《02》 Tiga Sahabat Kecil

105 43 14
                                    

Selamat Membaca

****

"Gimana di BIP?" tanya Cakra.

"Belum pasti Cak. Tapi mereka emang punya rencana buat balas insiden waktu itu," jawab Gara yang langsung mengerti dengan pertanyaan Cakra. Yang bertanya hanya diam sambil menganggukkan kepala memahami.

"Oh iya, lo ngapain barusan di ruangan kepsek?" tanya Gara yang tadi melihat Cakra keluar dari sana.

"Disuruh ganti rugi sama calon pacar gue, tadi pagi gue mecahin kaca laboratorium Tata Boga." Gara berdecih sudah terlanjur hafal dengan kelakuan Cakra yang selalu saja membuat keributan setiap hari.

"Calon pacar?" beo Gara. "Masih ditolak lo sama Vyo?" Gara tertawa renyah terselip nada ejekan di sana.

"Biasalah, cuman butuh usaha lebih keras lagi aja." Cakra menaik turunkan alisnya. Sedangkan Gara menatap Cakra malas.

"Kayaknya gue tahu deh kenapa Vyo selalu nolak lo," ucap Gara. Cakra menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

"Karena selera dia bukan cowok biang onar kayak lo," jelas Gara.

"Mending lo berubah jadi siswa baik-baik biar diterima sama bu ketos, inget tipe dia bukan murid bandel. Udah jelas kalau itu nggak mungkin lo," jelas Gara.

"Gue nggak pernah ditolak sama cewek kecuali ketos galak satu ini," ujar Cakra.

"Pantang mundur sebelum diterima, walaupun sudah ditolak untuk kesekian kalinya," slogan yang tiba-tiba keluar dari mulut Cakra.

"Serah lo Markicak," balas Gara pasrah dengan menyebut nama ejekan Cakra.

"Sialan lo!"

***

Jam istirahat telah berlangsung, para murid-murid SMK Albab bertebaran di seluruh penjuru sekolah. Tidak sedikit yang memilih tetap diam di kelas, pergi ke perpustakaan ataupun beranjak ke kantin untuk mengisi perut keroncongannya sebelum kembali belajar. Meskipun ramai namun suasana kantin tetap tenang, hanya ada suara dentingan alat-alat makan yang mereka gunakan.

Sampai tak lama kemudian terdengarlah suara keributan dari salah satu meja yang diisi oleh empat orang pemuda. Keadaan kantin mulai riuh dan tidak tenang lagi seperti sebelumnya. Gara berlari dengan sekuat tenaga di sepanjang koridor, dan berhenti tepat di depan pintu yang bertuliskan 'Kelas XII Desain Grafis-2' kemudian langsung masuk ke dalam sana dan menghampiri seseorang yang tengah tenang membaca buku di kursinya. Pemuda tersebut yang menyadari keberadaan Gara langsung mengalihkan pandanganya dari buku.

"Gara?" Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya melihat Gara. Pasalnya sudah dua minggu dia tak pernah melihat keberadaan Gara di sekolah.

"Kenapa?" tanya pemuda itu dingin yang melihat Gara datang dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Itu Cakra," ucap Gara menggantung. Yang bertanya hanya menautkan alisnya bingung. Ada apa dengan Cakra? Gara menarik nafas dalam-dalam dan menatap mata dingin seseorang yang ada di hadapannya.

"Cakra ribut di kantin."

Setelah mendengar apa yang di katakan oleh Gara pemuda itu langsung bangkit dari duduk dan meninggalkan buku yang tengah dibacanya. Gara pun langsung mengikutinya dari belakang dan pergi menuju ke arah kantin. Terdengar ramai suara seruan murid-murid yang tengah berkerumun di kantin menyaksikan kedua pemuda yang tengah adu pukul di sana, ralat bukan kedua namun hanya satu karena yang diserang hanya diam tanpa melawan dan keadaannya pun sudah sangat mengenaskan.

Ada beberapa anggota OSIS juga di sana yang tengah bingung bagaimana cara menghentikan keributan ini. Sampai seorang pemuda itu datang dengan di ikuti Gara di belakang dan langsung menerobos ke dalam kerumunan, lalu menghampiri kedua anak adam yang tengah menjadi pusat perhatian di sana.

CAKRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang