencolek-colek Petra. Lo pikir sambel, di colek-colek, ha?!

Siapapun itu, tolong selamatkan Petra. Ia merasa tubuhnya bergetar ketakutan. Huft, ternyata selama ini ia salah tanggap. Petra mengira Kenny itu orangnya humor. Eh nggak taunya kek b-j-i-r banget.

"A-anu aja udah, air putih aja," balas Petra tergagap gempita.

"Siap sayangku." Kenny sontak bergegas meluncur ke dapur untuk mengambilkan Petra minuman sesuai pesanannya agar kerongkongannya tak kering nanti.

"Sumpah gue ilfil!" ucapnya setelah Kenny tak ada.

Selang beberapa menit datang sudah minumannya. Tapi yang di bawa bukan lah air putih tetapi entah apalah Petra tak tau yang penting airnya itu warna oren. Emang nggak bener nih orang.

"Silahkan diminum honey." Sambil meletakkannya tepat di depan Petra begitu hati-hati.

"Emm, btw ini bukan air putih." Protes Petra dengan halus.

"Eh, iya kah?" Berlagak pura-pura tolol pula:). "Udah diminum aja, masa tamu minumnya air putih nggak estetik banget, dong. Apa lagi tamunya cantik kayak kamu. Awww."

Lantas Petra membatin, Kalo kayak gitu kenapa harus nawar-nawarin? Nggak habis thinking sumpah.

"Makasih." Masih dengan kesabaran full, Petra tetap berusaha mencoba untuk menghargai Kenny.

"Sama-sama cantikku. Ayo diminum nanti keburu dingin."

Ini dah dingin Astagfirullah. Pen mukul tapi... Dah lah. Sungguh malang nasibmu nak.

"Ini nggak kecut, kan?" tanya Petra was-was. Pasalnya Petra tak menyukai rasa kecut. Ya jadi tanyain dulu yekan, buat jaga-jaga. Didukung warna cairan itu lumayan pekat.

"Woiya jelas tidak, karena didalam minuman itu sudah pengeran tabur kan dengan sejuta gula dan cinta. Tak lupa cara pembuatannya yang didasari dari lubuk hati yang begitu tulus." Sial! Jika begini terus bisa mual si Petra karena kebanyakan mendengar mulut Kenny yang lamis.

Dan Petra hanya tersenyum sebagai jawaban nya.

Sebelum minum ia tak lupa ber do'a terlebih dahulu supaya ketika akang setan ikut minum biar setannya keselek. Petra nggak suka bagi-bagi soalnya.

Masih dengan perasaan was-was Petra mulai mengangkat gelasnya. Satu tegukan gagal meluncur di kerongkongannya. Lalu dengan santainya Petra gumoh. Yap, Petra muntah-muntah.

"Kecut benget!!!" Petra langsung menyemburkan minuman itu. Kenny yang melihatnya langsung gelagapan sendiri.

Dan lebih sialnya lagi semburan tersebut ternyata mengenai baju Karma yang tiba-tiba muncul disamping Petra.

"Contoh-contoh anak anjing!" Nah, kan langsung ngumpat lagi.

"Bener-bener anjing lo! Baju gue jadi najis, anjing! Lantainya jadi kena ludah babi, sialan!" Perkataan Karma damage nya memang sudah plus ultra. Sekali ngomong, binatang yang nggak tau duduk permasalahan ikut kena juga. Walkhususan binatang anjing dan babi.

Mereka bilek :

Babi : "Apa salah gue, njing!"
Anjing : "Sialan lo, babi!

"Lo kalo ngomong sama cewek yang alus dikit kenapa, sih?! Cuma kayak gini aja sampe nyebut sikil papat." Sikil papat itu kaki empat, ya. Tapi konteksnya disini bukan sapi, kerbau, atau hewan lainnya.

"Demen bener Lo bela-belain wanita kek tai gitu." Cuma tai kok nggak lebih....

"Brisik banget, sih! Ribut mulu!" Muncullah sosok yang dinanti-nantikan Petra. Armin yang baru saja menampakkan batang hidungnya itu kini ikut nimbrung dengan mereka.

"Kenny, Lo buat minuman ini nggak di tambahin air sama gula mesti?" ucapnya setelah melirik ke gelas yang terletak tak jauh dari Petra mendaratkan bokongnya. Mungkin itu adalah sirup rasa jeruk.

Dan tebaknya tepat sasaran sedangkan Kenny hanya membalasnya dengan tatapan polos minta di jotos.

"Dasar kembaran goblok!" Kenny yang mendengarnya pun langsung membalasnya meski lirih. Dongkol dia dikatain goblok.

"Goblok ngomong goblok. Stres!"

"Dan Lo, Karma. Cuma kayak gitu aja marah-marah, kayak anak kecil, Lo. Tinggal diomongin pelan-pelan nggak usah pakek kata-kata yang berunsur binatang. Coba kalo mamah tau, pasti Lo dah di marahin abis-abisan." Diiringi tawa renyah kek kerupuk baru digoreng.

Karena karma tak terima diceramahi, lantas ia meludah di depan Armin. "Bacot!"

Petra yang dari tadi hanya menyimak perdebatan mereka dengan wajah plonga-plongo nya merasa bahwa arah pembicaraan mereka kini mulai serius. Petra langsung menyela perbincangan mereka.

"Ttss, udah-udah saudara itu nggak baik kalo bertengkar," tuturnya dengan lembut. "Iya ini salah gue, nanti gue bersihin kok, jadi Lo nggak usah khawatir, oke," ucapnya sambil memandang wajah Karma dengan senyum manisnya.

sial! Kenapa harus senyum, batin Karma.

Mampus kan lu, marah-marah mulu di kasih senyuman mbak Petra langsung meleleh.

"Sekalian, nih, bersihin baju gue!" Langsung saja Karma melepas baju itu dan tampak lah roti sobeknya.

Sontak saja, Petra langsung menjerit tertahan, memalingkan wajahnya agar terhindar dari zina mata. Padahal dikit-dikit nge-lirik.

Lirik dikit nggak ngaruh:v

"Guoblok Lo, ada cewe disini nggak usah pamer aurot. Gitu mah gue juga punya," kata Kenny ngegas. "Pergi Lo!"

"Heh, cewek jahanam, cuci nih baju gue sampe bersih. Awas aja kalo nggak!" Gertaknya lalu pergi begitu saja. Lenyap dari kelokan anak tangga.

"Udah pergi si dianya," kata Armin. "Tra, ikut gue aja, yuk. Biar itunya di urus sama Kenny."

"O-oke, gue ambil bajunya aja." Lalu Armin langsung menarik lengan Petra, entah lah ingin di bawa kemana yang penting nggak di bawa ke KUA.

Selang beberapa detik setelah mereka pergi, ruang tamu itu mendadak sunyi hanya ada Kenny yang berada di ruangan tersebut.

"Gue di tinggal? Ini gimana? Gue yang harus bersihin? Harus dilap atau dipel gitu? Gue nggak bisa anjeng!" Kebangetan bener cuma bersihin kek gitu aja nggak bisa. Dasar anaknya Grisha.

TBC

Nggak tau lagi yang jelas mau ngomong apa
Makasih banget udah mau baca😚

QUINTUPLETS (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang