5

18 13 8
                                    

"Petra duduk saja dulu, oke. Biar bapak panggilkan penghuninya." Petra mengikuti instruksi Grisha. Duduk dulu, ye, kan sambil nunggu.

"Kembar Lima, keluarlah! Ada gadis cantik disini," seru Grisha dari anak tangga di iringi tepukan tangan beberapa kali untuk mendapatkan atensi dari mereka.

Yap, terdengar derit pintu di atas sana. Satu penghuni berhasil keluar dari habitatnya dengan smirk andalannya.

Oke guis, walaupun kembar tapi masing-masing dari mereka jelas mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Nah, ini yang keluar adalah the king of play boy. Semua wanita yang lewat tak pernah absen dari mata jelalatan-nya.

"Inalilahi papah, sadar diri pah, udah tua berani-beraninya bawa cewe ke rumah. Ketahuan mamah auto di gibeng, awokawok." Nggak ada sopan santunnya sumpah!

"Sopan kah seperti itu Kenny? cepat panggil semua saudara-saudara mu!"

"Siap 45."

Disisi lain pria bernama Kenny ini mulai menggedor-gedor pintu sebuah ruangan yang kerap menjadi tempat mereka berlima berkumpul.

"Woy! Bangun-bangun, rebahan mulu Lo pada, dan itu yang di pojok kek orang suram, sini lo!" sumpah si Kenny kagak ada sopan santun nya. Mungkin dulu kecilnya bapak Grisha juga kayak gitu.

"Apa sih? Ngganggu orang tidur aja lo, pergi sono!" usir Marco kang tidur.

"Di bawah ada papah," ucapnya dengan kepala nyempil di samping pintu, "mana bawa pulang cewek lagi. Parah sih, gue juga belum liat ceweknya kek gimana. Ayo turun liat bareng-bareng," ajakan Kenny rupanya berhasil, mereka langsung bangun dan turun menghampiri Grisha dibawah sana.

"Astaghfirullahhal'azim ayah, siapa itu? Mamah baru?" tanya Armin begitu polosnya. Petra yang mendengar langsung mendelik, ingin mengumpat tapi tertahan.

"Mulut kalian ini, ya! Makanya sini dulu, ah!" pirintahnya sambil berkacak pinggang.

Sedangkan dua makhluk lainya yaitu
Karma kang judes. Tatapan tak ramah membuat orang enggan untuk berdekatan dengan dirinya. Di dukung bagian asli yang garang makin orang takut dah buat deket-deket si Karma. "Kayak pernah liat tuh cewe. Tapi dimana, ya?"

Dan satunya lagi Erwin si coolboy dan jago masak— fixs langsung jadi incaran kaum hawa. Tapi sifatnya yang begitu menjunjung tinggi harkat dan martabat kebersihan sering timbul konflik diantara mereka berlima yang notabennya kethoh (jorok) dan ceroboh. Lihat debu sedikit dilantai aja langsung ngambil pel sama sabun terus gosok sampai transparan.

"Apa dia serangga baru di rumah ini?" guman nya, menghela nafas panjang. Mulutnya kek sendal swalo, njir! Sekali geplak pedesnya nauzubillah

Perasaan Petra saat ini. nggak sanggup gue Sya, denger cara bicaranya aja udah bikin gue semrawut, pen nangis gue Sya pen pulang hiks hiks srot!!

"Ayo sperma kembar berbaris lah seperti waktu kalian balapan didalam perut ibumu." Makin yakin semua sifat yang ada pada kelima bocah ini asalnya dari bapak Grisha. Nyeleneh bener. Tapi mereka tetap menuruti perkataannya.

"Dah baris nih, sesuai absen. Terus suruh ngapain? Berasa kek ikut pasukan bersenjata wkwk," geli Kenny sambil menjajarkan dirinya dengan kembarannya.

"Petra, sini kamu nak." Petra pun menuruti perkataan Grisha tetap dengan pandangan menunduk.

"Jangan nunduk, nanti cantiknya ilang." Nggak inget umur nih orang tua gue kick dari nih cerita mampus dah.

"Njir, papah kagak inget umur, nggak ada akhlak kan, Kar?" ucap Kenny memandang Karma berharap ia juga setuju dengan ucapannya.

