3. Alano Posesif?

3.2K 181 3
                                    

" Iya beneran. Terus nih ya, pas aku nengok ke jendela, masa aku liat ada orang pake baju putih di pohon mangga? Mana keliatan kayak gelantungan lagi kan serem." Rere berbicara dengan penuh semangat.

" Terus gimana? Kamu takut?"

Alano bertanya untuk merespon curhatan Rere. Seperti biasa, Rere akan bercerita ini itu pada Alano jika mereka hanya berdua saja. Seperti saat ini. Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Rere, setelah sebelumnya makan malam terlebih dahulu.

Hampir 20 menit lebih mereka di perjalanan, dan selama itu pula Rere terus berceloteh menceritakan apa yang terjadi tadi malam. Alano hanya mendengarkan sambil sesekali merespon Rere. Dia tak merasa risih atau tak nyaman dengan celotehan Rere. Malah sebaliknya. Dia merasa senang, sangat senang karena itu tandanya Rere merasa nyaman ada didekatn nya.

" Ya aku takut lah. Tapi untungnya aku bisa tidur. Terus pas aku bangun, aku langsung liat tuh ke pohon. Aku pikir aku beneran liat hantu semalem, eh gak taunya cuman mangga yang di karungin"

Alano tertawa pelan mendengar suara Rere yang terdengar kecewa. Jika tak sedang menyetir ingin rasanya Alano mencibut pipi gembil Rere. Gemas rasanya. Tapi ia tahan, terlalu bahaya. Apalagi dia sedang membawa sang gadis.

" Terus kalo kamu emang liat hantu, mau kamu apain? Kan kamu takut?" tanya Alano. Saat ini mobil hitam nya sudah memasuki jalan perumahan Rere. Itu artinya, kebersamaan mereka tinggal sebentar lagi. Hah... rasa-rasanya waktu berlalu terlalu cepat, apalagi jika dihabiskan dengan Rere.

" Ya mau aku samperin. Terus aku mau tanya, enak gak sih jadi hantu yang ditakutin manusia?"

Meledaklah tawa Alano yang sedari tadi ia tahan. Bagaimana bisa Rere dengan wajah polosnya berkata seperti itu? Ada-ada saja pikirnya.

Rere memandang Alano heran, kenapa laki-laki di sampingnya ini tertawa, padahal tak ada yang lucu sama sekali. Apakah dia sudah gila? Tanya Rere dalam hati.

" Kakak kenapa ketawa? Apa yang lucu?" pada akhirnya Rere bertanya. Masih berusaha menahan tawanya, walaupun tak bisa. Alano hanya menjawab dengan gelengan pelan.

" Udah kamu masuk sana udah malem"

Rere memasang wajah bingung. Kenapa Alano menyuruh nya masuk? Memang nya dia harus masuk kemana?

" Kita udah sampe rumah Gina"

Alano mengerti dengan ekspresi yang Rere tampilkan. Jadi dia menjelaskan nya. Rere langsung melihat ke arah luar, dan benar saja mereka sudah sampai di pekarangan rumah sederhana milik orang tuanya. Rere terkejut, sejak kapan mereka sampai? Dia bahkan tak tau jika mobil ini sudah berhenti. Melihat Rere yang masih melamun. Alano turun dari mobil untuk membuka pintu untuk Rere.

Menyadari itu, Rere segera turun sambil menenteng tote bag nya.

" Masuk rumah, mandi terus istirahat ya? Jangan pake air dingin air anget aja. Awas."

Rere hanya memasang wajah malas. Sudah biasa dia mendengar Alano berkata seperti itu. Tapi dia masih belum terbiasa, entah kenapa Rere merasa Alano seperti ayahnya yang mengingatkan nya saat masih kecil dulu.

Tapi tak apa. Rere senang kok, karena dengan begitu dia merasa diperhatikan oleh Alano.

" Hmm... Iya aku tau. Kakak juga langsung pulang ya, terus istirahat"

Alano langsung mencubit kedua pipi gembil Rere pelan. Hal yang sedari tadi ingin dia lakukan,dan baru terlaksana sekarang.

" Iya, kakak pulang sekarang. Sini peluk dulu"

Alano merentangkan kedu tangannya untuk memeluk Rere. Sebenarnya Rere malu tapi dia menyembunyikan nya dengan memasang raut wajah datar. Alano tau itu. Tapi tetap saja Rere tak bisa menyembunyikan rona merah di wajah nya.

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang