12. Kecup Jari

1.1K 70 3
                                    

Tapi matanya terlalu nakal sepertinya karena tak puas hanya menatap mata saja. Matanya turun menatap hidung kecil yang kurang menonjol itu, dan berakhir di bibir merah tipis milik Rere. Entah mendapat bisikan dari mana yang jelas Alano sudah mendekatkan wajahnya ke arah Rere. Rere sendiri tak bisa melakukan apapun. Dirinya hanya bisa diam sambil bertanya tanya apa yang akan dilakukan oleh Alano.

________

Jantung Rere berdetak sangat cepat, bahkan sampai terasa sakit rasanya. Sakit jantung kah? Ah jangan sampai kejadian. Dalam situasi seperti ini ingin rasanya dia menghilang atau punya kekuatan bisa menghentikan waktu seperti di film film fantasy. Tapi sayangnya ini dunia nyata. Jadi kekuatan seperti itu jelas tak ada di dunia ini bukan.

Tak ingin terlalu terlena dalam situasi tak mengenakan ini. Rere segera beranjak berdiri dan berdehem guna menghilangkan kegugupannya. Matanya mengedar ke seluruh penjuru kamar Alano, hal ini dia lakukan karena terlalu canggung dan malu sekaligus tak mau menatap ke arah Alano yang saat ini sedang menatap nya dengan raut bingung.

Merasa situasi saat ini terlalu hening, ditambah dengan Alano yang masih menatap bingung dirinya. Rere kembali berdehem untuk menyadarkan Alano dari kebingungan nya itu. Selain itu, malu lah dia ditatap terus oleh Alano. Pipi nya bahkan sudah terasa sangat panas saat ini saking malunya. Regina kok lo malah jadi malu malu keong gini sih.

Rere tak tau saja jika Alano juga tak jauh beda dengannya. Dia maluuuu. Sangat. Saking malunya, dia bahkan tak berani bertanya apa yang barusan terjadi. Memilih menatap wajah bersemu Rere yang terlihat sangat lucu itu. Sedangkan batinnya berkecambuk antara malu dan kesal pada Rere. Tapi kesal kenapa? Tak mungkin kan jika Alano kesal karena tak jadi ehem-ehem dengan Rere. Hohoho.

" Ini udah hampir sore, Rere mau pulang dulu ya? Tadi ayah gak ngebolehin pulang sore soalnya." Rere tak berani membalas tatapan Alano. Dirinya sibuk merapikan nakas Alano yang dilihat dari sudut manapun sudah sangat bersih dan rapi.

" Aku mandi dulu" Alano langsung beranjak ke kamar mandi meninggalkan Rere yang masih sibuk dengan kegiatan unfaedah nya.

Huuuh. Selamat selamat.

***

Saat ini Alano sedang dalam perjalanan mengantar kesayangan nya pulang. Alano memilih mengendarai motor ketimbang mobil, selain karena malas menyetir, juga untuk menghindari kemacetan yang biasanya mendera jalan raya tiap sorenya.

Tadinya Rere akan pulang jam 4 sore setelah Alano selesai mandi, tapi karena bujuk rayu ditambah bumbu drama ala-ala bunda Raya yang mengatasnakaman rindu pada anak gadisnya. Mengharuskan kepulangan Rere sedikit terlambat dari yang seharusnya. Tapi tak masalah Rere suka kok. Eh, Alano juga suka, karena dirinya bisa menghabiskan waktu lebih lama untuk menatap Rere dari dekat.

Ditambah sekarang mereka bisa menghabiskan waktu berdua di atas motor besar Alano. Dan sekali lagi Alano membenarkan pilihan menggunakan motor dibanding mobil sangatlah menguntungkan baginya, karena dirinya bisa mendapat free hug alias pelukan gratis dari penumpang kesayangannya ini.

Maklum motor Alano kan besar yang jok nya cuma ada dua itu loh, jadi Rere tak punya pilihan selain memeluk pinggang lakinya ini, karena jika tidak bisa-bisa dia terjengkang kebelakang kan Rere tak mau. Selain karena akan merasa sakit, rasa malunya pun pasti cukup membuat Rere tak mau menampakkan wajahnya ber hari-hari. Tapi tak apa, toh dirinya juga suka kok memeluk Alano. Hehehe.

" Ini macet nya kok lama kali ya" Rere bergumam pelan, tapi masih terdengar oleh Alano karena wajah Rere tepat berada di pundak kanan nya dekat dengan telinga.

Couple Now!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang