19. Tante Lampir Pt2

1K 59 10
                                    

" Namanya Regina Maharani"

Sampai sekarang ucapan Alano masih saja terngiang ngiang di telinga Rere. Padahal sudah satu hari berlalu sejak kejadian kemarin sore. Tapi entah kenapa, Rere seolah masih bisa mendengar bagaimana lantang dan tegas nya suara Alano kemarin saat menyebut nama lengkapnya.

Dan Rere sudah seperti orang gila saja sejak kejadian itu. Setiap mengingat nya, Rere akan tersenyum sendiri kemudian akan berbicara sendiri setelahnya dia akan terdiam dan bertanya tanya, apakah kejadian kemarin nyata atau tidaj? Apakah memang benar Alano menyebut namanya kemarin? Apa kejadian kemarin benar-benar terjadi?

Oh rasanya Rere tak bisa membedakan yang mana mimpi dan mana yang bukan.

Tapi jika itu memang bukan mimpi, maka Rere akan sangat sangat sangat senang sekali. Memikirkan jika dia adalah gadis yang selalu membuat Alano tersenyum, membuat Rere sedikit merasa bangga dengan dirinya sendiri. Padahal menurutnya, tak ada hal spesial darinya sampai-sampai bisa membuat Alano tersenyum.

Tak percaya juga sebenarnya mendengar Alano berkata sweet seperti tokoh tokoh di wattpad atau drama yang pernah dia baca atau tonton. Pasalnya sejak dulu Alano tak pernah sekalipun mengatakan hal hal berbau romantis padanya, jika pun pernah maka itu hanya ada di hayalan Rere saja.

Daripada ungkapan gombal ala ala cowok gombal, Alano lebih banyak melontarkan ejekan untuk Rere. Entah itu mengejek tinggi badannya yang sudah berhenti tumbuh, atau mengejek pipinya yang menurut Alano macam bakso beranak.Tapi itu dulu, karena sekarang Alano sudah jarang seperti itu lagi. Hanya sesekali mungkin.

Meski merasa geli dengan ucapan alay Alano yang menggombalinya, tak membuat rasa senang Rere berkurang. Buktinya sekarang wajahnya kembali memanas macam sedang direbus. Maklum saja, kemarin kan pertama kalinya Alano berkata romantis padanya jadi Rere terlalu senang saat ini.

Ah ya, jika kalian penasaran apa saja yang Alano katakan kemarin sore, maaf saja Rere tak akan mau menceritakan nya. Biarlah kejadian kemarin sore menjadi kenangan untuknya dan Alano saja ya.

***

" Astaga! Regina, lo gak salah kostum apa? Atau baju lo mendadak abis di lemari?" teriak Nita dengan hebohnya yang dibalas dengan tatapan datar oleh Rere.

" Hmm" Rere bergumam malas.

" Yaampun Re, kenapa lo gak bilang aja sama gue? Lo kan bisa minjem baju gue, atau kalo perlu kita beli baju baru biar lo gak pake baju gini" dengan hebohnya Nita menggoncang dan memutar badan Rere ke kiri ke kanan, ke depan ke belakang. Sampai pusing rasanya kepala Rere.

" Yaampun Nit, lo ngapa heboh gitu hah? Yang pake baju Rere, yang punya baju juga dia, kenapa lo yang heboh?"

" Lagian apa salahnya sama baju Rere? Menurut gue fine fine aja tuh" lanjut Febi.

" Ish Febi Febianti ku, sebagai anak seorang desainer lo gak punya jiwa fashion kayak emak lo ya. Liat nih penampilan bocil kita, sejak kapan dia punya baju kek begini? Ini udah old banget tau. Iih asal kalian tau ya, baju ini kayak baju emak gue, ini baju udah ketinggalan jaman"

" Astaga Nita Novita. Lo kok rempong banget sih? Udah deh gue cape tau gak, denger kalian ngomel ngomel sama baju yang gue pake. Terserah gue dong mau pake apa aja, kan gue yang pake. Kalian bikin kesel aja deh" sentak Rere kesal lalu berlalu meninggalkan keduanya.

Bagaimana tidak kesal. Sebelum Nita, Alano sudah terlebih dahulu membuat Rere kesal tadi.

2 jam sebelumnya.

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang