24. Nasib Alano

1.3K 61 0
                                    

Rere masih menangis meratapi kondisi memprihatinkan Alano. Rere pikir hanya wajah Alano saja yang babak belur, tapi ternyata badannya juga bahkan mungkin lebih parah.

Wajah Alano yang tadinya putih bersih itu, terdapat beberapa memar yang warnanya sudah ungu kebiru biruan. Mulai dari rahang, dagu, pipi dan juga kening. Apalagi bagian pinggir mata kanan, warnanya bahkan lebih parah dari bagian yang lain. Mata Alano yang tadinya bulat dan besar, menjadi sipit karena bengkak. Sudut bibirnya juga tak kalah mengenaskan. Rere yakin jika bibir Alano sobek, karena masih menyisakan darah di sana

Tubuhnya juga tak bisa dikatakan baik. Punggung dan perut nya ada beberapa memar juga, meski warna nya tak terlalu kentara. Tapi Rere ngeri sendiri melihatnya.

" Ini-ini pasti karena ayah sama kak Lani kan?" tanya Rere.

Alano mengangguk membenarkan setelah sebelumnya menghela nafas terlebih dahulu. Meski tak di jawab pun, Alano yakin Rere tetap akan tau siapa pelaku yang membuat wajah tampan dan tubuh bersih nya jadi seperti ini.

" Huuuaaaa, ini semua gara-gara aku. Coba aja aku gak bodoh, kamu pasti gak akan kayak gini"

Rere menutup wajahnya dengan kedua tangan. Merasa malu sekaligus tak tega melihat Alano yang harus seperti ini karena dirinya. Dia pasti kesakitan.

" Hey ini bukan salah kamu. Jangan nyalahin diri sendiri gini ah" Alano mencoba menarik tangan Rere yang menutupi wajah, tapi tak berhasil karena Rere kekeh tak mau melepas nya.

Tapi tentu saja Rere akan kalah tenaga dengan Alano yang seorang cowok sejati.

" Coba aja aku gak minta nikah nya di tunda, kamu pasti gak akan kayak gini hikss. Coba aja kalo kamu jujur sama keluarga kita kalo bukan kamu yang belum siap buat nikah tapi aku. Kamu pasti gak akan kayak gini. Kenapa kamu harus boong sih? Kenapa gak jujur aja?"

Rere menatap Alano masih dengan air mata yang berurai.

" Ssh udah ya jangan nangis lagi dong. Kok sayang nya aku jadi cengeng gini sih? Sayang nya aku itu gak cengeng loh"

Di sela tangis nya Rere sempat tertawa pelan mendengar panggilan Alano yang baru ia dengar sekarang. Dengan perlahan Rere mencoba meredakan tangis nya dan menghela nafas berkali kali, untuk melegakan dada nya yang sesak sedari tadi.

" Aku gak mau nikahnya di tunda lagi. Aku mau tetap sama rencana awal. Satu bulan lagi kita nikah" ujar Rere.

Alano tak merasa terkejut sama sekali, malah dia senang mendengar nya, karena inilah yang dia tunggu tunggu dari kemarin. Dia bahkan harus rela membiarkan ayah dan kakak nya sendiri mengeroyok nya sampai seperti ini, agar Rere merasa bersalah dan menarik kembali kata kata nya.

Katakanlah Alano orang yang licik karena memanfaatkan rasa bersalah Rere untuk keinginanya sendiri. Katakanlah Alano orang yang egois karena memaksakan kehendak nya sendiri, tanpa memikirkan perasaan Rere. Alano tak peduli karena memang inilah sifat aslinya, sifat yang mungkin belum Rere ketahui, dan Alano pun tak berniat memperlihatkan sifat nya ini.

Jadi sekarang ia harus berpura-pura terlebih dahulu, jangan terlalu memperlihatkan jika dia sangat senang karena rencana nya berhasil.

" Gak perlu Gina, seperti yang kamu mau kita tunda 2 tahun aja dulu. Kamu benar aku terlalu cepat mengambil keputusan, kita juga masih harus memantaskan diri untuk menjalani kehidupan rumah tangga. Lagipula, kamu kan belum siap jadi.... "

" Aku siap! Aku siap nikah sama kamu! Aku siap nikah setelah kamu wisuda! Jadi jangan di tunda lagi, aku gak mau" Rere dengan cepat menyanggah Alano dengan tegas, dan langsung memeluk leher nya dengan seerat mungkin.

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang