Liam dan Kira duduk di salah satu bangku panjang di bawah tangga yang sepi. Ini keinginan Kira padahal Liam merasa tidak nyaman berduaan di tempat sepi seperti ini takut memunculkan hal yang tidak-tidak.
Masih ada waktu 20 menit sebelum bel pelajaran berikutnya berbunyi. Kira duduk membuat jarak karna takut ada 'fans' Liam yang memergoki. Kalau sampai 'fans-fans' Liam tau bisa-bisa Kira jadi sasaran empuk untuk mereka hajar, mengingat betapa populernya Liam di sekolah ini.
Keduanya tampak canggung karna ini kali pertama mereka berduaan. Biasanya ditemani Melati atau Agatha. Menghela nafas berat, Liam menoleh memperhatikan Kira yang celingak-celinguk seperti penjahat yang akan melancarkan aksinya.
"Lo kenapa?" tanya Liam merasa aneh dengan tingkah Kira.
"Takut ada fans lo! Ntar gue kena teror kaya si Melati waktu itu! Gila aja kalau gue dapet teror begitu, gue cari pelakunya terus gue gampar mukanya sampai hancur!" cerocos Kira membuat Liam memutar bola matanya malas.
"Gue gak pernah pengen punya fans. Jangan memposisikan gue setinggi itu, Ra. Gue gak se-wow yang orang-orang lihat," tegur Liam membuat Kira terdiam sejenak dan memberanikan diri menatap cassanova sekolah itu.
"Lo gak perlu cemas, kalau ada apa-apa bilang ke gue. Selama di samping gue lo bakal aman," ujar Liam dengan wajah serius.
Pantas saja banyak wanita yang tergila-gila pada Liam. Lihat saja bagaimana sikap Liam terhadap perempuan. Kalau lemah iman bisa baper, pikir Kira.
"Ra," panggil Liam dengan tatapan tertuju pada mata Kira membuat gadis itu menahan nafasnya. Soalnya dilihat dari dekat Liam ganteng banget! Jantung Kira langsung berdebar kencang padahal gak ada rasa.
"A-apa?"
"Lo tau sekarang Melati di mana?" tanya Liam lembut. Tersirat rasa sedih dan rindu dari sorot matanya membuat Kira menggigit bibir dalamnya.
"Lo sahabat dekat dia, lo pasti tau di mana dia sekarang. Please, Ra. Gue mau ketemu Melati." Liam memegang tangan Kira membuat Kira segera menepisnya karna Liam mulai menggoyahkan imannya.
"Ra.."
"Gue gak tau!" balas Kira dengan cepat. "Gue gak tau Melati sekarang di mana. Di sini bukan cuma lo doang yang pengen ketemu sama dia. Gue juga, temen-temen yang lain juga pengen ketemu Melati."
"Gue gak tau sekarang dia ada di mana." Kira terpaksa berbohong demi melindungi privasi sahabatnya.
Liam menelan salivanya dengan tatapan kosong. "Gue udah berusaha keras buat nyari keberadaan dia tapi semuanya nihil. Sejak dia pergi hidup gue rasanya gak tenang. Gue mau minta maaf sama dia."
"M-minta maaf?" beo Kira.
"Melati nggak cerita sama lo?"
Kira menggelengkan kepalanya pelan.
"Lo sama Melati kenapa? Kalian ada something?""Lo mau tau?"
Kira mengangguk antusias. "Sini deketan gue gak mau ada orang lain yang tau," titah Liam.
Dengan ragu Kira menggeser tubuhnya, Liam mencondongkan wajahnya hendak membisikkan sesuatu. Kira yang parno hanya bisa memejamkan matanya.
"ANJING! SI KIRA SAMA SI LIAM MAU CIPOKAN!" teriak seseorang di atas sana membuat Kira dan Liam sontak saling menjauhkan diri dan mendongak.
"ANJAY GAK JADI!"
"LANJUT WOY LANJUT!"
Rupanya mereka adalah Jaya dan pasukan jametnya. Dan yang berteriak tadi adalah Jaya. Terlihat mereka cekikikan dengan wajah menyebalkan minta ditonjok.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESICK [TAMAT]
General FictionMonmaap nih gue mikir cerita ini pake otak sendiri, ngetiknya pake jari sendiri, kuota sendiri jadi awas aje lu kalau baca doang kaga vote dikata gue kaga stres bikin ni cerita:'( Arich Debara Jeffrey, S. Pd. Seorang guru muda berparas tampan yang t...