"Diem dulu, gue lagi penasaran dia siapa." Dan saat Petra mulai mengangkat wajahnya pandangan yang pertama ia jumpai adalah wajah Karma.

"Lah? elo?" terkejud Karma. Sedangkan Petra masih bingung. "Pah, maksudnya apa nih, pah? Pake acara bawa pulang cewek segala?!" sewot Karma.

"Kamu ini ya, kalo ngomong nadanya yang rendah dikit sama orang tua. Jangan ngegas mulu!" Marah Grisha. Karma mendengus sebal.

"Memangnya kamu sudah pernah ketemu Dia, Kar?" tanya Grisha sedikit curiga.

"Udah pah, dia ceweknya nyebelin, songong, sombong bang-" ucapan itu langsung disela oleh Petra.

"Mohon maaf kita sebelumnya belum pernah bertemu, loh ya!" sangkal Petra. Karna apa ya- Karena ia takut nanti dirinya malah langsung kagak di terima lagi.

"Yang bener yang mana, nih?"

"Saya pak."
"Aku pah."

Balas mereka bersamaan.

"Udah lah pah, lanjutin aja ngomongnya. Ngeladenin si Karma sampai kiamat nggak bakal kelar," saran Armin.

"Benar juga kata kamu." Setuju Grisha. "Karma udah dulu nggak usah debat, kamu ini malu-maluin aja di depan tamu seperti itu," nasehatnya sedangkan Karma hanya mendegus jengkel.

"Jadi gini, gadis cantik ini namanya Petra Issabella yang bakal jadi guru les kalian berlima biar jadi anak yang pandai. Dia juga seangkatan sama kalian, lho, jadi papah pikir itu akan memudahkan kalian buat belajar," ucapnya.

"Dih, pake acara les segala. Kita ini dah pinter, lah," balas Karma angkuh.

"Pinter dari mananya, hah?! Umur 20 masih kelas 11. Udah kamu diem aja turutin semua perkataan papah!" katanya tak terbantah. "Sekarang kalian kenalan dulu ya, biar saling kenal."

"Ayo, mulai dari Erwin."

"Salam kenal, Pet-"

"Dah tau, gue Erwin dan nggak usah salaman bisa kan? jijik gue." Sungguh Petra di buat jengkel dengan pria yang satu ini. Ingin marah tapi ia tahan dan hanya membalas dengan senyuman.

"Tolong maklumi ya, Petra meski kembar mereka memiliki kepribadian yang sangat berbeda,"kata Grisha tak enak, tertawa receh.

"Iya nggak pa-pa kok, pak"

"Hai Petra, salam kenal aku Armin, semoga kita bisa berteman." Petra lantas tersenyum ternyata dari kelima anak itu masih ada yang bersikap ramah.

"Salam kenal juga."

Alhamdullilah ada yang waras batinnya.

"Skip." Petra juga enggan jika harus kenalan dengan Karma setelah mengetahui bahwa dialah cowok yang menghinanya sewaktu di kantin.

"Salken Marco." Singkat padat dan jelas, Petra tersenyum sebagai balasannya.

Dan ini yang terakhir. "Hai Petra neng cantik, kenalin nama aku Kenny Wijaya anaknya bapak Grisha yang paling tampan sedunia," ucapnya dengan tatapan genit. Petra hanya bergedik geli.

"Oke, sesi perkenalannya cukup sampai sini dulu. Mulai nge-les nya besok, ya."

"Baik pak," jawabnya sedikit lesu.

Setelah sesi perkenalan yang cukup membagongkan itu. Akhirnya Petra unjuk diri untuk pulang dengan diantarkan kembali oleh Grisha sampai apartemennya.

TBC
-
-
-
-
K

ira-kira bakal gimana nih sama kalanjutan nya. Apakah Petra bakal tetep bertahan atau bahkan menyerah karena kelakuan mereka?


Ya jelas bertahan, lah, kan butuh cuan:v

Oke Minna, terakasi🥰
Sampai jumpa di chap selanjutnya 🤩

Warning!!
_
_
_
_
_
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini yaww😂

QUINTUPLETS (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang