23. KDHP!

873 49 0
                                    

" Regina?"

Runtuh sudah pertahanan yang di bangun Rere sedari tadi. Dengan tergugu dirinya menangis sekeras kerasnya, sambil menubruk tubuh yang berdiri di depannya dengan erat.

" Astagfirullah Regina kamu kenapa sayang, kenapa nangis?"

" Bunda ada apa? Kenapa Rere nangis kek gitu?" dengan langkah cepat Alani menghampiri keduanya sambil memasang raut khawatir.

" Bunda juga gak tau kak, tiba-tiba Rere nangis pas bunda bukain pintu" meski kebingungan, bunda Raya tetap memeluk Rere dan menggiring nya untuk masuk ke dalam di bantu oleh Alani.

Setelah mereka duduk, Rere masih tak mau melepaskan pelukan nya. Bunda pun mengerti dan hanya menepuk punggung nya untuk menenangkan.

" Kamu udah tau kalo Lano menunda pernikahan kalian ya?" tanya bunda dengan suara lembut.

" Rere pasti udah tau bunda, makanya dia ke sini. Dasar Lano berengsek! Harusnya dia gak sok soan mau nikahin anak orang kalo jadi nya kayak gini. Dasar gak punya otak!" Rere menangis makin keras mendengar Alani kakak perempuan Alano satu satunya itu memaki dan mengatai Alano. Alano gak gitu, Alano gak berengsek.

" Hus, jangan gitu Lani. Dia itu adik kamu" bunda tak suka jika anak anaknya saling mengatai, apalagi dengan kata kata kasar seperti itu.

" Biarin. Dia tuh emang berengsek bunda. Bikin malu. Sok soan ngelamar Rere, tapi sendirinya belum siap buat nikah. Sekarang? Dia malah bikin Rere nangis kayak gini kan" bunda hanya bisa menggelengkan kepala, melihat Alani yang sedang mencak mencak di posisi nya.

" Maaf bunda maaf. Maafin Rere" meski kecil suara Rere masih terdengar di telinga keduanya.

Saat ini hanya kata maaf yang bisa Rere ucapkan karena kesalahan yang dia lakukan, hingga membuat kedua keluarga ini salah paham.

" Kok malah kamu yang minta maaf? Kamu gak salah Re. Yang salah tuh Alano. Bisa bisanya dia bikin kamu kayak gini. Dia yang harus minta maaf sama kamu, kalo perlu dia harus sujud di kaki kamu karena ketololan dia" Alani menunjuk nunjuk angin dengan kesal.

Rere menggelengkan kepala berkali kali tak setuju dengan perkataan Alani. Memang dirinya yang salah, dirinya lah yang harus meminta maaf pada Alano.

" Rere yang salah kak, Rere. Alano gak salah apa apa, dia... " ucapan Rere di potong oleh Alani.

"  Udah Re jangan ngebelain dia segitunya, dia emang salah. Dia... "

"  Alani sudah!" kali ini bunda yang memotong perkataan Alani. Alani pun hanya bisa menurut kemudian menghela nafas kasar.

" Sayang, bunda minta maaf ya sama kamu. Alano memang menunda pernikahan kalian 2 tahun kedepan, kamu pasti kaget kan? Anak bunda memang salah karena terkesan mempermainkan kamu dan keluarga, jadi bunda minta maaf yang sebesar besarnya"

Rere terhenyak mengetahui jika Alano menunda nya sampai 2 tahun, bukan 1 tahun. Tapi 2 tahun!!

" Bukan bunda bukan. Ini bukan salah Alano. Ini salah Rere, Rere yang salah bunda."

Rere melepaskan pelukan bunda dan langsung berlutut sambil terus meminta maaf. Tak mau bunda dan Alani makin bingung dan menyalahkan Alano. Rere langsung menjelaskan segalanya dari awal sampai akhir.

***

Tangis Rere kembali berderai setelah dia menyelesaikan penjelasan yang sebenarnya. Tak berani mengangkat kepala karena takut menerima tatapan kekecewaan dan kemarahan dari keduanya, Rere memilih untuk tetap merebahkan kepalanya di pangkuan bunda.

" Maafin Rere bunda maaf. Ini bukan salah Alano. Rere yang salah bunda, jadi jangan salahin Alano lagi" dengan sesegukan Rere tak berhenti meminta maaf, berharap dengan permintaan maaf nya bunda dan Alani mau memaafkan kesalahan nya.

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang