11. Daddy Bunny

1.1K 70 0
                                    

Makan siang yang Rere impikan di rumah Dirgantara, adalah makan siang yang penuh dengan kehangatan dan canda tawa. Seperti biasanya. Namun kali ini, itu semua tak terjadi. Semua hanyalah ekspetasi semata, dan semua juga tau bukan, jika ekspetasi kadang tak selalu sesuai dengan realita yang ada.

Makan siang yang harusnya diisi dengan percakapan random dan tawa menggelegar ayah Gema, tak terdengar sejak tadi. Hanya ada keheningan panjang yang membuat Rere merasa kurang nyaman sedari tadi. Bahkan dia tak berselera untuk makan, padahal tadi dia sudah sangat lapar. Dan penyebab utamanya adalah Alano. Dialah pelaku utama yang membuat ekspetasi Rere tentang makan siang kali ini, hancur dan membuat Rere kembali ke realita yang sedang terjadi.

Sejak tadi Alano tak mengeluarkan suara apapun. Bahkan ketika bunda Raya bertanya, dia hanya menjawab dengan deheman singkatnya. Hadeh balik ke mode pelit lagi ini mah. Itu adalah julukan Rere untuk Alano, dan pelit di sini bukan pelit harta ya, tapi pelit bicara.

Rere tak tau apa yang membuat 'mode pelit' Alano kembali aktif kali ini. Setau nya 'mode pelit', hanya akan aktif jika mood Alano sedang tak baik. Alias bad mood. Pokoknya Alano itu sudah macam robot lah, yang ada mode on dan off nya gitu. Dan Alano yang seperti ini selalu sukses membuat Rere kelimpungan sendiri. Bahkan sampai selesai makan pun, Alano tetap setia dengan diamnya dan wajah datar sedatar triplek itu.

Saat ini mereka sedang duduk di halaman belakang rumah, sambil memakan buah-buahan. Rere yang duduk bersebelahan dengan Alano memilih menundukan kepalanya dalam dalam merasa takut ketika melihat ekspresi wajah Alano yang terlihat garang. Padahal Alano sudah biasa seperti ini, tapi kenapa dia masih merasa takut ya.

Berbeda dengan Rere dan Alano. Pasangan Gema dan Raya malah asik dengan dunia mereka sendiri. Raya yang menyuapi Gema dan Gema yang berbaring dengan paha Raya sebagai alasnya, dengan kedua tangan yang sibuk menyentuh wajah dan lengan sang istri. Mereka bertingkah seperti remaja yang kasmaran saja, seolah lupa dengan usia yang hampir setengah abad itu. Pokoknya tingkah mereka itu seolah terbalik dengan pasangan Rere Alano.

Rere hanya bisa menatap mereka dengan keirian yang sudah berada di tingkat teratas. Dirinya juga ingin seperti Raya yang dirayu oleh Gema sampai pipi nya memerah itu. Tapi jangankan dirayu, diajak ngobrol saja Alano hanya diam sambil fokus memainkan ipad nya.

" Emm.. Kakak lagi ngapain?" Rere mengintip ipad Alano yang menampilkan grafik berwarna warni yang turun naik. Haah melihatnya saja Rere sudah pusing sendiri.

" Kerja" syukurlah Alano sudah bisa menjawab nya, meski sangat singkat tapi masih mending lah daripada Rere di cuekin kan.

" Kan sekarang sabtu, masa masih kerja?" baiklah jika Alano tak mau membuka topik pembicaraan, maka Rere yang akan membuka nya.

" Hmm" lah kok malah dehem dehem gitu? Rere menggeram kesal.

" Kakak kenapa?"
" Gak papa"
" Tapi kok diem aja?"
" Gak papa"
" Gak papa apanya?"
" Gak papa"

Arrrrggghh

Sumpah ya, Alano itu kayaknya anak cewek deh bukan anak cowok. Biasanya kan yang bilang gak papa tiap ditanya itu kan cewek ya, lah ini kenapa malah cowoknya? Ingin rasanya Rere mencakar wajah datar laki-laki di samping nya ini. Tapi sayangnya, wajah itu terlalu tampan untuk dicakar. Jadi Rere mengurungkan niatnya itu. Sabar Re sabar. Orang sabar disayang bias. Tapi kesel banget ini.

" Udah mending kamu sama ayah aja sini, jadi istri kedua ayah mau gak?Daripada sama orang sok cuek kayak gitu hiih"

" Ayah! Apa apaan sih?" Gema mendesis merasa sakit di perut kotak kotaknya, cubitan Raya yang lebih mirip sengatan lebah itu tetap tak mampu membuat Gema diam saja.

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang