4. Pasar Malam

2.7K 132 0
                                    

Setelah menunaikan solat maghrib dan membaca al-quran, Rere langsung bersiap-siap di depan meja rias. Tapi bukan untuk memoles wajahnya hanya sekedar merapikan sedikit penampilannya. Rere memang tak terlalu suka menggunakan make up, jadi hanya pelembab dan liptint yang menghias wajah nya saat ini. Tanpa bedak, eye shadow ataupun yang lainnya. Sangat natural.

Rere memang tak terlalu suka mengenakan make up, dia pun tak punya peralatan lengkap nya. Di meja nya hanya ada beberapa alat kecantikan, itu pun bisa dihitung dengan jari. Hanya di saat tertentu saja dia ber make up. Walaupun begitu tetap saja dia terlihat cantik dengan cara nya sendiri.

Tadi siang Alano mengajaknya pergi ke pasar malam, yang tentu saja langsung di setujui oleh Rere.  Setiap ada pasar malam Rere selalu menyempatkan diri untuk pergi ke sana, walau hanya sekali itu sudah cukup untuknya. Meski sudah pergi berkali-kali, dia tak pernah merasa bosan, karena di sana sangatlah menyenangkan.

Banyak pedagang makanan, tempat bermain dan jangan lupakan lampu warna-warni yang menghias setiap penjuru pasar malam. Ah, membayangkan nya saja membuat Rere semakin tak sabar.

Tapi ngomong-ngomong, kenapa Alano belum datang juga ya? Padahal tadi katanya sudah dekat. Apakah dia baik-baik saja? Tiba-tiba Rere merasa khawatir.

Tapi rasa khawatir nya tak bertahan lama, ketika mendengar suara deru mobil di luar sana.

" Itu pasti kak Lano" Rere bergumam

Dengan cepat Rere keluar dari kamarnya menuju ruang tamu. Di sana Rere melihat Alano yang sedang berbicara dengan orang tuanya.

***


" Saya mau ajak Rere ke pasar malam yah. Apakah diizinkan?"

Alano memang memasang wajah datar. Tapi sebenarnya di balik wajahnya itu, dia menyembunyikan kegugupan dan rasa cemas yang mendera nya. Yah, tak bisa dipungkiri, dia masih merasa gugup dan segan ketika berhadapan dengan calon mertua nya ini. Emm...Bolehkah Alano berkata seperti itu? Toh tak lama lagi dia akan menjadi suami Rere kan? Yah, Alano berharap seperti itu.

" Tentu saja nak Al, tapi jangan terlalu malam ya tolong jaga adek juga"

Di rumah Rere memang di panggil adek oleh orang tua dan saudara nya. Alano juga ingin memanggil Rere dengan sebutan adek. Tapi nanti saja, saat mereka sudah menikah. Hihihi.

" Iya siap ayah"

Rasa tegang nya sedikit mereda ketika mendapat izin dari ayah mertua nya. Ayah mertua? Entah kenapa rasanya Alano tak bisa menahan senyumnya, ketika membayangkan memanggil ayah Rere dengan sebutan ayah mertua di masa depan.

Maka di sinilah mereka saat ini. Pasar malam alun-alun kota. Suasana nya sangat ramai apalagi sekarang malam minggu, jadi banyak pasangan muda-mudi yang terlihat. Sudah biasa jika di alun-alun kota selalu ada pasar malam. Biasanya pasar malam akan ada di bulan Agustus, dan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu.

Di pasar malam ini, ada banyak stand makanan yang berjejer rapi. Mulai dari makanan tradisional, kue bahkan ada juga makanan dari beberapa negara lain. Ada juga stand yang menyediakan pernak - pernik seperti gelang, jam tangan dan lainnya. Tak ketinggalan juga, banyak permainan yang bisa dinaiki oleh anak-anak hingga dewasa. Mulai dari ombak banyu, komedi putar, bianglala, rumah hantu dan lainnya. Semua yang ada di pasar malam ini bisa dinikmati semua orang dengan harga yang terjangkau.

Kembali ke Alano dan Rere. Saat ini mereka sedang jalan-jalan setelah tadi menunaikan solat berjamaah di mesjid. Mereka berkeliling pasar malam dengan Alano yang memegang tangan Rere sejak mereka menginjakan kaki di sini. Dengan alasan tak mau Rere hilang di kerumunan katanya. Huh.. Bisa saja modus nya si bapa Alano ini. Rere hanya memutar mata jengah mendengar alasan Alano. Memangnya dia ini anak kecil apa, sampai bisa hilang di pasar malam?

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang