32.

3.5K 259 24
                                    

Jujur aja susah bgt bikin part ini 😭 ketik hapus ketik hapus pokoknya berat bgt part ini ishhhh. Gatau deh moga hasilnya ya ya not bad.

- -

Dering ponsel seseorang membangunkan Genta dari tidurnya. Laki-laki itu mengerjap cepat sembari mencari sumber suara yang membuatnya hampir jantungan. Setelah diselidiki rupanya suara itu berasal dari sebuah ponsel yang terselip di jok mobil di sebelahnya tepatnya bekas tempat duduk Mauren tadi.

Genta meregangkan urat lehernya yang terasa pegal karna posisi tidurnya yang konsisten menghadap ke kaca jendela. Ia mencondongkan tubuhnya mengambil ponsel dengan casing berwarna hitam tersebut. Wow! Iphone 12!

Layar ponsel menampilkan sebuah panggilan dari nomor tanpa nama. Kening Genta mengernyit, sepertinya ponsel itu milik Mauren. Genta langsung menaruhnya di atas jok tanpa berniat sedikitpun mengangkat sambungan telpon tersebut. Dia tidak mau ikut campur apapun yang berhubungan dengan kakak tirinya itu. Panggilan itu terputus dengan sendirinya menampilkan lockscreen yang berhasil menyita perhatian Genta. Mata elang Genta menerawang sosok laki-laki berlesung pipi yang dijadikan lockscreen oleh kakaknya.

"Lah, dia'kan suaminya Melati," tutur Genta bingung. "Ngapain si Mauren jadiin dia lockscreen? Mereka saling kenal? Apa jangan-jangan suaminya Melati poligami?"

"Daripada dipoligami mending sama gue aja lo, Mel. Bakal gue jadiin lo satu-satunya ratu di hati gue," lanjutnya namun dengan cepat dia menabok pipinya sendiri.

"Apaan sih lo, Genta?! Gila lo punya pikiran kaya gitu!" Genta meruntuki dirinya sendiri. Jujur saja akhir-akhir ini Melati dengan tidak sopan mampir di pikirannya.

Tiba-tiba nomor asing yang tadi kembali menelpon. Genta dibuat merana, haruskah ia jawab panggilan telpon itu? Sepertinya sangat penting karna lebih dari tiga kali panggilan. Persetan dengan izin Genta mengangkat sambungan telpon itu lalu menempelkan ponsel Mauren ke telinganya.

"Hallo?"

"Lah ini siapa?"

Suara laki-laki yang terdengar.

"Monmaap nih anda yang siapa?"

"Ini nomornya Maurena Tama, kan? Ngapa yang ngangkatnya cowo? Anda pacarnya apa begimana?"

"Saya hmm.. Sodaranya. Ya, sodaranya."

"Oh sodaranya. Btw, Maurennya kemana? Saya perlu bicara sama dia. Penting banget sumpah kaga boong gue."

Genta melirik ke pintu masuk rumah sakit. Sudah hampir dua jam tapi Mauren tak kunjung menampakan batang hidungnya. Sebenarnya apa yang sedang dilakukan wanita itu? Genta semakin dibuat pusing.

"Mauren lagi di rumah sakit. Gak tau deh tuh orang mau ngapain." Genta kembali melirik kaca jendela mobil melihat plang nama rumah sakit tersebut.

"Rumah sakit Indah Husada. Ke sini aja mas. Saya di parkiran depan. Mobil Jazz warna biru pokoknya yang paling mengkilat."

"Okey. Thanks infonya, bro. Kalau misalnya Mauren pergi ke suatu tempat tolong kasih tau gue ya. Save nomor gue di hape lo. Nama gue Pradig-----"

TUUUUUT

"Gak penting," dengus Genta seraya mematikan sambungan telpon itu secara sepihak.

Genta berinisiatif mencari Mauren ke dalam rumah sakit. Pria itu bergegas turun dari mobil memasuki rumah sakit. Setelah diwawancara oleh resepsionis dia pun diantarkan ke sebuah ruangan di bawah tanah. Genta heran, kenapa pegawai rumah sakit itu mengantarkannya ke ruangan yang sangat sepi. Genta bahkan tidak melihat tanda-tanda kehidupan saking sepinya tempat itu.

LOVESICK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang